Pameran Seni Kontemporer ARTSUBS 2025 Surabaya Libatkan 120 Seniman

Pameran Seni Kontemporer ARTSUBS 2025 Surabaya Libatkan 120 Seniman

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 02 Agu 2025 19:30 WIB
Karya seniman yang akan turut dipamerkan di ARTSUBS 2025 di Balai Pemuda Surabaya.
Karya seniman yang akan turut dipamerkan di ARTSUBS 2025 di Balai Pemuda Surabaya. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

ARTSUBS kembali hadir di Surabaya. Sebagaimana edisi pertama 2024, ARTSUBS edisi kedua hadir dengan pendekatan yang menggabungkan atmosfer artists fair yang dinamis dengan kedalaman konsep ala biennale. Ada lebih dari 120 seniman muda maupun yang sudah punya reputasi nasional maupun internasional memamerkan karyanya.

Format artists fair dengan konsep ala biennale membuka ruang yang lentur bagi praktik seni rupa kontemporer yang terus bergerak dan bereksperimen. Seperti karya-karya 120 seniman lebih yang akan dipamerkan dalam ARTSUBS 2025 yang resmi dibuka mulai hari ini, Sabtu (2/8/2025) hingga 7 September 2025 di Balai Pemuda Surabaya.

ARTSUBS 2025 dikuratori oleh Nirwan Dewanto dan Asmudjo J. Irianto yang juga mengemban peran sebagai direktur artistik, di bawah kepemimpinan Rambat sebagai Direktur Utama. Tema yang diusung adalah Material Ways, atau Jalan Ragam Materi. Tema itu menjadi upaya untuk menghadirkan bagaimana seniman menggunakan bahan dan medium sebagai bahasa, bukan hanya sebagai alat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan tertulis yang diterima detikJatim dijelaskan bahwa materialitas yang membentuk karya seni itu menjadi tanda bagi pergulatan seniman dengan zaman dan lingkungannya. Dengan tema ini, ARTSUBS hendak menyajikan kekayaan seni rupa kontemporer Indonesia yang tidak lagi dibatasi lukisan dan patung. Sejak pertengahan 1970-an di Indonesia, seni rupa mulai menjelajahi berbagai ruang kehidupan, menjadi semacam "anti-estetika".

ADVERTISEMENT

Makna dan praktek seni rupa meluas dan mencair, bersaing dengan kebudayaan populer, bukan lagi terkurung oleh lingkaran "borjuis". Material Ways juga menjadi sikap terhadap dunia pasca-industri, yaitu tentang bagaimana kita melihat dan memperlakukan kelimpahan materi-dengan seni. Keragaman material dan medium yang digunakan para seniman menciptakan makna baru di tengah keseharian.

Plastik, gelas, aneka bahan sintetik, hingga limbah dan video, bahkan kinerja AI-semuanya masuk ke dalam seni rupa kontemporer. Dunia virtual dan dunia nyata saling memasuki, melahirkan bentuk-bentuk baru yang "mengganggu" realitas.

Di tengah banjir produksi materi di berbagai sektor kehidupan, seni rupa kontemporer menyediakan ruang-ruang refleksi atas berbagai masalah yang ditimbulkan oleh super-konsumerisme. Dengan demikian, Material Ways sangat sepadan dengan situasi Surabaya, yakni kota kedua terbesar di Indonesia, yang bergerak laju dengan industrialisasi lanjutan, percepatan ekonomi dan konsumsi, dan segenap dampaknya.

Material Ways juga menunjukkan bahwa seni rupa kontemporer adalah perayaan akan keberagaman. Leburnya "seni rupa atas" dan "seni rupa bawah" mengganggu ragam seni rupa konvensional seperti seni lukis. Tapi, dengan begitu, seni lukis justru menjadi lebih hidup dan terbaharukan. Ia tetap menjadi medium yang penting bagi kita, karena ia sigap menyerap banyak gaya dan narasi di tengah luapan produk dan limbah industri.

ARTSUBS 2025 juga menghadirkan media baru seperti video dan teknologi augmented reality, menciptakan percakapan antara bentuk-bentuk konvensional dan yang berbasis teknologi. Di tengah dunia yang serba-digital, muncul kerinduan terhadap sesuatu yang nyata dan buatan tangan. Sentuhan manusia, tangibility, menjadi penting, karena ia membawa emosi, ketidaksempurnaan, dan keaslian yang tidak bisa digantikan mesin dan algoritma.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads