Mojokerto - Tradisi ngesti malam 1 Suro masih lestari lengkap dengan kesakralannya di bekas ibu kota Majapahit, Mojokerto. Seperti apa rangkaiannya?
Foto Jatim
Ngesti Malam 1 Suro di Mojokerto, Doa Bersama hingga Mandi Kembang Setaman

Ngesti malam 1 Suro diawali dengan doa bersama di Candi Brahu, Trowulan, Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto)
Khusyuknya doa bercampur dengan wanginya aroma dupa (Foto: Enggran Eko Budianto)
Sekitar 30 pegiat budaya dari Mojokerto, Sidoarjo, Jombang, Surabaya, Kediri dan Nganjuk khusyuk berdoa di depan Candi Brahu (Foto: Enggran Eko Budianto)
Sesaji ditempatkan di altar Candi Brahu seperti kerucut tumpeng berisi 13 teluar ayam kampung yang sudah direbus (Foto: Enggran Eko Budianto)
Sesaji yang biasa disebut sesandingan, lanjut Saiful, antara lain berisi beberapa butir kelapa gading, beras, pisang, empon-empon dan bunga setaman (Foto: Enggran Eko Budianto)
Setelah doa bersama Ngesti malam 1 Suro dilanjutkan dengan siraman di Punden Mbah Sumber Sari, Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak, Trowulan, Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto)
Setelah berdoa, setiap peserta mandi kembang di pancuran. Sembari bediri di bawah pancuran, peserta menggenggam bunga setaman di atas kepala. (Foto: Enggran Eko Budianto)