Makna Mendalam Tradisi Terater Nasi di Madura Jelang Idul Adha

Makna Mendalam Tradisi Terater Nasi di Madura Jelang Idul Adha

Alifia Kamila - detikJatim
Rabu, 12 Jun 2024 06:30 WIB
warga sampang bergantian  Ter ater Tajin Sorah  selama satu bulan saat satu suro
Tradisi ter ater warga Madura sebelum Idul Adha (Foto file: Kamaluddin/detikJatim)
Surabaya -

Pulau Madura terkenal ragam tradisinya yang masih melekat menyambut berbagai hari besar. Salah satunya tradisi Terater Nasi yang dilakukan jelang Idul Adha.

Terater Nasi merupakan bagian dari budaya lokal sebagai sarana mempererat silaturahmi antarwarga Madura. Tradisi ini tentunya mengandung makna yang mendalam.

Apa makna di balik tradisi Terater Nasi di Madura jelang Idul Adha? Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makna Tradisi Terater Nasi

Dirangkum dari beberapa sumber, kata 'terater' atau 'ter-ater' diambil dari bahasa yang digunakan masyarakat Madura untuk mengantar sesuatu kepada tetangga. Arti tradisi Terater Nasi berarti membagi nasi kepada tetangga atau orang terdekat.

Tradisi ini dimulai dengan para wanita yang bertugas untuk menyiapkan menu makanan yang biasanya berupa ayam atau daging kambing dengan balutan santan, nasi putih, dan kue dodol. Selanjutnya, makanan tersebut dibagikan kepada warga dan keluarga.

ADVERTISEMENT

Pada dasarnya, tradisi ini bertujuan sebagai ajang silaturahmi antartetangga, sanak keluarga, dan kerabat. Hantaran yang didapat dari seseorang tidak boleh diberikan kepada pihak lain. Sebab jika dilakukan, ini bisa menjadi sanksi sosial tersendiri atau menjadi objek san-rasan karena tidak menghargai hasil tertater.

Selain itu, terater menjadi wujud manifestasi dari rasa syukur atas segala rezeki yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Rasa syukur ini dirayakan, khususnya saat memasuki hari besar tertentu.

Hantaran yang diberikan saat terater tak luput menjadi penentu klasifikasi status sosial seseorang. Semakin tinggi derajat status penerimanya, semakin mewah pula menu dan barang yang akan diterimanya. Ini biasa merujuk pada sosok kiai atau tokoh masyarakat yang dianggap sebagai orang beriman dan memiliki derajat yang lebih tinggi di mata Allah SWT.

Terater diketahui merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan sejak zaman leluhur warga Madura. Oleh karena itu, masyarakat dari Pulau Garam ini, terutama di pedesaan, terus berusaha untuk melestarikan tradisi Terater di tengah gempuran arus modernisasi.

Waktu Pelaksanaan Tradisi Terater Nasi

Terater umumnya dilakukan oleh masyarakat Madura ketika adanya hajatan, selametan, tasyakuran, dan lain sebagainya. Ini bisa dilakukan secara rutin pada Kamis sore atau malam Jumat untuk diberikan kepada kiai atau guru ngaji yang umum disebut sebagai arebbha.

Terater juga dilakukan secara serentak pada hari besar Islam. Misalnya pada nisfu syakban atau sya'bannan, hari ke-21 puasa Ramadan atau nuzulul quran, serta Hari Raya Idul Fitri. Sementara pada Idul Adha, tradisi berbagi ini kerap dilakukan seusai melaksanakan salat id.

Dihimpun dari Jurnal Institut Agama Islam Negeri Madura berjudul Tradisi Ter-ater dan Dampak Ekonomi bagi Masyarakat Madura yang ditulis Moh. Wardi, Terater dilakukan pada hari besar Islam setiap bulan hijriah, terutama oleh warga Kabupaten Sumenep.

Pada bulan muharam atau bulan haram untuk berperang, tradisi dilakukan dengan membawa bubur putih atau tajin poteh. Dilanjutkan dengan membawa bubur merah-putih atau tajin polor pada bulan Safar atau perjalanan untuk pergi berdagang.

Pada bulan Rabiulawal, tradisi Terater dimeriahkan dengan mengantar nasi, daging ayam, daging sapi, dan buah-buahan. Ini sebagai perayaan atas bulan lahirnya junjungan Nabi Muhammad SAW. Menu tersebut tak jauh berbeda pada bulan selanjutnya atau Rabiulakhir.

Bulan Syakban yang diartikan sebagai mencari mata air untuk menyongsong bulan Ramadan tak ketinggalan menjadi sarana untuk melangsungkan tradisi ini. Warga biasanya akan mengantarkan nasi putih beserta lauk-pauk yang lengkap, seperti daging ayam, kambing, atau sapi dan kue.

Ramadan menjadi momen spesial bagi masyarakat muslim Madura. Menu Terater pada bulan ini identik dengan kue apem yang diantarkan pada tanggal 21, 25, dan 27 ramadan.

Seusai ramadan, warga Madura pun merayakan Idul Fitri dengan meriah. Salah satunya dengan mengirim makanan lengkap dengan kue sebagai hidangan sampingnya.

Tradisi Terater semakin semarak dilakukan kala bulan Zulhijah datang. Momentum ini dikenal sebagai masa haji dengan menggelar Terater dalam wadah besar berisi makanan kepada sanak saudara atau tetangga.


Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads