Geliat Prostitusi Online di Surabaya via Aplikasi

Geliat Prostitusi Online di Surabaya via Aplikasi

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 04 Mar 2022 16:16 WIB
Ilustrasi perdagangan orang/prostitusi (Fuad Hashim/detikcom)
Foto: Ilustrasi perdagangan orang/prostitusi (Fuad Hashim/detikcom)
Surabaya -

Tidak bisa disangkal, meski Surabaya tidak lagi punya prostitusi yang terlokalisasi, praktik prostitusi tetap ada. Di era serba digital ini prostitusi di Surabaya berjejal di ruang daring aplikasi pesan instan.

Praktik prostitusi daring atau online ini tidak hanya terjadi di Surabaya, tapi hampir di seluruh Indonesia. Ini yang membuat Menkominfo Johnny G Plate menyemprit sejumlah penyedia aplikasi pesan instan.

Sabtu, 20 Maret 2021 lalu, Jhonny menyatakan, Kemenkominfo menemukan bahwa sejumlah aplikasi pesan instan dimanfaatkan segelintir orang untuk menjalankan prostitusi online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa aplikasi yang dia contohkan adalah MiChat dan WhatsApp. Menurutnya, dua aplikasi pesan instan itu yang sering disalahgunakan pengguna di Indonesia untuk komunikasi berbau prostitusi.

Di Jawa Timur, khususnya di Surabaya, aplikasi seperti MiChat masih menjadi andalan para pekerja seks komersial (PSK) yang kini mengubah wajah menjadi para penyedia Open BO.

ADVERTISEMENT

Fotografer Lepas,Trisnadi, yang mengabadikan kehidupan PSK di Gang Dolly dalam foto hitam putih di buku "Dolly: Hitam Putih Prostitusi" tidak memungkiri, prositusi di Surabaya telah bermigrasi.

"Buktinya, sudah cukup banyak berita. Tidak sedikit praktik-praktik prostitusi online yang sudah terungkap. Apalagi sekarang sudah banyak pilihan aplikasi yang bisa dipakai untuk transaksi," ujar Trisnadi kepada detikJatim, Kamis (4/3/2022).

MiChat hanya sebagai medium yang mempertemukan para pencari jasa dengan penyedia jasa. Lalu transaksi mereka lancarkan di hotel atau penginapan, di hampir seluruh penjuru Kota Pahlawan.

Informasi yang dihimpun detikJatim, MiChat cuma menjadi alat bagi pencari jasa untuk melacak keberadaan para penyedia open BO dan sebaliknya bagi para penyedia jasa untuk menawarkan jasanya.

Mereka lantas saling menyapa, melakukan tawar menawar harga, menyepakati layanan seperti apa yang bisa didapat pelanggan, sampai akhirnya janjian ketemuan di hotel atau penginapan.

Hotel atau penginapan tempat terjadinya layanan yang telah disepakati itu beragam. Mulai dari yang level mawar, penginapan yang terintegrasi di aplikasi, hotel budget, sampai hotel-hotel berbintang di Surabaya.

Tarifnya seringkali include atau termasuk harga sewa hotel. Kalau di level hotel mawar dan penginapan yang terintegrasi aplikasi daring, tarifnya mulai Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu sudah termasuk sewa kamar.

Sementara untuk di hotel budget, tarifnya antara Rp 300 ribu-Rp 1 juta sudah termasuk sewa kamar. Kemudian untuk hotel bintang 3 sampai 5, tarif includenya tentu saja Rp 1- 5 juta.

Beberapa kamar kos maupun apartemen di Surabaya juga menjadi bagian dari pilihan bisnis prostitusi daring ini. Namun, menurut sejumlah sumber kepada detikJatim, lokasi itu jarang jadi pilihan.

Biasanya, para penyedia Open BO yang menawarkan hotel mawar sampai hotel budget, mereka adalah pelaku perorangan. Khusus untuk hotel berbintang, ada mami atau muncikari yang menjembatani.

Karena banyaknya para pelaku perorangan itulah praktik prostitusi lewat aplikasi pesan instan ini seolah hampir tidak tercegah, sulit terlacak, dan sangat jarang yang terungkap sampai ke akar-akarnya.

Padahal, semakin kemari, tidak bisa dipungkiri, aplikasi yang menjembatani prostitusi daring atau prostitusi online ini jumlah dan variasinya semakin beragam. Contoh variasinya adalah yang terjadi di Pasuruan.

Seorang selebgram berinisial KH ditangkap gara-gara tampil bugil dalam tayangan live di sebuah aplikasi daring dari sebuah toilet di sebuah kafe di Desa Bulukandang, Kecamatan Prigen, Pasuruan.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads