Korban Oknum Kades yang Gelapkan Dana Kuliah ke China Mulai Bermunculan

Korban Oknum Kades yang Gelapkan Dana Kuliah ke China Mulai Bermunculan

Ardian Fanani - detikJatim
Rabu, 16 Feb 2022 12:45 WIB
kades gelapkan dana kuliah ke china
Kuasa hukum melaporkan oknum Kades AS ke Polsek Glagah (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Korban kepala desa yang menggelapkan dana calon mahasiswa ke China mulai bermunculan. Tak hanya dari Banyuwangi, aksi penipuan ini rupanya juga dialami korban dari Jember dan Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Sebut saja, LD (20) warga Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dia mengaku menjadi korban bujuk rayu kades asal Banyuwangi, AS, sehingga ia menyetorkan uang Rp 75 juta untuk biaya kuliah kedokteran di salah satu universitas di China.

"Kenal nya tahun 2018 dan sudah transfer ke LN (istri Kades AS) Desember 2018. Tapi sampai saat ini saya belum berangkat ke China," ujar LD kepada detikJatim, Rabu (16/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga saat ini, dia terus menagih uang yang sudah ditransfernya, karena tak kunjung berangkat ke China. Namun hanya janji-janji belaka yang didapatnya.

"Janji akan mengeluarkan LOA. Tapi ternyata ada tidak sama sekali. Kemarin itu saya masuk ke kloter bersama dengan 4 orang. Dan semuanya tidak ada yang berangkat," tambahnya.

ADVERTISEMENT
kades gelapkan dana kuliah ke chinaKorban dari Jeneponto menunjukkan bukti transfer (Foto: Ardian Fanani)

Harapannya, uang yang sudah ditransfer ke oknum kades itu bisa dikembalikan untuk biaya kuliahnya. "Harapannya uang bisa kembali. Karena untuk biaya kuliah," pungkasnya.

Tak hanya LD, warga Jember juga sempat melaporkan oknum kades AS ke Polsek Glagah. Melalui kuasa hukumnya, Irfan Hidayat, seorang dosen di Jember bakal akan melaporkan lagi oknum kades di Banyuwangi ini.

"Sempat kita laporkan ke Polsek Glagah. Namun karena lokasi dugaan penipuannya di Jember kami dianjurkan lapor ke Polres Jember," ujar Irfan.

Awal pertemuan kliennya dengan Kades ini, kata Irfan, saat Kades ini kuliah di Jember. Kliennya ingin menyekolahkan anaknya ke China. Gayung pun bersambut. Kliennya kemudian mentransfer uang Rp 87 juta untuk biaya perkuliahan di China.

"Itu sejak tahun 2018 juga. Tapi sampai saat ini tidak ada kejelasan. Hingga akhirnya kami pun menagih uang yang sudah di transfer itu," tambahnya.

Hingga pada suatu ketika, dibuatkanlah surat perjanjian untuk mengangsur uang tersebut. Kades AS berjanji akan mengangsur per bulan Rp 2,5 juta.

"Sempat kita buatkan surat perjanjian untuk nyicil. Tapi hanya 1 kali kemudian tidak pernah dicicil. Kami datangi lagi janji akan membayar dari uang hasil proyek desa yang katanya banyak. Tapi ya tidak ada itikad baik," tambahnya.

Oleh karena itu, pihaknya langsung melaporkan kades itu ke polisi. Pihaknya berharap kades itu mau bertanggung jawab atas semua tindakan yang merugikan kliennya tersebut.

"Jika memang ada laporan seperti ini. Makanya kita tinggal mendorong saja. Semoga ada keadilan bagi korban-korban. Soalnya banyak korban ini. Seperti sindikat penipuan pemberangkatan kuliah ke China," pungkasnya.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads