- Puisi Hardiknas Versi Pendek 1. Menggapai Impian 2. Para Pelajar 3. Ilmu Abadi 4. Bersahabatlah dengan Ilmu 5. Waktu Adalah Ilmu 6. Belajar 7. Tujuan Ilmu 8. Seuntai Syukur 9. Pendidikan Masa Lalu 10. Menuntut Ilmu 11. Mahaguru 12. Ilmu Terpendam 13. Mahasiswa Masa Kini 14. Buku 15. Kampus Versi Panjang 1. Hatinya Rupawan meskipun Rusak Badan 2. Ki Hajar Dewantara 3. Dikoyak Suara 4. Pendidikan dan Harapan 5. Pahlawan yang Terlupakan 6. Di Nusantara Kutemukan Jiawanya, Buat Ki Hajar Dewantara 7. Perjuangan Meraih Mimpi 8. Wasiat Seorang Guru
2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan ini bisa dengan berbagai cara, salah satunya membaca puisi dengan tema pendidikan.
Puisi cocok untuk merayakan Hardiknas. Puisi bisa menyampaikan kalimat-kalimat yang indah dan menarik tentang pendidikan.
Puisi Hardiknas
Merangkum dari berbagai sumber, berikut contoh puisi Hardiknas 2024 dengan tema pendidikan. Daftar puisi ini ada yang versi panjang dan pendek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Versi Pendek
1. Menggapai Impian
Karya: Ni Nengah Restari
Senyum terukir tipis
Menghias bibir yang manis
Langkah demi langkah berpijak
Mengejar angan yang bijak
Sejuta harapan kurengkuh
Laksa rintangan kutempuh
Laksa menuju kemenangan
Menggapai impian
Riang gembira jalan hidup
Hati ikhlas bahagia datang
Perjuangan dan doa penuh ikhlas
Bawa berkah yang berlimpah
2. Para Pelajar
Karya: Elfrida Octaviani
Kami tumbuh untuk Indonesia
Kami hidup untuk Indonesia
Kami berdiri untuk Indonesia
Kami mati untuk Indonesia
Tidak semata mata kami hanya meminta
Dengan jeritan dan ronta
Tapi kami juga mengalirkan
Ilmu sebagai terapan yang meringankan
Malam tergelap tepat sebelum fajar
Rintangan dan halangan selalu mengajar
Esa hilang dua terbilang
Tak akan ada harapan yang hilang
3. Ilmu Abadi
Karya: Medina Muncar Irmaranti
Ilmu adalah cahaya kehidupan
Menjadi penerang dalam gelapnya kehidupan
Begitu luas untuk dijelajahi
Ilmu bagaikan petunjuk
Penuntun kejalan yang benar
Menjadi dasar atas apa yang kita lakukan
Ilmu tak pernah lekang oleh waktu
Berkembang seiring berkembangnya waktu
Dan akan terus berkembang hingga akhir kehidupan
4. Bersahabatlah dengan Ilmu
Karya: Alberta Michelle
Bersahabatlah dengan ilmu
Maka kehidupan yang cerah memihakmu
Bersahabatlah dengan ilmu
Maka harapan terasa dekat di genggamanmu
Dunia akan selalu membutuhkanmu
Membutuhkan ilmumu
Membutuhkan kerja kerasmu
Membutuhkan semangatmu
Teruslah belajar
Hingga tak lagi mengenal rasa lelahmu
Teruslah belajar
Hingga kesuksesanlah yang menemani hari-harimu
5. Waktu Adalah Ilmu
Karya: David Aribowo
Untuk bisa terbang harus butuh waktu
Untuk bisa berlari harus menguasai waktu
Untuk bisa berenang harus meluangkan waktu
Untuk bisa melompat harus mengatur waktu
Butuh waktu untuk menguasai materi
Menguasai waktu untuk sukses dari bangku sekolah
Meluangkan waktu untuk mengibarkan ilmu
Mengatur waktu untuk membawa nama baik sekolah
6. Belajar
Karya: Agnes Valentina Christa
Ketika matahari terbit memancarkan sinarnya
Seketika itu jiwa ragaku terbakar
Terbakar oleh semangat belajar
Demi mencapai tujuan mulia
Belajar ...
Menjadi jalan yang menyakitkan demi mencapai sebuah tujuan
Luka, ejekan, perih terasa selama belajar
Namun, hati tetap teguh dalam belajar
Belajar ...
