Jejak Wali Kidangan Ulama Pejuang Penyebar Islam di Bojonegoro

Jejak Wali Kidangan Ulama Pejuang Penyebar Islam di Bojonegoro

Amir Baihaqi - detikJatim
Minggu, 24 Mar 2024 06:30 WIB
Wali Kidangan Bojonegoro
Makam Wali Kidangan Bojonegoro (Foto file: Ainur Rofiq/detikJatim)
Bojonegoro -

Wali Kidangan merupakan ulama besar dan penyebar Islam di Bojonegoro. Wali Kidangan disebut-sebut berasal dari Kesultanan Pajang.

Disebut Wali Kidangan karena makamnya berada di perbukitan Dusun Kidangan, Desa Sukorejo, Kecamatan Malo, Bojonegoro. Suryanto, juru kunci makam mengungkapkan nama asli Wali Kidangan adalah Syekh Mukodar atau Pangeran Kumbang Ali-ali dan Pangeran Narasoma.

Semasa hidup, Wali Kidangan tak pernah mau namanya disebutkan atau diungkapkan. Ini karena ia diyakini sebagai wali yang menyembunyikan diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau Mbah Wali Kidangan tidak berkenan disebutkan namanya. Wali Mastur atau Wali yang menyembunyikan diri dengan kebiasaan beliau melaksanakan sebuah tirakat dengan cara menyendiri di sekitaran makam ini," tutur Suryanto, Minggu (2/4/2023).

Syekh Mukodar diceritakan datang dari Pajang dan menuju ke kawasan setempat bukan hanya untuk syiar saja. Namun juga menghindari kegaduhan politik waktu itu di Pajang.

ADVERTISEMENT

Di Kidangan pula, Syekh Mukodar bertirakat dan bertapa hingga akhirnya hayatnya. Ia lalu dimakamkan berdampingan dengan dua muridnya.

Untuk Wali Kidangan di sebelah selatan, lalu berjajar makam para santrinya. Warga setempat dan luar daerah tak sedikit yang berziarah ke makam Wali Kidangan.

Ritual dan doa bersama juga digelar setiap 1 Muharam atau Suronan. Sementara Hari Kamis Legi merupakan Haul Wali Kidangan.

"Alhamdulilah warga masih sering melaksanakan doa dan untuk melestarikan budaya leluhur ada tradisi sedekah bumi jelang musim tanam dan panen raya," kata Suryanto.

Untuk menuju ke makam Mbah wali Kidangan para peziarah berjalan kaki naik tangga beton. Dengan suasana rindang pepohonan jati yang sudah ratusan tahun usianya.

Makam Wali Kidangan dan santrinya jauh dari tempat keramaian, bahkan terlihat sangat sederhana jika dibandingkan dengan makam wali-wali lainnya.

"Lokasinya cukup sejuk di antara pepohonan jati. Mereka peziarah sangat betah berdoa dan lokasi ini sudah menjadi obyek wisata religi," tandas Suryanto.




(abq/iwd)


Hide Ads