Filosofi Batik Surabaya, Makna di Balik Motif Khas Kota Pahlawan

Filosofi Batik Surabaya, Makna di Balik Motif Khas Kota Pahlawan

Eka Fitria Lusiana - detikJatim
Kamis, 02 Okt 2025 08:00 WIB
Batik Putat Jaya Surabaya
BATIK SURABAYA. Foto: Aprilia Devi
Surabaya -

Indonesia memiliki beragam jenis batik yang ada di setiap daerah. Batik sendiri telah diakui UNESCO (United Nations Educational, Scientific, And Cultural Organization) sebagai Warisan Kemanusiaan Budaya Lisan dan Nonbendawi.

Batik menjadi warisan luhur bangsa Indonesia yang memiliki corak dan motif beragam. Salah satunya, batik khas Kota Surabaya. Selain bermacam-macam, terdapat pula filosofi budaya di balik batik Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Filosofi Batik Surabaya

Batik Surabaya tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat makna, karena setiap motif menyimpan filosofi tersendiri. Terdapat tiga filosofi utama yang terkandung dalam batik khas Surabaya, yang mencerminkan nilai dan kearifan lokal masyarakat setempat, seperti dikutip dari jurnal berjudul Nilai Filosofis pada Penamaan Motif Batik Surabaya dalam Kajian Linguistik Antropologi, Devi Nur Farida dan Mintowati berikut ini.

1. Filosofi Batik Motif Mangrove dan Teratai

Batik motif Mangrove dan Teratai Surabaya tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga sarat dengan nilai filosofi yang dalam. Motif ini diangkat dari kepedulian perajin terhadap kondisi ekosistem pesisir timur Surabaya yang semakin terancam akibat penebangan liar.

ADVERTISEMENT

Melalui karya batik ini, para perajin berupaya menyuarakan pentingnya pelestarian alam dan mengajak masyarakat untuk menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove yang vital bagi keseimbangan lingkungan.

Filosofi yang terkandung dalam motif batik Mangrove dan Teratai mencerminkan nilai moral yang mendalam. Dengan menampilkan elemen-elemen alam seperti pohon bakau dan bunga teratai, batik ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan merawat alam sekitar.

Melalui karya seni ini, diharapkan masyarakat dapat semakin sadar akan pentingnya pelestarian alam dan ikut berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir Surabaya.

2. Filosofi Batik Motif Sawunggaling

Batik motif Sawunggaling lahir dari keresahan para perajin yang melihat berkurangnya minat generasi muda untuk mengikuti tradisi kirab Sawunggaling yang digelar setiap tahun. Melalui motif ini, pengrajin berupaya menumbuhkan kesadaran dan empati masyarakat agar terus mengenang serta menghargai tradisi unik tersebut.

Filosofi batik Sawunggaling mengandung nilai adat dan tradisi yang penting untuk dilestarikan. Setiap corak dan simbol dalam batik ini menjadi pengingat akan warisan budaya yang harus dijaga, sekaligus mendorong generasi muda untuk turut melestarikan kearifan lokal melalui apresiasi seni batik.

3. Filosofi Batik Tumpal Majapahit

Batik motif ini lahir dari keinginan pengrajin yang menyadari pentingnya melestarikan peninggalan sejarah. Melalui karya batik, pengrajin berupaya mengajak masyarakat untuk merawat ingatan tentang sejarah masa lalu, khususnya terkait warisan Kerajaan Majapahit di wilayah Surabaya.

Filosofi yang terkandung dalam motif ini mengandung nilai edukasi bagi generasi muda. Setiap corak mengajarkan pentingnya menghargai dan mengambil sisi positif dari sejarah, sekaligus mendorong generasi sekarang untuk belajar dari kebijaksanaan dan kejayaan masa lalu.

Makna di Balik Nama Batik Surabaya

Mengutip dari jurnal berjudul Nilai Filosofis pada Penamaan Motif Batik Surabaya dalam Kajian Linguistik Antropologi, yang ditulis Devi Nur Farida dan Mintowati, terdapat makna di balik penamaan batik Surabaya Berikut daftarnya

1. Motif Semanggi Ngrentet

Batik motif Semanggi Ngrentet terinspirasi dari tumbuhan semanggi yang banyak dibudidayakan di wilayah Surabaya Barat dan kerap dijadikan bahan pecel semanggi. Nama "semanggi" juga diambil secara akronimis yang melambangkan semangat tinggi.

Makna batik ini mencerminkan semangat menjaga persatuan serta kekompakan masyarakat Surabaya. Secara lebih luas, motif ini menggambarkan semangat warga kota yang datang dari berbagai daerah untuk bekerja, menuntut ilmu, atau menetap sementara.

Batik Semanggi Ngrentet menjadi simbol budaya masyarakat Surabaya yang menjunjung tinggi persatuan, saling menghargai, dan menciptakan harmoni serta perdamaian.

2. Motif Suroboyo Balapan

Batik Suroboyo Balapan memiliki motif ikan sura dan buaya yang saling membelakangi. Makna di balik corak ini memperlihatkan bahwa sebelum menjadi Surabaya, terjadi peperangan antara ikan sura dan buaya.

Kubu ikan sura diibaratkan pasukan musuh yang datang dari jalur laut. Sementara, kubu buaya diibaratkan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat. Hal ini mencerminkan sejarah Kota Surabaya melalui simbol ikan sura dan buaya.

3. Motif Buwana Tirta

Batik Buwana Tirta menampilkan motif ikan laut yang melambangkan potensi masyarakat Surabaya dalam mengelola sumber daya alam. Motif ini terinspirasi dari kekayaan laut di kawasan Pantai Kenjeran, yang menjadi bagian penting dari identitas budaya dan ekonomi setempat.

Hingga kini, Pantai Kenjeran berperan sebagai pusat perekonomian perikanan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Surabaya. Melalui batik ini, tersirat pesan tentang pentingnya menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak untuk keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

4. Motif Sulur Semanggi

Batik Sulur Semanggi memiliki motif sulur pada daun semanggi. Makna di balik nama batik ini bermakna bahwa masyarakat Surabaya memiliki tingkat sosial yang tinggi.

Tingkat sosial ini ditunjukkan dari kemauan warga Surabaya yang mau bekerja sama. Hal ini terlihat dari simbol gambar sulur pada daun semanggi yang merambat, dengan artian menyatukan orang-orang di berbagai daerah dengan masyarakat Surabaya sendiri.

5. Motif Sulur Mata dewa

Batik Sulur Mata Dewa memiliki simbol titik-titik menyerupai mata. Makna di balik motif ini diartikan bahwa setiap perilaku yang dilakukan manusia selalu diawasi Tuhan sebagai amal baik maupun buruk.

Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads