Ratusan Seniman Domestik dan Mancanegara Meriahkan Festival Rontek Pacitan

Ratusan Seniman Domestik dan Mancanegara Meriahkan Festival Rontek Pacitan

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Senin, 15 Jul 2024 21:10 WIB
Festival Ronthek Pacitan (FRP).
Festival Ronthek Pacitan (FRP) 2023. (Foto: Dok. Purwo Sumodiharjo/detikJatim)
Pacitan -

Gelaran pentas budaya tradisional kembali digelar di Pacitan. Sedikitnya 800 seniman lokal, nasional, dan mancanegara akan memeriahkan event bertajuk Festival Ronthek Pacitan (FRP) 2024. Pentas ini akan berlangsung setiap malam selama 3 hari sejak 15 Juli hingga 17 Juli 2024.

"Ada ratusan seniman dalam dan luar negeri akan tampil di depan penonton," kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Pacitan Turmudi kepada detikJatim, Senin (15/7/2024) siang.

Tak hanya menyuguhkan tampilan musik bambu khas Kota 1001 Gua, lanjut Turmudi, kemeriahan panggung juga akan dihiasi penampilan pembuka dari seniman Etno Ensemble Dharma Siswa ISI Surakarta. Ada juga Komunitas Calung Kontemporer Banyumas dan Truntung Sanggar Dhong Suntil Merbabu, Magelang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua grup rontek akan tampil di panggung utama di Jl JA Suprapto, depan Kantor Bupati Pacitan. Iring-iringan bergeser menghibur penonton di venue kedua yakni di Jl Ahmad Yani. Venue terakhir ada di Jl Jenderal Sudirman. Di panggung ini penonton kembali bisa menyaksikan aksi grup rontek.

"Jadi harapan kami penonton tidak hanya terkonsentrasi di satu titik saja. Supaya lebih longgar dan santai, masyarakat dapat memilih venue mana yang nyaman untuk nonton," imbuh Turmudi.

ADVERTISEMENT

Secara terpisah, Ketua Dewan Kesenian Pacitan Khoirul Amin menyebut jika perhelatan rontek tahun ini akan lebih mengedepankan aspek nilai dari seni budaya tersebut. Artinya, para peserta diharapkan lebih menonjolkan unsur alat musik bambu ketimbang sekadar estetika visual.

Sementara untuk memberi ruang bagi pegiat ekonomi kreatif, panitia juga menyediakan area pasar tradisional. Bagian utara alun-alun yang berhadapan panggung utama disulap menjadi sentra kuliner tradisional. Sebutan 'Pasar Krempyeng' pun disematkan pada lokasi jualan jajanan khas Kota 1001 Gua.

"Budaya kita jaga, sekaligus event yang ada kita harapkan bisa menjadi ajang nostalgia bagi mereka yang ingin menikmati jajanan asli Pacitan yang sebagian mulai langka," tutur Amin.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads