Cerita Pembunuh Mahasiswa Unej Pakai Mobil Korban untuk Modal Nikahi Pacar

Cerita Pembunuh Mahasiswa Unej Pakai Mobil Korban untuk Modal Nikahi Pacar

Yakub Mulyono - detikJatim
Kamis, 24 Feb 2022 19:43 WIB
pembunuhan di jember
Pelaku saat dimintai keterangan polisi (Foto: Yakub Mulyono)
Jember -

Arif Rachman Hakim (33), warga Dusun Krajan Timur, Desa/Kecamatan Jelbuk, ditangkap karena membunuh dan membakar seorang mahasiswa FKIP Unej, Galau Wahyu Utama (20). Perbuatan Arif yang dilakukan 9 tahun silam itu didasari ingin menguasai mobil korban untuk ditunjukkan ke calon mertua.

Dalam melakukan aksi pembunuhan itu, Arif tidak sendiri. Dia dibantu temannya, Muhammad Rofiki (35), yang saat ini juga sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka.

"Awalnya saya hanya ingin mengambil mobilnya saja, tidak ada niatan sampai membunuh," ungkap Arif di Mapolres Jember, Kamis (24/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mobil itu, kata dia, akan dipakai ketika apel ke rumah pacarnya. Arif ingin menunjukkan ke orang tua sang pacar bahwa dia mampu memiliki sebuah mobil.

Arif melakukan itu karena sang pacar merupakan anak orang berada. Ayah pacar Arif merupakan seorang pejabat yang kala itu menjadi kepala Dinas di Pemkab Jember.

ADVERTISEMENT

"Bisa dibilang, pacar saya ini anak orang kaya, anak dari kepala dinas," kata Arif.

Sementara Arif sendiri, almarhum ayahnya merupakan PNS di lingkungan Universitas Jember (Unej). Kala itu, Arif masih tercatat sebagai mahasiswa semester akhir Fakultas Hukum Unej.

"Saya semester akhir dan tinggal skripsi saja," kenangnya.

Hubungan asmara Arif, mendapat pertentangan dari orang tua sang pacar. Kendati demikian, Arif dan pacarnya berusaha tetap bertahan.

Arif menceritakan suatu ketika dia menghubungi pacarnya melalui telepon dan sempat mendengar kata-kata orang tua pacarnya yang menurut Arif sangat menyakitkan.

"Intinya, ayahnya saat itu bilang ke pacar saya untuk apa pacaran dengan saya, wong ekonominya gak jelas. Bahkan, ayahnya meminta pacar saya itu untuk pacaran dengan orang yang sederajat," kata Arif.

Sejak itu, Arif yang kala itu berbisnis jual beli motor bekas, berusaha mengendarai mobil ketika berkunjung ke rumah sang pacar. Dia sampai nekat menyewa mobil rental yang tujuannya dipamerkan kepada calon mertua.

"Dengan mobil rental itu jenis Avanza, saya datang ke rumah pacar saya. Calon mertua sempat nanya itu mobil siapa, ya saya bilang milik saya yang dibeli dengan cara kredit," kenangnya.

Agar sang calon mertua tak curiga, beberapa kali Arif datang selalu menyewa mobil dengan jenis dan Nopol yang sama. Ternyata trik yang dilakukannya membuahkan hasil.

"Awalnya calon mertua yang biasanya pakai panggilan 'Mas' ke saya, berubah jadi 'Nak'," kata Arif.

Panggilan "Nak" membuat Arif melambung. Dia merasa sudah mendapat tempat di lingkungan keluarga sang pacar. Akhirnya kebiasaan menyewa mobil ketika apel ke rumah sang pacar terus dilakukan.

Situasi ini membuat Arif harus merogoh kocek tidak sedikit. Setidaknya, dia harus menyiapkan uang Rp250 ribu untuk biaya sewa mobil ketika hendak apel ke rumah pacarnya.

"Belum lagi kalau mobil yang biasa saya sewa itu disewa orang lain ketika saya butuhkan. Akhirnya saya batal ke tempat pacar saya. Karena saya tidak mau menyewa mobil yang lain. Takut ketahuan kalau ternyata selama ini saya sewa mobil. Padahal kan sebelumnya saya bilang kalau mobil yang saya bawa mobil saya sendiri," urai Arif.

Tak ingin terus menerus membawa mobil rental, akhirnya Arif memutuskan untuk punya mobil dengan cara apa pun. Bahkan mencuri mobil sekali pun akan dia lakukan. Harapannya, mobil itu bisa dipakai kapan saja, termasuk ketika berkunjung ke rumah sang pacar.

"Kalau beli (mobil) saya memang belum mampu. Bahkan dengan kredit pun nggak bisa, karena saya tidak punya cukup uang untuk membayar uang muka. Apalagi membayar angsuran. Maka, satu-satunya jalan ya dengan mencuri," akunya.

Obsesinya mencuri mobil pun akhirnya dia wujudkan. Bahkan dengan mengorbankan nyawa sang pemilik mobil, Galau Wahyu Utama, yang dibunuh Arif dan mayatnya dibakar di halaman rumah kosong di Jalan M. Yamin, Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates.

Mobil Honda Jazz warna Silver milik korban pun kemudian dia kuasai dan sembunyikan selama 3 bulan di sebuah gubuk dekat rumahnya. Setelah dirasa aman, dia menggunakan mobil itu untuk kegiatan sehari-hari.

"Cat mobil saya ganti, yang awalnya silver saya cutting jadi putih. Pelat nomornya juga saya ganti pelat palsu," katanya.

Arif pun kemudian selalu membawa mobil hasil kejahatannya itu setiap apel ke rumah sang pacar. Penampilan Arif yang selalu bermobil, membuat dia semakin diterima di keluarga pacarnya.

"Bahkan kemudian ortu pacar saya meminta kami segera menikah. Akhirnya kami pun menikah. Resepsinya besar-besaran. Bahkan pak Bupati kala itu juga diundang dan hadir," kenang Arif.




(iwd/iwd)


Hide Ads