PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 8 bekerja sama dengan komunitas seni rupa Bang Wetan menggelar pameran bertajuk Lintas Imaji dalam rangka memperingati HUT ke-80 KAI. Pameran yang menghadirkan puluhan seniman Jawa Timur ini berlangsung pada 24-28 September 2025 di Gedung Merah Putih (Gedung Timur), Kompleks Balai Pemuda - Alun-Alun Surabaya. Masyarakat dapat menikmati 32 lukisan yang dipamerkan secara gratis.
Ketua Pameran, Heri Purwanto, mengatakan persiapan kegiatan ini memakan waktu hampir empat bulan. Beberapa seniman memilih menyesuaikan karya dengan tema kereta api, yakni Pengembangan dan Pelestarian Seni Budaya, meski pada dasarnya mereka diberi kebebasan penuh untuk berekspresi.
"Lukis itu enggak bisa kita atur, enggak bisa kita merdeka mereka. Mereka jiwa merdekanya besar," kata Heri Purwanto kepada detikJatim, Sabtu (27/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para seniman yang terlibat antara lain Agung Tato, Agus "Koecink" Sukamto, Agus Zuga, Aly Waffa, Andi Prayitno, A. Priyanto "Omplong", Ari Sunarko, Arief Wong, Asri Nugroho, Beni Dewo, Buggy Budianto, Choerodin, Dodik Hartono, Fafan Ariyadi, Gatihayyu KS, Gusar Suryanto, Ivo, Jopram, Leny KM, M. Ghoni, Muhammad Ivan, Mujib Darjo, Putri Setyowati, Neneng, Rahmat Widadi, Sugihartono, Suyono, Taufik Hidayat, Triyoso Yusuf, Vincent Priyadi P, Wahyu Nugroho, Yoes Wibowo, dan Zulfian Hariyadi.
Heri mengakui tantangan terbesar dalam penyelenggaraan pameran ini justru berasal dari internal komunitas Bang Wetan, yang sempat vakum cukup lama. "Tantangannya kalau bagi kami, karena komunitas kami pernah pingsan cukup lama. Jadi orang itu mengingat-ingat, ini komunitas apa?" ujarnya.
Meski begitu, Bang Wetan tercatat sudah enam kali mengadakan pameran. Bedanya, kali ini mereka untuk pertama kalinya berkolaborasi dengan perusahaan pemerintah. "Yang satu sampai lima itu kami swadaya, dapat bantuan dari luar tapi tidak mengikat. Kalau ini baru pertama kali kolaborasi, ini yang keenam," jelasnya.
Heri menambahkan, ada dua tujuan utama dari pameran ini. Pertama, mengajak masyarakat lebih peduli terhadap seni rupa. "Orang kan sudah biasa kalau aware dengan musik, tapi kalau seni lukis jarang. Saya enggak ingin dari komunitas kami tiga atau lima tahun ke depan, enggak bisa merasakan seni lagi," ungkapnya.
Kedua, mengenalkan sejarah panjang kereta api di Indonesia.
"Kita ingin masyarakat mengenal kereta api lebih dari sekadar alat transportasi. Kereta api butuh perjuangan yang besar sewaktu bangsa kita mengambil alih, pada 28 September 1945 dulu itu. Kereta api ini memiliki sejarah panjang, dan orang perlu tahu itu," tambahnya.
Antusiasme masyarakat terlihat tinggi. Menurut Ricky, salah satu penjaga pameran, dalam sehari sekitar 150 orang berkunjung, mulai dari pelajar, mahasiswa, pasangan muda, hingga orang tua. "Antusiasnya cukup tinggi. Kalau cuma lukisan di galeri bawah tanah juga ada. Tapi kalau lukisan ini kan menghadirkan suasana kereta api," kata Ricky.
Pameran Lintas Imaji dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB. Bagi pecinta seni maupun masyarakat umum yang penasaran, kesempatan untuk menikmati karya para perupa ini terbuka lebar tanpa biaya masuk
(ihc/abq)