Menjadi jalan cita dan harapan bagi masa depan
Belajar seakan menjadi semangat untuk terus maju
Maju melawan kebodohan
7. Tujuan Ilmu
Karya: David Aribowo
Aku melangkah tanpa arah tujuan
Hingga impian menjadi suram
Aku berimajinasi seperti elang
Hingga rintangan terlihat ringan
Aku membuang waktu untuk tujuan
Hingga pengetahuan tampak luas dan terang
Aku berhasil menuntut ilmu
Hingga pekerjaan terasa kesenangan
8. Seuntai Syukur
Karya: Margareta Asti
Teruntuk Dikau, Peri Berilmu
Dari aku yang selalu menyusahkanmu
Panas kemarau yang tak berkesudahan
Dingin penghujan yang tak berujung
Bak merekalah kehebatanmu
Pengabdianmu bagaikan lily yang menawan
Mulia, suci, pun semangatmu enggan mematung
Tiada pernah kau siakan hadirmu
Lihatlah bunga-bungamu yang bermekaran
Tanpamu semua dungu, pandir, pusung!
Tak satupun dari benihmu kau biarkan layu
Terima kasih, Peri berilmu
Terima kasih untuk hadirmu
Terima kasih atas cintamu
9. Pendidikan Masa Lalu
Karya: Muhammad Haris
Manusia zamannya
Berpindah ke mana-mana
Di situ berada selalu belajar
Di sana semangat terbakar
Ruang terbuka
Sekat alam manusia
Samudra ilmu
Menyentuh kalbu
Tanpa keluh kesah
Tanpa meratapi masalah
Bisa menyelesaikan
Bisa menuai kesuksesan
10. Menuntut Ilmu
Karya: Bryan Austin Laurens
Pagi-pagi buta
Kuterbangun dari bunga tidurku
Kuayunkan langkah kakiku
Demi menggapai citaku
Walau harus menempuh
Jalan berkelok
Walau terik matahari
Menghitam kulitku
Walau lapar dahaga
Kukan tetap pergi
Untuk meraih ilmu
Setinggi bintang di angkasa
Agar dapat kuraih citaku
Dan berguna untuk negeriku Indonesia
11. Mahaguru
Karya: Indra Haksari
Bila mentari menyapa pagi
Semangat ceria selalu mengiringi
Bukan harta benda yang kau cari
Tapi pada Sang Ilmu kau mengabdi
Seperti Ismaya menuntun langkah ksatria
Menanggalkan jemawa memajukan peradaban manusia
Berlogika hati, luas ilmu, bijak bertindak
Bukan ajaran basa basi yang kau beri
Tapi sikap kritis yang kau hadirkan disini
Meskipun krikil caci maki kadang kau temui
Hormatku untukmu Mahaguru
Bintang yang tak pernah lelah memandu
Saat perahuku mengarungi samudra ilmu
12. Ilmu Terpendam
Karya: Stefany Wendy Prasetyo
Sejauh mata memandang
Begitulah sahut mereka
Aku di sini haus ilmu
Menimba di mana aku tak tahu
Semua alat sudah dicoba
Apa yang masuk segera keluar
Hilang dekapan entah kemana
Meninggalkan semua dari sumbernya
Tak tahu harus apa
Ilmu sudah sirna
Aku akan mencoba
Mengumpulkan serpihan
Dari ilmu yang terpendam
13. Mahasiswa Masa Kini
Karya: Agnes Valentina Christa
Mahasiswa masa kini
Sekumpulan orang yang katanya "terpelajar"
Tapi berbicara pun tak mampu
Menjadikan diskusi sebagai ajang pamer kepintaran
Mahasiswa
Status yang dikata tinggi nan mulia
tapi tak punya semangat dan harapan bagi masa depan
Oh mahasiswa, masih pantaskah status itu untukmu?
Mahasiswa menjadikan angka sebagai simbol keberhasilan
Menjadikan nilai sebagai cara untuk menyombongkan diri
Tak peduli bagaimana caranya, apapun mereka halalkan
Oh teruntuk mahasiswa masa kini, masih pantaskah dirimu
kusebut "mahasiswa"?
14. Buku
Karya: Ari Maulana
Buku adalah jendela dunia...
Membaca membuat kita pintar
Memahaminya membuat kita sadar
Bahwa bumi tidaklah hanya alam sekitar
Banyak pemahaman di dalamnya
Banyak pengetahuan isinya
Melalui buku kita tahu segalanya
Melalui buku kita bisa menjelajahi angkasa
Buku...
