Bulan Suro dijadikan momen warga Kota dan Kabupaten Probolinggo menggelar syukuran atau selametan. Syukuran ini biasa disebut warga Ritual Buk-Buk Bumeh atau selamatan bumi. Salah satunya adanya kegiatan selametan hasil bumi warga.
Seperti yang dilakukan warga Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, Sabtu (13/7/2024) malam. Hasil bumi dikumpulkan menjadi satu lalu diarak keliling kampung.
Arak-arakan menyerupai gunungan hasil bumi warga sekitar itu bermacam-macam. Mulai sayur mayur, beras, gabah, uang kertas dan lain-lainnya. Selain itu, nasi kuning tumpeng yang sudah disiapkan warga turut diarak keliling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan ini biasa disebut 'Ritual Buk-buk Bumeh Bulen Sorah' atau 'Grebek Suro' dengan harapan bumi selalu memberi keberkahan dan keselamatan agar tidak ada bencana. Setelah diarak, nantinya hasil bumi dan nasi tumpeng itu akan jadi rebutan warga.
![]() |
Saat arak-arakan, hasil bumi berbentuk gunung dan nasi tumpeng diarak dengan lantunan musik tradisiona. Selain itu dikelilingi pasukan berkuda dan kesenian jaran kencak yang dikendarai anak-anak kecil. Kegiatan ini biasanya digelar hari kelima Bulan Suro.
"Sudah setiap tahun memang selalu menggelar grebeg suro ini, sebagai bentuk syukur kami warga atas rejeki yang diberikan alam dan juga dengan harapan alam tidak marah sehingga tidak terjadi bencana alam," kata seorang warga setempat, Rudi.
Menurut Rudi (35), warga yang melihat arak-arakan Grebek Suro, dengan adanya grebek suro ini memang akan mengundang perhatian warga atau pengguna jalan yang melintas. Sehingga akan menyempatkan diri untuk berhenti dan menonton arak-arakan hasil bumi.
"Kalau sudah selesai arak-arakan dan dibaca dengan ayat-ayat suci, dilanjutkan dengan rebutan hasil bumi. Baru sebelum acara selesai, terlebih dahulu menyantuni anak yatim yang berasal dari desa ini," tandas Rudi saat ditemui detikJatim.
Sementara setelah diarak dan didoakan sejumlah tokoh agama dan sesepuh, gunungan berisi hasil bumi dan tumpeng raksasa dijadikan rebutan warga, baik kaum emak-emak, anak-anak dan orang dewasa.
![]() |
Tradisi mendapatkan isi gunungan dan tumpeng tersebut, dipercaya bisa mendapatkan keberkahan, keselamatan dan rezeki berlimpah.
Siti Rukmana (32), warga Kelurahan Kanigaran, dapat sayur mayur dari rebutan gunungan, senang saat rebutan secara massal, alhamdulillah mendapatkan beberapa sayur mayur untuk dimakan bersama keluarga, agar diberi kesehatan, kebahagiaan dan rejeki lancar.
"Dapat beberapa jenis sayur mayur isi gunungan Grebeg Suro yang jadi rebutan, nanti dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarga. Karena sayur mayur dari gunungan yang didoakan para tokoh agama dan sesepuh di sini, saya yakin bisa membawa keberkahan dan keselamatan, uang kertas dibuat jimat ditaruk di dompet, agar rezekinya terus mengalir," ujar Siti.
Sementara Kiai Ahmad Kusnadi, Pengasuh Padepokan Wali Songo Sholawat Nariyah mengaku ritual grebeg suro setiap tahun digelar, untuk menyelamati bumi dan tolak balak. Tujuannya, agar kehidupan di dunia selalu diberi keberkahan, kebahagian dan limpahan rezeki.
"Setiap tahun kita gelar ritual Grebeg Suro, yang tujuannya untuk menyelameti bumi yang kita injak, agar selamat dan terhindar dari balak bencana, dan hidup bisa tenang dan damai, dan semua warga bisa dilancarkan rezekinya. Semoga Allah SWT tidak menurunkan balak bencana serta penyakit," tegas Kiai Kusnadi.
Usai rebutan gunungan dan tumpeng raksasa selesai, acara dilanjutkan dengan santunan anak yatim piatu.
(abq/fat)