Sederet Fakta Peran Menteri Khilafatul Muslimin yang Ditangkap di Mojokerto

Sederet Fakta Peran Menteri Khilafatul Muslimin yang Ditangkap di Mojokerto

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 14 Jun 2022 09:29 WIB
2 Tokoh Khilafatul Muslimin yang Baru Ditangkap Tiba di Polda Metro
Tokoh Khilafatul Muslimin yang ditangkap (Foto: Karin Nur Secha/detikcom)
Surabaya -

Polisi terus mengembangkan penyidikan soal organisasi Khilafatul Muslimin. Salah satunya menangkap AS (74), tokoh sentral Khilafatul Muslimin yang menjabat sebagai menteri. Diketahui, AS ditangkap di Mojokerto.

Totalnya, kini ada 6 tersangka yang telah ditangkap tim Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menegaskan, pihaknya akan menindak tegas semua organisasi masyarakat (ormas) yang melawan hukum.

"Terkait penyidikan Khilafatul Muslimin apa pun namanya, semua ormas yang melakukan pelanggaran hukum, Polda Metro Jaya konsisten untuk melakukan penegakan hukum," kata Fadil dikutip dari detikNews, Senin (13/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sejumlah fakta-fakta peran menteri Khilafatul Muslimin:

1. AS Tokoh Penting di Khilafatul Muslimin

Diketahui, tersangka AS merupakan tokoh sentral di organisasi Khilafatul Muslimin. Dalam struktur organisasi Khilafatul Muslimin, AS menjabat sebagai 'menteri pendidikan'.

"Ya benar, yang bersangkutan, AS ditangkap oleh Tim Ditreskrimum Polda Metro Jaya di Mojokerto, dini hari tadi. Peran AS, ditunjuk sebagai kepala departemen pendidikan (Menteri Pendidikan) Khilafahtul Muslimin," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan saat dihubungi detikcom, Senin (13/6).

ADVERTISEMENT

2. Ini Peran Menteri Khilafatul Muslimin

Polisi mengungkapkan, AS bertugas menetapkan kurikulum pada lembaga pendidikan yang terafiliasi dengan Khilafatul Muslimin. Tersangka AS, atas perintah Abdul Qadir Hasar Baraja, juga bertugas menerbitkan buletin yang berisikan paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila.

"AS atas perintah khalifah memiliki peran menetapkan bahan ajar atau kurikulum lembaga pendidikan yang terafiliasi dengan Khilafatul Muslimin," ujar Zulpan.

3. Ada Puluhan Sekolah yang Diduga Terafiliasi Khilafatul Muslimin

Zulpan mengatakan, dari hasil pendataan sejauh ini, ditemukan ada puluhan sekolah yang terafiliasi dengan ajaran Khilafatul Muslimin. Hal ini yang dilakukan AS sebagai menteri pendidikan.

"Kita juga mendapatkan data bahwa ada beberapa sekolah, hampir 30 sekolah yang sudah terafiliasi dengan ajaran khilafah. Yang mana ini dilakukan atau penanggung jawabnya dalam ormas Khilafatul Muslimin ini adalah tersangka AS yang kita tangkap dini hari tadi di Mojokerto," jelas Zulpan.

"(Daftar sekolah) nanti disampaikannya belum bisa sekarang. Tapi ini sebagai awalan, artinya dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan. Artinya, ini merupakan dasar penyidik juga melakukan penangkapan terhadap tersangka tersebut," papar Zulpan.

4. Kemenag hingga Kemendikbud Digandeng Polisi

Kendati demikian, polisi belum mengungkap daftar 30 sekolah yang terafiliasi dengan Khilafatul Muslimin. Namun, polisi akan berkoordinasi lebih lanjut dengan kementerian terkait atas temuan ini.

Selain itu, polisi juga akan mengecek 30 sekolah tersebut. Pengecekan dilakukan setelah pihaknya menerima data ke-30 sekolah.

"Iya tentu (akan berkoordinasi), dengan Kemenag, Kementerian Pendidikan (Kemendikbud) semuanya. Ya tentu nanti (dicek), setelah didapatkan datanya, penyidik akan langsung bekerja. Ya nanti kita jelaskan lah. Dalam minggu-minggu ini mungkin pak Kapolda yang akan langsung menjelaskan," ujar Zulpan.

5. Total Ada Enam Tokoh Khilafatul Muslimin Ditangkap

Saat ini, ada 6 tokoh ormas Khilafatul Muslimin yang telah ditangkap polisi. Penangkapan pertama terjadi Selasa (7/6) di kantor pusat Khilafatul Muslimin yang berlokasi di Bandar Lampung, Lampung. Saat itu polisi menangkap pimpinan tertinggi, Abdul Qadir Hasan Baraja.

Lalu setelah empat hari, polisi melakukan penangkapan kepada empat orang tokoh Khilafatul Muslimin lainnya. Penangkapan terjadi pada Sabtu (11/6) di Lampung, Medan, hingga Bekasi. Empat orang yang ditangkap berinisial AA, IN, F, dan SW. Mereka memiliki sejumlah peran yang berbeda.




(hil/dte)


Hide Ads