Dalam video berdurasi 2 detik itu, aksi emak-emak itu disebutkan terjadi di Pasar Miru, Sekaran, Lamongan. Tampak seorang emak-emak memakai daster bermotif bunga warna biru dongker dan bersepatu merah muda mengendarai motor Honda Scoopy.
Belakangan diketahui emak-emak tersebut adalah Asmaul Husna (34). Emak-emak yang akrab disapa Mbak As itu merupakan warga Desa Miru, Kecamatan Sekaran.
Ternyata, tak hanya Asmaul Husna yang berada di balik video viral tersebut, tapi ada 3 emak-emak lain. Sehingga, total ada 4 orang yang dihadirkan di kantor polisi.
Ketiga emak-emak itu juga turut dimintai keterangan sejak semalam oleh polisi karena terlibat dalam aksi Asmaul. Mereka yakni TP (29) LW (25), dan R (33) yang kesemuanya adalah warga Desa Miru, Kecamatan Sekaran.
Mbak As mengungkapkan, aksi nekatnya menutupi pelat nomornya ini karena sebelumnya sudah pernah terkena tilang eletronik melalui kamera ETLE. Akibatnya, ia dikirimi surat tilang ke rumahnya.
Dia pernah ditilang pada tanggal 24 Juni. Saat itu, ia tengah mengendarai motornya ke Pasar Desa Miru tanpa memakai helm karena tergesa-gesa membeli susu untuk anaknya.
"Iya, saya kena tilang pada 24 Juni di depan Pasar Miru, itu pun saya tidak tahu kalau saya kena tilang," kata Mbak As.
Usai terekam melakukan pelanggaran, ia lantas didatangi tukang pos yang mengirimkan 'surat cinta' alias surat tilang. Mbak As juga mengakui jika foto yang dikirimkan dalam surat tilang itu adalah dirinya yang tidak memakai helm karena tergesa-gesa.
"Saya juga nggak tahu (kalau kena tilang), karena saya kira hanya yang ke arah Sekaran saja," tutur Mbak As.
Meski telah dikirimi surat tilang elektronik, Mbak As mengaku belum membayarnya hingga sekarang. Untuk itu, ia sengaja menutupi pelat nomor motornya dengan celana dalam agar tak terekam ETLE. "Belum dibayar sampai sekarang," tandas Mbak As.
"Ada 4 ibu-ibu yang kami mintai keterangan sejak semalam," kata Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana, Jumat (1/7/2022).
Menurut Miko, aksi keempat emak-emak yang membuat konten menutupi pelat nomor dengan celana dalam dan bra ini dapat dijerat UU ITE. Meski demikian, status keempatnya adalah saksi. Dalam pemeriksaan, keempat emak-emak tersebut mengakui perbuatannya.
"Mereka mengakui telah membuat video tersebut dengan motif untuk konten dan hiburan saja," terang Miko.
Usai gelar perkara, keempat emak-emak itu dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Lamongan. Selain memeriksa keempat emak-emak tersebut, polisi juga menampilkan sejumlah barang bukti yang digunakan untuk membuat konten.
Di antaranya helm, sepatu, daster, dan pakaian dalam CD dan bra milik Asmaul Husna yang sempat terekam kamera dan viral di media sosial.
Sosok emak-emak itu akhirnya meminta maaf di hadapan polisi. Simak detailnya di sini!
Ditegaskan Miko, karena keempat emak-emak ini mengakui kesalahan, maka pihaknya tidak memproses lanjut kasus ini. Tak hanya itu, keempatnya juga telah menyampaikan permohonan maaf dan penyesalannya atas kegaduhan yang mereka ciptakan melalui video berdurasi 2 detik tersebut.
Berikut permintaan maaf emak-emak yang akrab disapa Mbak As itu:
Nama Saya Asmaul Husna, umur 34 tahun alamat Desa Miru, Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan. Saya mengakui kesalahan saya yang meletakkan celana dalam dan BH di motor saya.
Dan saya meminta maaf kepada bapak Kapolres Lamongan beserta seluruh jajaran kepolisian Republik Indonesia dan warga masyarakat Lamongan sekitarnya.
Saya tidak akan mengulangi lagi perbuatan saya yang tidak pantas ini. Sekali lagi saya minta maaf yang sebesar-besarnya kepada bapak Kapolres Lamongan dan seluruh warga Lamongan dan sekitarnya.
Kini, Asmaul Husna dan tiga teman emak-emak yang viral karena menutupi pelat motor dengan CD diangkat jadi duta ETLE atau tilang elektronik. Sebab, ETLE merupakan salah satu inovasi Polri untuk menekan angka kecelakaan. Selain itu juga agar pengendara lebih tertib dan patuh terhadap aturan berkendara. Bukan untuk menakut-nakuti masyarakat.
"Ibu-ibu berempat ini kami angkat menjadi duta Polres Lamongan untuk menyampaikan kepada masyarakat terkait ETLE dan mengedukasi masyarakat. Diharapkan hal ini bisa jadi pembelajaran untuk kita semua, baik secara etika maupun moral," tandas Miko.
Sebelum diangkat jadi duta ETLE, Asmaul Husna juga sudah meminta maaf. Dia mengaku menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
(fat/fat)