Sejarah Kemerdekaan Indonesia yang Dirayakan Setiap 17 Agustus

Sejarah Kemerdekaan Indonesia yang Dirayakan Setiap 17 Agustus

Irma Budiarti - detikJatim
Kamis, 15 Agu 2024 13:13 WIB
Ir Soekarno saat memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
Soekarno saat memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Foto: Istimewa
Surabaya -

Hari Kemerdekaan Indonesia diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Bulan Agustus pun disebut sebagai bulan kemerdekaan yang selalu diisi dengan berbagai kegiatan lomba, upacara, hingga karnaval bertema kemerdekaan. Lantas, bagaimana sejarah kemerdekaan Indonesia?

Sejarah panjang kemerdekaan Indonesia menjadi warisan yang harus selalu dikenang. Perjuangan para pahlawan untuk kemerdekaan Indonesia harus mendapatkan penghargaan setinggi-tingginya. Sebagai generasi penerus, sudah seharusnya mengetahui sejarah kemerdekaan 17 Agustus.

Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Dilansir dari situs resmi Universitas Muhammadiyah, proklamasi kemerdekaan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945. Berawal dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, yang akhirnya mendorong tokoh nasional mempercepat deklarasi kemerdekaan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, bom atom Amerika Serikat meluluhlantakkan Hiroshima pada 6 Agustus 1945, yang berdampak besar pada Jepang. Tiga hari kemudian, 9 Agustus 1945, bom atom kedua melumpuhkan Nagasaki, sehingga memaksa Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya.

Para tokoh nasional memanfaatkan momen ini untuk memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Dalat, Vietnam, untuk bertemu Marsekal Terauchi pada 10 Agustus 1945.

ADVERTISEMENT

Pada 12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengumumkan kepada Soekarno, Hatta, dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari ke depan.

Desakan untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan terjadi di tanah air. Sutan Syahrir mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, Soekarno khawatir proklamasi dapat menimbulkan konflik besar karena ia belum yakin Jepang benar-benar telah menyerah.

Jepang menyerah kepada sekutu pada 14 Agustus 1945, namun masih memegang kekuasaan di Indonesia. Dua hari kemudian, 16 Agustus 1945, Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, Shodanco Singgih, dan lainnya membawa Soekarno, Fatmawati, dan Guntur (anak mereka yang baru berusia 9 bulan) ke Rengasdengklok.

Sejarah mencatatnya sebagai peristiwa Rengasdengklok. Soekarno dan Moh Hatta dibawa ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh Jepang. Para pemuda pejuang itu juga berusaha meyakinkan Soekrno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang Indonesia siap melawan Jepang.

Setelah peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Moh Hatta setuju mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka kembali ke Jakarta untuk merumuskan teks proklamasi. Perumusan teks proklamasi dilakukan di ruang makan rumah Laksamana Tadashi Maeda.

Teks proklamasi disusun Soekarno, Moh Hatta, Achmad Soebardjo. Teks proklamasi ditulis tangan oleh Soekarno, dibantu Moh Hatta. Perumusan teks proklamasi disaksikan Soekarni, Soediro, Ahmad Soebardjo, B M Diah, dan Sayuti Melik.

Setelah disepakati pada pukul 04.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, teks proklamasi diserahkan ke Sayuti Melik untuk diketik menggunakan mesin tik milik Mayor Hermanto Kusumobroto (dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman). Moh Hatta lalu meminta teks proklamasi diperbanyak dan disiarkan ke seluruh dunia.

Awalnya, pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di Lapangan Ikada. Tetapi akhirnya dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 pada pukul 10.00 WIB. Perpindahan lokasi dilakukan karena khawatir terjadi pertumpahan darah saat pembacaan proklamasi.

Menjelang pukul 10.30 WIB, para pemuda berbaris dengan tertib untuk mengikuti upacara proklamasi. Ada sederet tokoh yang turut hadir seperti Mr A A Maramis, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratulangi, KH Mas Mansur, Mr Sartono, M Tabrani dan A G Pringgodigdo.

Soekarno membacakan teks proklamasi dan pidato singkat. Upacara proklamasi dilanjutkan pengibaran bendera merah putih yang dijahit Fatmawati. Seorang prajurit PETA bernama LatiefHendraningrat dibantu Soepardjo dan seorang pemudi yang membawa nampan berisi bendera merah putih. Kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Proklamasi kemerdekaan merupakan momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sehingga harus dihargai dan diingat semua generasi sebagai simbol perjuangan dan semangat kebangsaan.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads