5 Kerangka Manusia Ditemukan di Istana Bhre Wengker Akan Diuji Karbon 14

5 Kerangka Manusia Ditemukan di Istana Bhre Wengker Akan Diuji Karbon 14

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 09 Okt 2024 14:31 WIB
Total 5 Kerangka Manusia Ditemukan saat Ekskavasi Istana Bhre Wengker di Mojokerto, 1 Balita
5 Kerangka manusia ditemukan di ekskavasi Istana Bhre Wengker Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

5 Kerangka manusia ditemukan di bagian timur sektor atau retuntuhan istana Bhre Wengker. Salah satunya 1 balita. Ke-5 jasad ditemukan di kedalaman sekitar 1 meter dari permukaan tanah saat ini.

Bekas istana itu persis di sebelah barat makam Dusun Bendo, Desa Kumitir. Tenaga Ahli Paleoantropologi Departemen Antropologi Fisip Unair, Delta Bayu Murti mengatakan 5 kerangka manusia ini akan diuji karbon 14 untuk mengungkap mereka berasal dari tahun berapa.

Hari ini pihaknya mengambil sampel tulang dengan kepadatan bagus dan mengandung kolagen. Sampel bakal dikirim ke Universitas Nasional Australia atau Universitas Nasional Tokyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uji karbon sekaligus untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi 5 jasad manusia dengan istana Bhre Wengker atau istana timur Majapahit. Bahkan, tes DNA juga akan dilakukan terhadap 5 kerangka manusia. Pihaknya akan mengambil sampel dari tulang petrosa.

"Tes DNA penting dilakukan untuk mengetahui 5 kerangka ini mempunyai ikatan keluarga. Juga untuk melacak apakah generasi yang tinggal di sekitar sini berkaitan dengan mereka. Kalau ada yang berkoneksi dengan mereka, artinya anak turun mereka nyebar di sini," ujarnya kepada detikJatim di lokasi ekskavasi, Rabu (9/10/2024).

ADVERTISEMENT

Ketua Tim Ekskavasi Situs Kumitir 2024 dari Balai Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI Jatim Muhammad Ichwan menuturkan, penelitian terhadap Situs Kumitir melibatkan beberapa disiplin ilmu. Yaitu ahli geologi dari BRIN untuk menentukan penanggalan situs ini, ahli paleonologi dari Kementerian ESDM menganalisis vegetasi Situs Kumitir pada masa lalu.

Juga ahli geolistrik dari Departemen Geologi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mencari potensi struktur kuno di bawah tanah, serta ahli paleoantropologi untuk menganalisis temuan 5 kerangka manusia. Ditambah bantuan ekskavasi dari para mahasiswa Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM.

"Hasil semua kajian nantinya kami kompilasi menjadi sebuah laporan yang komprehensif," terangnya.

Tak hanya kerangka manusia, ekskavasi Situs Kumitir 2024 juga menemukan struktur purbakala. Pertama, kelanjutan talud atau pagar sisi utara dan barat istana Bhre Wengker. Seperti diketahui, istana timur Majapahit ini dikelilingi talud berdenah persegi panjang 316x203 meter. Luas situs ini mencapai 64.148 meter persegi.

Kedua, struktur berbahan bata merah kuno di bagian barat daya Situs Kumitir, tepatnya di depan makam Mbah Musthofa. Struktur yang menyerupai tembok tebalnya 100 cm, sedangkan tingginya 80 cm. Bangunan ini menyambung dengan struktur menyerupai lantai di sebelah baratnya dengan lebar sekitar 250 cm. Tinggi struktur ini hanya 3 lapis bata.

Talud sisi barat merupakan gerbang sekaligus benteng istana Bhre Wengker. Posisi gerbang persis di tengah pagar sepanjang 203 meter tersebut. Hanya saja gerbang yang dulunya megah itu sudah tidak utuh lagi. Struktur gerbang yang sudah nampak diapit 2 pilar besar pada sisi utara dan selatan. Jarak antar pilar yang diperkirakan sebagai pipi tangga itu mencapai 12 meter.

