Terpidana bom Bali, Umar Patek alias Hisyam bin Alizein alias Abu Syekh bakal segera bebas tiga bulan lagi. Pria asal Pemalang itu diperkirakan bebas lebih awal karena mendapatkan berbagai remisi.
Kalapas Klas I Surabaya Jalu Yuswa Panjang mengatakan selama menjalani masa tahanan, Umar telah menerima 10 kali remisi sejak tahun 2015. Dengan total pemotongan masa tahanan sebanyak 1 tahun 11 bulan. .
"Terakhir dapat remisi khusus Idul Fitri 2022 selama 1 bulan dan 15 hari," ujar Jalu dalam keterangan resmi yang diterima detikJatim, Rabu (18/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusa menambahkan pada bulan Agustus mendatang, Umar Patek diperkirakan bakal menerima remisi kembali. Kali ini Umar akan mendapatkan remisi umum kemerdekaan RI selama 6 bulan.
"Jika terus berkelakukan baik dan aktif mengikuti pembinaan, maka yang bersangkutan bisa mendapatkan remisi maksimal enam bulan," kata Jalu.
Dengan remisi ini, lanjut Jalu, maka 2/3 pidana Umar yang seharusnya bebas pada 14 Januari 2023 bisa bebas pada tanggal 14 Juli 2022. Tetapi, Umar belum bisa keluar karena direncanakan baru menerima SK remisi pada 17 Agustus 2022. Dengan begitu, pihak lapas bisa mengajukan revisi SK pembebasan bersyarat.
"Jadi kemungkinan beberapa hari setelah menerima remisi umum, Umar sudah bisa mengikuti program integrasi pembebasan bersyarat," tukas Yuswa.
Karena sifatnya masih pembebasan bersyarat, Umar tetap berada dalam pemantauan balai pemasyarakatan. Selama program integrasi, Umar juga harus tetap berbuat baik agar hak pembebasan bersyaratnya tidak dicabut.
"Saya rasa akan baik kalau Umar mau tetap aktif dalam program deradikalisasi, kami akan tetap membuka pintu untuknya, namun tentunya dengan peran yang sedikit berbeda," tutur Jalu.
Selama dalam lapas, Umar memang diketahui aktif dalam program deradikalisasi. Dalam program ini pihak lapas berhasil merangkul para napi terorisme berikrar dan kembali ke pangkauan NKRI.
Bahkan Kakanwil Kemenkumham Jatim Zaeroji memuji secala langsung peran Umar yang telah banyak membawa perubahan yang signifikan. "Saya rasa, peran ustaz Umar dalam program deradikalisasi cukup signifikan," puji Zaeroji.
Menurutnya, di Lapas Porong tercatat ada 7 napi terorisme dan telah berikrar untuk kembali ke NKRI. Hal ini tak lepas dari peran Umar.
"Sekarang ada tujuh napiter di Lapas Surabaya, dan semuanya sudah menyatakan setia kepada NKRI," ujar Zaeroji.
Sementara itu, Umar mengatakan selama 8 tahun terakhir ia memang aktif dalam program-program deradikalisasi. Tak hanya yang diselenggarakan lapas tapi juga dari BNPT. "Selama delapan tahun ini kami aktif dalam program deradikalisasi," ujar Umar.
Umar bahkan telah berkomitmen siap akan membantu program deradikalisasi meski dirinya pada Agustus mendatang akan menjalani pembebasan bersyarat.
"Setelah bebas pun, saya siap diminta lapas untuk membantu proses deradikalisasi," tandas Umar.
(abq/iwd)