Setelah 8 tahun vakum, penulis Eka Kurniawan akhirnya kembali menerbitkan novel terbarunya berjudul "Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong." Eka kini sibuk dalam rangkaian tur promosi novelnya.
Surabaya menjadi salah satu kota yang masuk dalam rangkaian tur Eka. Di Kota Pahlawan ini, Eka sempat mendiskusikan novel ini bersama para pembaca setianya.
Eka menyebut novel terbarunya ini merupakan yang terpendek yakni sekitar 100 halaman. Padahal, biasanya ia biasa menulis novel lebih dari itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya saya menulis lebih panjang, sekitar 200 sampai 500 halaman. Tapi kalau cerita sudah selesai di titik itu, ya selesai. Saya gak mau memaksakan untuk memperpanjang," ujar Eka, Jumat (12/12/2024).
Ia membeberkan bahwa ide novelnya ini sebenarnya telah ada sejak 8 tahun lalu, tetapi baru bisa ditulis dan diterbitkan saat ini.
"Kadang menulis itu harus dicuri waktunya, apalagi dengan kesibukan lain seperti mengantar anak sekolah. Tapi akhirnya selesai juga," tambahnya.
Tema yang diangkat dalam novel ini cukup unik, membahas kehidupan religiusitas seseorang dan bagaimana pengaruhnya terhadap jalan hidup.
"Novel ini terinspirasi dari pengalaman pribadi. Saya sering bertanya, apakah hidup kita benar-benar terarah hanya karena ajaran agama sejak kecil? Saya coba menjawab pertanyaan itu lewat cerita," jelas Eka.
Acara diskusi dan promo novel Eka ini digelar di C2O library & Collaborative di Jalan Doktor Cipto nomor 22, Dr Soetomo, Kecamatan Tegalsari, Surabaya.
Pantau di lokasi, diskusi dan promo novel itu dihadiri ratusan orang hingga meluber di luar. Para peserta yang hadir tampak antusias mendengarkan dan berdiskusi dengan Eka.
Setelah sesi diskusi selesai, peserta yang hadir tampak berbondong-bondong mengantre untuk mendapatkan tanda tangan dari Eka pada buku-buku karyanya. Lagi-lagi antrean panjang mengular hingga luar ruangan.
Mengetahui hal ini, Eka mengaku senang dengan antusiasme para peserta yang hadir. Ia lantas menyebut Kota Surabaya merupakan yang paling seru selama tur promonya.
"Rata-rata acaranya seru, tapi di Surabaya ini paling ramai. Mungkin karena hanya diadakan satu kali di sini," ucapnya.
Karena hal ini, Eka meminta agar jadwal promonya diatur lagi hingga dua sesi. Ini karena abntusias peserta yang hadir begitu tinggi.
"Kalau bisa ke depan diadakan dua sesi, misalnya siang dan sore, supaya lebih banyak yang bisa hadir. Saya juga ingin acara seperti ini diadakan di komunitas kecil atau kampus, bukan hanya di toko buku besar," katanya.
Surabaya sendiri menjadi penutup tur promosi yang sebelumnya juga digelar di Bandung, Jakarta, Sumatera Utara, dan Flores. Eka berharap novel ini dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
"Saya ingin mendapatkan insight dari pembaca dan semoga karya ini bisa memberi dampak positif," tutur alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada itu.
Johan, salah satu peserta yang hadir mengaku sebagai pembaca setia karya-karya Eka Kurniawan. Sebab menurutnya alur dan diksinya berbeda dengan novel pada umumnya.
"Saya sangat suka karya-karya Eka, terutama 'Cantik Itu Luka'. Alur dan diksinya beda dari yang lain. Kalau novel ini pendek, tapi tetap menarik," ujar Johan.
Reputasi Eka Kurniawan sebagai sastrawan memang tak hanya dikenal di nasional namun internasional. Karya-karyanya seperti "Cantik Itu Luka" dan "Lelaki Harimau" telah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa.
Novel "Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong" sendiri telah diterbitkan dan beredar di toko sejak 31 Juli 2024. Novel setebal 133 halaman itu hingga kini sudah laku sebanyak 5 ribu eksemplar.
(abq/iwd)