Banyak sekali jasamu
Isi perut Bumi pun bisa kutahu
Hanya dengan membaca dan memahamimu
Tak pernah kuselami lautan luas
Tak pernah ku jelajah Kutub Utara
Namun melalui buku aku bisa tahu
15. Kampus
Karya: Nadya Syafia R.
Sang surya telah bangkit
Kulirik jam dinding
Jam enam pagi
Kusiap untuk pergi
Ke kampus hari ini
Menyapa teman-teman
Yang sedang berjalan
Menuju pintu depan
Demi masa depan
Membuat tugas bersama
Saling bekerjasama
Membuat prestasi
Dan meraih prestasi
Versi Panjang
1. Hatinya Rupawan meskipun Rusak Badan
Karya: Samsul Hadi
Dia bersua seperti biasa
Menyapa dan bercanda
Namun dia bercita mulia
Bertahan dalam rimba pengetahuan
Kelaparan demi yang lain kecukupan
Perih demi tegaknya kemanusiaan
Adalah dia yang menjadi dambaan dunia
Dialah mutiara indah tak ternilai harganya
Tangan dan kakinya tak mau diam
Perut dan kepalanya terus menerjang
Berjalan membawa senapan siap dibidikkan
Jiwa dan raganya dipertaruhkan
Hidup dan matinya menjadi jaminan
Dengan hati dan pikirannya ia diam dan berjalan
Dia mengarungi samudera kebaikan
Mendaki tebing terjal kebenaran
Rela menderita melebihi apapun
Kesempatannya tak tersia-siiakan
Sanggup melampaui perjalanan jauh berapapun
Sekalipun tinggalkan harta dan kedudukan
Dia aneh dan hina dipandang sebelah mata
Nyatanya ia kaya, mulia, dan tegak perkasa dari yang ada
Tekadnya gigih dalam rencana
Semangatnya kuat bagaikan baja
Hatinya pasrah tinggi ke angkasa
Tawakkal berserah pada sang Penguasa
Meski duri tajam mengoyak tubuh dekilnya
Ia terus melangkah demi ilmu pendidikan
Siapapun yang memandang akan tertawan
Hatinya rupawan meski rusak badan
Kata dan perbuatannya membingungkan
Namun pada pengujungnya semua terbuktikan
Dia sang idaman dicintai Tuhan
(RSKP Dharmais Jakarta, Jumat, 10 Juni 2022)
2. Ki Hajar Dewantara
Karya: A.K. Wardhani
2 Mei engkau dilahirkan
Tanggal itu pula kami abadikan
sebagai hari Pendidikan Nasional
Karena jasamu,
Mengentaskan kebodohan
Memerangi penjajah dengan cahaya pengetahuan
Putra ningrat yang merakyat
Pengasingan tak menghentikan langkah
Serbuan kritik tajam kau arah
Jiwamu menahan amarah
Dalam doa dan tengadah
Dalam tulisan penuh amanah
Ki Hajar Dewantara... Ki Hajar Dewantara!
Pekik namamu harum kukenang selalu
Engkaulah pendiri Taman Siswa
Engkaulah pejuang Tiga serangkai
Teladanmu terlukis nyata penuh wibawa
Dalam perjuanganmu!
Dalam tulisanmu!
Dalam dedikasimu!
Semboyanmu akan selalu terpatri
Ing ngarsa sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tut Wuri handayani
3. Dikoyak Suara
Karya: Ika Rahutami
Di ujung sore yang sepi
Terbayang kerinyit kemarahan bercampur bau perjuangan
yang berkobar sekian puluh tahun lalu
"apakah kamu mendidik?"
"iya," jawabku
"mendidik semacam apa?"
