Perjalanan Batik Peneleh dari Kampung Jadi Ikon Suvenir Surabaya

Perjalanan Batik Peneleh dari Kampung Jadi Ikon Suvenir Surabaya

Fadya Majida Az-Zahra - detikJatim
Minggu, 14 Des 2025 10:30 WIB
Perjalanan Batik Peneleh dari Kampung Jadi Ikon Suvenir Surabaya
Pengrajin memegang salah satu helai Batik Peneleh. Foto: Fadya Majida Az-Zahra/ detikjatim
Surabaya -

Di tengah pesatnya laju Kota Pahlawan, sehelai warisan budaya tak benda kembali menarik perhatian, yaitu Batik Peneleh. Dikembangkan di kawasan Peneleh Heritage yang kaya sejarah, batik ini bertransformasi dari sekadar kerajinan menjadi ikon baru yang menggeliatkan ekonomi kreatif lokal.

Batik Peneleh sejatinya adalah produk budaya kontemporer yang lahir dari inisiatif revitalisasi kawasan Peneleh Heritage di Surabaya. Meskipun kerajinan batik sudah lama dikenal di Jawa Timur, Batik Peneleh modern secara spesifik diciptakan menjadi ikon yang mencerminkan identitas historis Peneleh, salah satu kampung tertua.

Rekam Jejak Batik Peneleh

Kelahiran kembali batik ini resmi digulirkan pada 2022 melalui program pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang digagas pemerintah kota Surabaya bersama seluruh elemen terkait hingga ke tingkat terkecil (kelurahan).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan utamanya yakni menciptakan cendera mata khas bagi destinasi wisata sejarah tersebut. Secara filosofis, Batik Peneleh sengaja dirancang untuk merangkum tiga fase penting sejarah kawasan.

  1. Terinspirasi dari era Majapahit, terbukti dengan motif Sumur Jobong, yang mengacu pada temuan sumur kuno terakota (sekitar tahun 1430-an) di Pandean, menegaskan akar peradaban kuno Surabaya.
  2. Merefleksikan semangat pergerakan nasional, sebab Peneleh adalah lokasi penting seperti rumah kelahiran Soekarno dan kediaman H.O.S. Tjokroaminoto.
    Motifnya juga menyerap ikon modern Surabaya, seperti Tugu Pahlawan dan Sungai Kalimas, melambangkan dinamika kota pahlawan.
  3. Proses kebangkitan batik ini sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat lokal, khususnya kelompok ibu-ibu di Kampung Plampitan. Melalui pelatihan intensif dari dinas terkait, mereka mampu memproduksi batik tulis yang berkualitas.

Keberhasilan ini langsung ditandai dengan pesanan massal pertama dari kelurahan, yang memberikan semangat dan validasi bahwa Batik Peneleh mampu menggeliatkan ekonomi kreatif di tengah kampung bersejarah.

ADVERTISEMENT

Saat ini, Batik Peneleh tidak hanya berfungsi sebagai kain, tetapi sebagai media edukasi dan narasi. Setiap helai kain Batik Peneleh bercerita tentang sejarah kawasan, menjadikannya suvenir yang memiliki nilai historis mendalam.

Upaya pelestarian ini terus berlanjut, dengan cita-cita besar menjadikan sentra produksi mereka sebagai destinasi wisata di mana pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pembuatan batik tulis dan berpartisipasi dalam melestarikan warisan budaya lokal tersebut.

Kebangkitan Batik Peneleh

Kebangkitan Batik Peneleh berawal dari inisiatif Pemkot Surabaya dan Kelurahan Peneleh untuk menciptakan cendera mata khas kawasan heritage. Upaya ini difokuskan pada pemberdayaan UKM di Kampung Plampitan.

Batik Peneleh menjadi salah satu cenderamata wajib khas Kota SurabayaKelompok ibu-ibu UKM Batik Peneleh Foto: Fadya Majida Az-Zahra/ detikjatim

Melalui misi kelompok ibu-ibu setempat, Batik Peneleh menghubungkan sejarah panjang Surabaya. Mulai dari jejak Majapahit hingga masa pergerakan nasional ke dalam motif kontemporer, menjadikannya cendera mata wajib bagi wisatawan.

Ditemui detikJatim di daerah Plampitan gang X, Suminah (64), Ketua Pengurus UKM Batik Peneleh, menceritakan kisah sukses Batik Peneleh yang kini menjadi salah satu batik suvenir mancanegara.

"Awalnya kami kaget, Pak Camat datang dan menawarkan modal untuk membatik. Kami para ibu-ibu di sini yang semula tidak punya keahlian membatik, langsung mendapat pelatihan intensif," ujar Suminah (64) saat diwawancarai.

Proses pelatihan singkat yang hanya berlangsung tiga hari langsung membuahkan hasil nyata. "Kami langsung mendapat pesanan pertama 60 lembar kain batik untuk pegawai kelurahan. Alhamdulillah, meski kami hanya berempat, pesanan itu selesai dalam tiga bulan," tambahnya dengan nada optimistis.

Suminah melihat kolaborasi dengan pemerintah daerah ini sebagai peluang emas. Kelompoknya kini terdiri dari 10 ibu-ibu yang secara bergantian mengerjakan proses membatik, mulai dari membuat pola, mencanting, hingga pewarnaan.

Suminah menjelaskan, saat ini Batik Peneleh sudah cukup dikenal dan dicari berbagai kalangan. Salah satu elemen masyarakat yang giat mencari Batik Peneleh adalah mahasiswa. Mereka aktif mengadakan penelitian dan membantu untuk pelestarian Batik Peneleh.

"Mereka juga membantu kelompok ibu-ibu kelompok usaha menengah Batik Peneleh dalam bidang marketing dan juga pembuatan poster," jelas Suminah.

Batik Peneleh menjadi salah satu cenderamata wajib khas Kota SurabayaBeragam hasil batik peneleh Foto: Fadya Majida Az-Zahra/ detikjatim

Kini, fokus utama UKM Batik Peneleh tidak hanya pada produksi, tetapi juga menjadikan rumah produksi mereka sebagai bagian dari agenda wisata edukasi Peneleh Heritage.

"Kami siap jika ke depan ada paket wisata yang mengajak wisatawan berkunjung ke produksi Batik Peneleh. Mimpi kami adalah menjadikan tempat ini sebagai Rumah Batik Peneleh, di mana pengunjung tidak hanya membeli, tapi juga bisa bereksperimen langsung membuat batik. Ini adalah cara kami melestarikan budaya sekaligus memberikan identitas yang kuat bagi Peneleh," tutupnya.

Kehadiran Batik Peneleh sebagai cendera mata lokal dipercaya memberikan nilai tambah bagi kawasan bersejarah, memastikan jejak Peneleh tidak hanya dikenang melalui bangunan tua, tetapi melalui selembar kain yang sarat makna.




(ihc/irb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads