Film horor Sinden Gaib yang diangkat dari kisah nyata di Trenggalek akan tayang serentak di bioskop pada 22 Februari. Pemutaran khusus (gala premiere) Sinden Gaib digelar di Trenggalek, Selasa (20/2/2024).
Pada gala premiere tersebut ratusan penonton memadati bioskop NSC Trenggalek. Sejumlah pemain utama pun juga tampak hadir, di antaranya Sara Fajira, Laras Sardi, Arla Ailani, istri Bupati Trenggalek Novita Hardini serta pelaku asli Ayu.
Film berdurasi 1,5 jam tersebut diambil dari kisah nyata yang dialami Ayu, pelajar Trenggalek yang mengalami kerasukan sosok gaib sinden Sarinten. Kejadian itu dialami saat ia dan kawan-kawannya menggelar syuting film amatir di Watu Kandang, Desa Pandean Kecamatan Dongko pada 2011.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita diawali saat Ayu dan rekannya melakukan adegan menari di Watu Kandang. Di tengah syuting tiba-tiba Ayu mengalami kerasukan sosok gaib sinden Sarinten yang merupakan penunggu Watu Kandang.
Kesurupan yang dialami Ayu menggegerkan keluarga, masyarakat hingga sekolahnya. Keluarga Ayu pun berusaha mengobatkan ke berbagai paranormal, namun usaha itu sia-sia. Usut punya usut, peristiwa yang dialami Ayu akibat salah satu kru film mengambil batu lintang dari Watu Kandang. Pada akhirnya Ayu menyatu dengan sosok Sinden Sarinten.
Beberapa adegan dalam film tersebut juga mengundang gelak tawa, terutama saat dukun perempuan beraksi.
Dalam film besutan Faozan Rizal tersebut banyak terdapat dialog yang menggunakan bahasa Jawa khas Trenggalek.
Salah seorang pemain Sara Fajira mengaku tidak banyak kesulitan bagi dirinya untuk memerankan sosok Ayu. Hanya saja ia harus beradaptasi dengan beberapa dialog yang menggunakan bahasa Jawa khas Trenggalek.
"Kalau bahasa Jawa, karena aku aslinya Surabaya, jadi untuk adaptasi dengan dialeknya Trenggalek Alhamdulillah bisa," kata Sara Fajira.
Sara mengatakan selama mengikuti syuting film di Trenggalek tidak ada kendala yang berarti maupun peristiwa mistis yang menakutkan. Hanya saja di salah satu lokasi syuting beberapa pemain dan kru film banyak yang terjatuh, bahkan ada yang mengalami luka.
"Laras sampai panggil fisio terapi agar bisa main lagi," jelasnya.
Sementara itu istri Bupati Trenggalek Novita Hardini yang berperan sebagai guru BK, mengaku harus mencari referensi sendiri, karena dalam kehidupannya sehari-hari bertolak belakang dengan yang ada di film.
"Saya harus berperan galak," ujar Novita.
Ia berharap film yang diambil dari cerita lokal Trenggalek tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi semua orang agar menghargai kearifan lokal.
Tak hanya itu film Sinden Gaib ini sekaligus menjadi media untuk mengenalkan berbagai budaya, kesenian hingga wisata Trenggalek.
"Bukan hanya kearifan lokal yang bisa kita pamerkan, mulai dari Desa Pandean, Watu Kandang, kemudian bahasanya, sampai dengan budayanya," katanya.
Di sisi lain, sosok Ayu pun angkat bicara terkait film Sinden Gaib. Menurutnya hingga kini ia harus berdamai dan hidup berdampingan dengan sinden Sarinten.
Ayu mengaku pengalamannya bersama Sarinten tidak sesingkat seperti yang ada di film, karena pada kenyataannya ia sempat mengalami keterpurukan hingga bangkit lagi seperti sekarang.
"Saya sudah berdamai dengan keadaan, Alhamdulillah baik-baik saja. Kita hidup berdampingan. Percaya nggak percaya. Di saat-saat tertentu saya bisa berkomunikasi," kata Ayu.
(sun/iwd)