Aksi carok 1 lawan 3 yang mengerikan terjadi di Bangkalan. Mereka menggunakan celurit hingga parang.
Peristiwa itu mencuat setelah foto-foto dan videonya menyebar di media sosial. Carok terjadi di sebuah kafe di Tanjung Bumi, Bangkalan pada Kamis (3/3), sekitar pukul 09.14 WIB.
Terlepas dari peristiwa itu, Sosiolog Universitas Airlangga (Unair), Prof Bagong Suyanto mengatakan, budaya carok adalah pertarungan yang dianggap gentleman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kronologi Carok 1 Lawan 3 di Bangkalan |
"Tetapi, sebagian ada yang mengalami pergeseran karena ada yang dilakukan dengan cara membacok tanpa peringatan," papar Prof Bagong saat diwawancarai detikJatim, Selasa (8/3/2022).
Menurut dia, carok di dalam sebuah budaya dilakukan untuk menjaga kehormatan. "Itu esensi yang terpenting," ujar dosen Sosiologi Unair itu.
Prof Bagong juga membenarkan bahwa carok masih kerap terjadi. Sebab, ada alasan khusus bagi pelaku carok.
"Sepanjang kehormatannya diganggu, kemungkinan masih terjadi," pungkas Prof Bagong.
(hse/sun)