Mengunjungi Makam WR Soepratman di Surabaya, Pencipta Lagu Ibu Kita Kartini

Mengunjungi Makam WR Soepratman di Surabaya, Pencipta Lagu Ibu Kita Kartini

Allysa Salsabillah Dwi Gayatri - detikJatim
Minggu, 21 Apr 2024 14:55 WIB
Makam WR Suprapto di Surabaya
Makam WR Soepratman di Surabaya (Foto: Rifki Afifan Pridiasto/detikJatim)
Surabaya -

Tanggal 21 April kerap diperingati sebagai Hari Kartini. Kartini dikenal dengan jasanya bagi perempuan Indonesia, sehingga namanya diabadikan dalam sebuah lagu berjudul Ibu Kita Kartini.

Adalah Wage Rudolf Soepratman yang menciptakan lagu ikonik ini. Salah satu pahlawan nasional Indonesia ini juga dikenal sebagai pencipta lagu Kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya.

Makam WR Soepratman terletak di Jalan Kenjeran, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Tim detikJatim mengunjungi makam ini pada peringatan Hari Kartini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makam WR Suprapto di SurabayaMakam WR Soepratman di Surabaya Foto: Rifki Afifan Pridiasto/detikJatim

Suasana sepi menyambut tim detikJatim saat menapakkan kaki di makam ini. Suasana asri begitu kental terasa. Kompleks makam ini juga terasa sejuk dan terawat. Pepohohan hijau hingga bunga yang bermekaran mengiringi tiap langkah tim detikJatim.

Tak hanya itu, di makam ini juga terdapat patung WR Soepratman yang tengah memakai jas dan peci sembari memegang biola. Seolah-olah, ia sedang memainkan biola sambil mendendangkan lagu ciptaannya. Karya WR Soepratman pun abadi terpahat di belakang patung tersebut.

ADVERTISEMENT
Makam WR Suprapto di SurabayaMakam WR Soepratman di Surabaya (Foto: Rifki Afifan Pridiasto/detikJatim)

Saat detikJatim datang, sayangnya juru kunci makam tengah tak berada di lokasi. Namun, ada anak juru makam, Malik yang menemani menjelaskan beberapa hal tentang makam ini.

Malik menjelaskan, makam WR Soepratman biasanya ramai didatangi peziarah saat hari-hari besar. Seperti Hari Musik Nasional, Hari Pahlawan hingga Hari Kemerdekaan.

"Ya kalau di sini ramainya di Hari Musik, terus hari 17 Agustus itu, Hari Pahlawan," jelas Malik kepada detikJatim, Minggu (21/4/2024).

Sementara untuk Hari Kartini, makam biasanya memang sepi. Biasanya, orang-orang yang berkunjung melakukan ziarah tabur bunga, mengabadikan momen, atau bermain alat musik.

"Mungkin dari luar kota ada yang ziarah, kalau di dalam kota mungkin ada agendanya. Biasanya ziarah tabur bunga, mengabadikan momen dan biasanya ada dari grup pak WR Soepratman, main biola gitu," ungkap Malik.

Malik juga mengungkapkan, setiap tahunnya selalu ada pembaruan di makam ini. Makam WR Soepratman pun selalu terjaga.

"Kalau makam pasti setiap tahunnya ada pembaruan dan lebih bagus sih, mungkin pohon-pohon sekitar mulai ditebang, pencahayaan kalau malam hari lebih terang, terus dicat ulang," tambah Malik.

Makam WR Suprapto di SurabayaMakam WR Soepratman di Surabaya Foto: Rifki Afifan Pridiasto/detikJatim

Sedangkan akses masuk ke makam WR Soepratman dibuka 24 jam setiap hari selama peziarah telah izin kepada juru kunci makam.

Sementara itu, warga sekitar Makam WR Soepratman menyebut, pada Hari Kartini memang makam tampak sepi. Makam terlihat lebih banyak pengunjung ketika hari-hari besar seperti Hari Kemerdekaan dan Hari Pahlawan.

"Ramai kalau 17 Agustus, upacara pagi sore, Hari Pahlawan juga," ungkap salah satu warga yang akrab disapa Kentang kepada detikJatim.

Profil Singkat WR Soepratman

WR Soepratman adalah putra dari pasangan Sersan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo dan Siti Senen. Meskipun tempat kelahirannya adalah Purworejo, ayahnya yakni Sersan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo secara resmi mencatatkan akta kelahiran WR Soepratman di Jatinegara. Oleh karena itu, banyak yang mencatat bahwa WR Soepratman lahir di Jatinegara.

WR Soepratman masuk ke dunia musik sejak mendapatkan hadiah berupa biola dari kakak iparnya, W. M. Van Eldick di hari ulang tahunnya yang ke-17. Lalu, WR Soepratman bersama Van Eldick mendirikan grup band jazz bernama Black and White. Sepanjang hidupnya, WR Soepratman menciptakan banyak lagu-lagu perjuangan.

Penghargaan yang Diterima WR Soepratman

WR Soepratman meninggal dunia karena ada masalah pada jantungnya. Ia tutup usia pada tanggal 17 Agustus 1938 di Jalan Mangga No.21, Tambaksari dan dikebumikan di Jalan Tambak Segaran Wetan, Surabaya.

Berikut beberapa penghargaan yang diterima WR Soepratman:

  • Anugerah Bintang Mahaputra Anumerta III pada 17 Agustus 1960 oleh Pemerintah RI
  • Gelar 'Pahlawan Nasional' melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 16/SK/1971 tanggal 20 Mei 1971
  • Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 017/TK/1974 tanggal 19 Juni 1974 oleh Presiden RI.



(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads