FBI Beri Penghargaan Polda Jatim untuk Kasus Scampage Bansos COVID-19 WN AS

FBI Beri Penghargaan Polda Jatim untuk Kasus Scampage Bansos COVID-19 WN AS

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Selasa, 08 Feb 2022 17:46 WIB
FBI dan Polda Jatim
Polda Jatim dapat penghargaan dari FBI di kasus scampage (Foto: Hilda Meilisa Rinanda)
Surabaya - Polda Jawa Timur mendapat penghargaan dari kepolisian Amerika Serikat, Federal Bureau of Investigation atau FBI. Penghargaan ini diberikan FBI usai Polda Jatim mengungkap kasus scampage atau website palsu yang digunakan membobol bantuan sosial COVID-19 warga AS.

Legal Attache FBI wilayah Indonesia dan Timor Leste, John Kim mengatakan pihaknya berterima kasih atas kerja sama yang baik antara Polda Jatim dan FBI dalam pengungkapan tersebut.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Polda Jatim dan Ditreskrimsus Polda Jatim. Tim cyber di sini telah mengidentifikasi ancaman kejahatan tersebut," ujar John Kim di Polda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa (8/2/2022).

Dia berharap kerja sama ini akan terus terjalin dengan baik. Karena kejahatan cyber masih menjadi ancaman baik di Indonesia, maupun di dunia.

Sementara itu, Wakalolda Jatim, Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo juga mengucapkan terima kasih kepada FBI atas penghargaan tersebut. Penghargaan ini merupakan capaian seluruh jajaran Ditreskrimsus Polda Jatim.

"Reward ini menggambarkan bagaimana Ditreskrimsus dari Polda Jatim mampu melaksanakan tugas dengan baik," ujar Slamet.

Menurutnya pengungkapan kasus kejahatan cyber tersebut bukan merupakan kerja yang asal-asalan. Karena, ada anggota yang sudah terlatih.

"Tentunya ini menggambarkan bagaimana kita mempunyai kepolisian walaupun di Jawa Timur tetapi bisa mewakili kepolisian di Indonesia," jelasnya.

Sebelumnya,dua warga negara Indonesia ditangkap usai membuat website untuk membobol bansos COVID-19 AS.

Tersangka telah membuat 14 situs palsu untuk mencairkan dana PUA (Pandemic Unemployment Assistance) atau dana bantuan sosial COVID-19 untuk warga negara Amerika senilai USD $2,000 setiap 1 data orang. Mereka menjual lagi data warga AS seharga USD$ 100 setiap 1 orang.


(hil/hil)


Hide Ads