Ada beberapa suku yang mendiami Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur. Mereka terdiri dari Suku Jawa, Suku Madura, Suku Tengger, Suku Osing, Suku Samin dan Suku Bawean.
Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim terpilih mengaku Suku Jawa mayoritas, terbagi dalam beberapa etnis. Yaitu etnis Mataraman yang terbagi menjadi Mataraman Kulon (Pacitan, Ngawi, Magetan, dan Ponorogo) dan Mataraman Wetan (Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Blitar, Madiun). Kemudian etnis Arek yang berpusat di Surabaya Raya dan Malang Raya.
Sedangkan Suku Madura juga terbagi menjadi etnis Madura Pulau (Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep), Madura Pandhalungan (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Lumajang dan Jember).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, terdapat Suku Tengger yang menempati wilayah lereng Gunung Bromo. Ada Suku Osing di Kabupaten Banyuwangi, Suku Samin di Kabupaten Bojonegoro dan Suku Bawean di Pulau Bawean.
Ini Sederet 6 Suku di Jawa Timur:
Baca juga: Mengenal Upacara 'Pati Geni' Suku Tengger |
1. Suku Jawa
Suku Jawa adalah suku terbesar yang mendiami wilayah Pulau Jawa, termasuk Provinsi Jawa Timur. Masyarakat Suku Jawa dikenal dengan sebutan Wong Jowo. Suku Jawa menggunakan bahasa Jawa saat berkomunikasi.
Suku Jawa dikenal dengan keramahan dan filosofi-filosofi hidup yang mereka pegang teguh.
Selain itu suku Jawa dikenal dengan hasil budaya seperti rumah adat berbentuk Joglo, tarian adat, busana adat serta bahasa daerah sehari-hari. Tak heran jika sekilas budaya di Provinsi Jawa Timur memiliki kemiripan dengan daerah lain yang juga dihuni oleh Suku Jawa.
2. Suku Madura
Suku Madura berasal dari Madura dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Masyarakat Suku Madura disebut juga Oreng Medhura, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh suku Madura adalah Bahasa Madura.
Logat bahasa daerah menjadi salah satu ciri khas yang dimiliki Suku Madura. Suku Madura juga dikenal memiliki kekerabatan yang kuat. Seperti tradisi Toron atau pulang kampung saat Idul Adha untuk berkumpul dengan keluarga.
3. Suku Tengger
Suku Tengger sebutan masyarakat yang mendiami dataran tinggi di sekitar Pegunungan Tengger. Suku Tengger merupakan suku Jawa Timur campuran dari suku Jawa. Meliputi Gunung Bromo dan Semeru.
Peradaban Suku Tengger konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Tradisi mereka terkait dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, sebelum kemudian masuk ajaran agama Hindu dan Buddha.
Beragam ritual dan tradisi diwariskan nenek moyang hingga generasi Suku Tengger masa kini. Beberapa upacara adat yang tetap dilakukan yakni Hari Raya Yadnya Kasada atau Pujan Kasada, dan Unan-unan atau Upacara Pancawarsa, Pujan Kapitu atau Megeng dan lain-lain.
4. Suku Osing
Suku Osing adalah campuran Suku Jawa yang tinggal dan menjadi penduduk asli Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Masyarakat suku Osing dikenal dengan sebutan Wong Blambangan. Untuk kesehariannya, suku Osing menggunakan bahasa Osing atau campuran Bahasa Bali.
Suku Osing kebanyakan mendiami Desa Kemiren. Keberadaan suku Osing di Banyuwangi tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Blambangan dan peristiwa puputan bayu. Masyarakat di Blambangan yang memutuskan untuk menetap inilah yang menjadi cikal bakal dari suku Osing.
Suku ini memiliki Bahasa Using dengan dialek yang khas. Selain itu terdapat tradisi unik suku Using seperti tumpeng Sewu dan Mepe Kasur.
5. Suku Bawean
Suku Bawean ini suku Jawa Timur kelompok kecil masyarakat Melayu yang berasal dari Pulau Bawean. Kata Bawean berasal dari bahasa sansekerta yang artinya ada sinar matahari.
Suku Bawean adalah sebutan untuk masyarakat yang mendiami Pulau Bawean yang terletak di bagian utara Kabupaten Gresik,
Bawean ini sering disebut Pulau Putri. Sebab, banyak pria muda merantau ke Pulau Jawa atau ke luar negeri. Sama dengan Suku Madura.
Suku Bawean memiliki rumah adat bernama rumah dhurung yang memiliki arsitektur cukup unik. Dhurung adalah bangunan tambahan yang didirikan di depan rumah sebagai tempat untuk menerima tamu.
6. Suku Samin
Suku Samin ini suku Jawa Timur yang mendiami wilayah Bojonegoro, Tuban, Jawa Timur. Termasuk tersebar di wilayah Blora Jawa Tengah. Ajaran Samin yang disebut Saminisme, adalah keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan Sedulur Sikep.
Dulu, ajaran ini membuat orang suku Samin dianggap kurang pintar dan sinting. Persebaran masyarakat suku Samin juga ditemukan di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, salah satunya di Bojonegoro.
Orang Samin menyebut diri mereka sebagai Sedulur Sikep atau Wong Sikep memiliki arti orang yang baik dan jujur. Sikep juga dapat diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab.
(dpe/fat)