"ya mendidik orang muda supaya pintar, supaya tidak bertemu alisnya ketika berbicara teknologi, supaya kelak jadi kaya"
"cukupkah?" desisnya lagi. "Kamu lupa, pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan"
Aku terdiam
Membiarkan suara suara di telinga terganti oleh detak nadiku yang lebih cepat
Tergerus oleh arus yang lebih cepat,
terlupa kemewahan idealisme, kokoh kemauan, dan halus perasaan
terlupa atau sengaja lupa
Itu tetap kegagalan
4. Pendidikan dan Harapan
Karya: Dwi Arif
Pendidikan adalah tangga harapan
Tangga itu menuntun manusia untuk mencapai tujuan
Semua manusia berhak untuk menggunakan
Untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan
Tangga itu tidak boleh disembunyikan
Dari semua insan yang ingin perubahan
Tangga tersebut tidak boleh disalahgunakan
Hanya untuk meraih keuntungan
Tangga itu harus benar-benar kuat
Agar mampu merubah manusia menjadi bermartabat
Tangga tersebut harus selalu dirawat
Agar bisa membimbing kita meraih akal sehat
Tangga itu harus bisa beradaptasi
Dari jaman yang begitu kencang berlari
Tangga itu tidak boleh dinodai
Agar bisa mengantar kita menjadi manusia bermoral yang hakiki
5. Pahlawan yang Terlupakan
Karya: Ahmad Muslim Mabrur Umar
Cermatilah sajak sederhana ini kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap
Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terkalah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api
Ia tak bertarung di medan perang
Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang
Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya
Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini
Juluklah ia pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah engkau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan
6. Di Nusantara Kutemukan Jiawanya, Buat Ki Hajar Dewantara
Karya: Sawali Tuhu Setya
Bak Mutiara di atas tumpukan loyang
Pancaran pamormu menembus lautan
dan karang
Aroma namamu telah tercatat dalam
prasasti dan sejarah
Nisanmu abadi sepanjang zaman dan
lintasan sejarah
Tinta emasmu menggetarkan nyali
colonial
Dikucilkan dan dinistakan sebagai
pecundang
Di kegelapan sonya ruri tanpa bintang
Bak Mutiara di atas tumpukan Loyang
Namamu terus mengabdi bersemayam
Dalam kubdangan kalbu pemburu
kebenaran
Aku berkelana, mengepakkan sayap mimpi
Hingga ke tanah seberang
Kukejar jejak pamormu yang hilang
Dalam kepungan badai dan gelombang
Terperangkap dalam kubangan labirin
Sunyi, gelap tanpa terang
Di tengah gelombang zaman yang
meradang
Slogan dan semboyan abadimu,
Ing ngarsa sung tuladha,
Ing madya mangun karsa.
Tut wuri handayani
Tak lebih hanya tinggal tumpukan idiom
tanpa makna
Berabad-abad lamanya aku memburu
tanpa jeda
Menembus kabut dan mendung gelap di
cakrawala
Hampa ...
Merana ...
Kehilangan asa ...
Aku lelah ...
Mati suri ...
Terjerembab di Taman Nusantara
Oh...
Tanpa tahu sebab yang pasti
Aku merasa damai dan bahagia
Di taman ini aku temukan jiwanya
Di Taman Nusantara
Aku bertemu Ki Hajar Dewantara
Tak perlu lagi berkelana
Tak perlu mengembara, menembus
kabut cakrawala
Mengepakkan sayap mimpi sia-sia
7. Perjuangan Meraih Mimpi
Karya: Natasha Maylina
Sejuta angan dan mimpi
Menari di kepalaku
Sejuta harapan
Bergema di dalam hatiku
Ke manakah semua ini kubawa?
Kehidupan yang maha keras
Menghadang impian dengan batu rintangan
Takkan kulepas genggaman mimpiku
Melupakan imajinasi sejenak
Berjerih payah mewujudkan mimpi
Setiap jerih payah pasti terbayar
Berikan banyak harapan
Semangat perjuangan berkobar
Demi mimpi di masa depan
Takkan 'ku berpaling darinya
'Kan kuraih mimpi setinggi bintang
8. Wasiat Seorang Guru
Karya: Trihartati
Anakku, ini wasiatku
Bila cintamu pada ilmu telah menyatu
Buktikan kau mampu berburu
Ke tengah rimba raya
Susuri jalan belukar
Jangan tersesat dalam putus asa
Bila pagi tantanglah matahari
Kau harus lebih dahulu menepati janji
Menjemput cahaya-Nya
Kala terik matahari mendidihkan ubun-ubun
Berpikirlah pada kesungguhan
Hiduplah untuk berjuang
Dan ketika petang merambang
Ingatlah ilmu tak akan datang
Maka jemput dengan pencarian
Inilah wasiatku, anakku
Sebelum batang waktu menua
Sebelum hilang nyawa
Berbekallah dengan Ilmu yang berguna
Ayunlahh langkah menuju cita mulia
Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)