Masing-masing pilar tersusun dari bata merah kuno, sepanjang 177 cm, lebar 177 cm dan tinggi yang sudah nampak 65 cm. Di antara pipi tangga tersebut terdapat bangunan tangga yang juga dari susunan bata merah kuno. Struktur tangga yang sudah nampak lebarnya mencapai 12 meter, panjangnya dari barat ke timur sekitar 6 meter. Ketinggian tangga yang berundak menuju ke pintu gerbang sekitar 2,5 meter.

Bangunan utama yang diyakini sebagai istana Kudamerta atau Bhre Wengker dan istrinya, Bhre Daha ditemukan di bagian timur Situs Kumitir. Yaitu tepat di sebelah barat makam Dusun Bendo, Desa Kumitir. Sisa-sisa fondasi istana seluas 20x26 meter persegi itu terbuat dari bata merah kuno dan susunan batu atau bolder.

Hipotesis Situs Kumitir adalah bekas istana Bhre Wengker dan Bhre Daha atau istana timur Majapahit didukung berbagai temuan arkeologi, Naskah Negarakertagama dan peta rekonstruksi peneliti Belanda. Di dalam Naskah Negarakertagama, Situs Kumitir disebut istana ajaib Bhre Wengker dan Rani Dhaha.

Istana timur dan barat Kerajaan Majapahit dibangun pada pemerintahan Putri Raden Wijaya, Tribhuwana Tunggadewi 1328-1350 masehi. Yaitu setelah wafatnya kakak tirinya yang menjadi Raja Kedua Majapahit, Jayanegara 1309-1328 masehi.

Kedua istana dibangun untuk mencegah perebutan kekuasaan antara Tribhuwana Tunggadewi dengan adik kandungnya, Bhre Daha. Karena kedua putri Raden Wijaya, pendiri Majapahit dengan Dyah Gayatri atau Rajapatni tersebut sama-sama berhak menjadi penguasa kerajaan setelah Jayanegara wafat.

Istana barat dan timur dibangun di Wilwatiktapura atau Kota Raja Majapahit yang diyakini berada di Kecamatan Trowulan dan sekitarnya. Istana barat ditempati Tribhuwana Tunggadewi dengan suaminya Bhre Tumapel atau Kertawardhana. Selanjutnya, istana barat diwariskan ke putra Tribhuwana, Raja Hayam Wuruk.

Total 5 Kerangka Manusia Ditemukan saat Ekskavasi Istana Bhre Wengker di Mojokerto, 1 BalitaTotal 5 Kerangka Manusia Ditemukan Ekskavasi Istana Bhre Wengke/ Foto: Enggran Eko Budianto

Istana barat Majapahit diperkirakan berada di Situs Kedaton atau Situs Sumur Upas, Desa Sentonorejo, Trowulan. Pertikaian di Majapahit baru terjadi melibatkan keturunan Hayam Wuruk. Raja Majapahit paling terkenal ini mewariskan tahtanya kepada Wikramawardhana, buah pernikahan dengan Prameswari.

Hayam Wuruk juga mempunyai anak dari selir, yaitu Bhre Wirabhumi. Wirabhumi diangkat anak oleh Bhre Daha dan dibesarkan di istana timur Majapahit. Ia menikah dengan cucu ibu angkatnya, Nagarawardhani dan dijadikan Bhre Lasem. Sebenarnya Wirabhumi sudah mengalah, tapi Wikramawardhana mengganti jabatan Wirabhumi sehingga memicu Perang Paregreg antara Majapahit barat dan timur (1404-1406 masehi).

Situs Kumitir juga menjadi tempat pendarmaan atau tempat menghormati Mahesa Cempaka, salah seorang raja bawahan Singosari. Bhre Wengker membangun tempat suci untuk menghormati leluhurnya, Mahesa Cempaka di dalam istananya yang kini menjadi Situs Kumitir.

Mahesa Cempaka meninggal pada 1268 masehi. Semasa hidupnya, dia menjadi Bhre Daha, salah satu negara bagian Kerajaan Singosari. Sementara Singosari kala itu dipimpin saudara tirinya, Wisnu Wardhana.

Mahesa Cempaka merupakan keturunan kedua Ken Arok dengan Ken Dedes. Dia adalah kakek Raden Wijaya, pendiri Majapahit. Sedangkan Wisnu Wardhana keturunan kedua dari Tunggul Ametung dengan Ken Dedes.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Misteri Kerangka Manusia di Belakang Gedung DPRD Solok"
[Gambas:Video 20detik]
(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads