Sejarah Valentine, Kisah Kelam di Balik Perayaan Hari Kasih Sayang

Sejarah Valentine, Kisah Kelam di Balik Perayaan Hari Kasih Sayang

Irma Budiarti - detikJatim
Jumat, 02 Feb 2024 16:00 WIB
Ilustrasi cokelat valentine
Ilustrasi cokelat dan bunga Valentine/Foto: iStock
Surabaya -

Valentine's Day atau Hari Valentine menjadi momen spesial yang dirayakan setiap tahun bersama orang-orang tersayang. Perayaan yang disebut juga Hari Kasih Sayang ini diperingati setiap tanggal 14 Februari.

Ternyata ada kisah kelam di balik suka cita perayaan Hari Kasih Sayang. Sebuah tragedi berdarah menjadi awal sejarah peringatan Hari Valentine. Ialah kisah kematian pendeta bernama Valentine yang tewas dipancung karena menolak kebijakan larangan menikah di Roma.

Selain kisah tragis Valentine, ada juga yang mengaitkan dengan Festival Lupercalia. Festival ini merupakan tradisi bangsa Romawi Kuno yang berhubungan erat dengan hal-hal berbau seks.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Valentine

Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Ada dua versi sejarah Hari Valentine.

Versi pertama menyangkut kematian tragis pendeta Roma bernama Valentine. Versi kedua terkait Festival Lupercalia. Berikut penjelasannya.

ADVERTISEMENT

1. Sejarah Valentine: Pendeta Valentine Dipancung

Diceritakan, kematian pendeta Valentine terjadi pada masa Kaisar Claudius II. Sang kaisar terkenal kejam dan membuat Roma terlibat pertempuran berdarah agar selalu menang perang.

Suatu ketika ia menyadari banyak tentaranya enggan pergi ke medan perang karena tak mau meninggalkan istri maupun tunangannya. Kaisar Claudius II lantas melarang segala bentuk pernikahan dan pertunangan di Roma.

Pendeta Valentine pun menentang kebijakan tersebut. Ia diam-diam tetap menikahkan pasangan muda. Namun, Kaisar Claudius II mengetahui hal tersebut. Valentine pun ditangkap dan dipenjara.

Tak berhenti di sana, Valentine dipukuli selama menjalani hukuman. Hingga peristiwa tragis terjadi pada 14 Februari 278 Masehi. Valentine dieksekusi dengan cara dipancung karena dianggap menentang kebijakan Kaisar Claudius II.

Eksekusi kepada Valentine menandai perayaan Hari Valentine setiap tanggal 14 Februari. Kisah tragis kematian Valentine ini yang paling banyak dipercaya menjadi sejarah perayaan Hari Valentine.

Pasalnya, sang pendeta disebutkan meninggalkan catatan perpisahan untuk putri penjaga penjara yang menjadi temannya dengan tulisan 'From Your Valentine'. Atas jasanya, Valentine pun dinobatkan sebagai orang suci hingga disebut Santo Valentine.

2. Sejarah Valentine: Festival Lupercalia

Versi kedua berkaitan dengan Festival Lupercalia. Festival ini sebenarnya digelar pada 15 Februari atau sehari setelah perayaan Valentine. Sejarah ini menyebutkan Valentine berasal dari festival tersebut.

Festival Lupercalia adalah tradisi Romawi Kuno yang tidak terlepas dengan hal-hal berbau seks. Hal ini pernah ditulis J.A North dalam The Journal of Romance to this volume 98 2008.

Festival ini dianggap sebagai salah satu tradisi untuk menghormati Dewa Kesuburan pada zaman pra Romawi. Sayangnya, tradisi ini dinilai tidak bermoral dan tidak melambangkan kehangatan atau kasih sayang. Hingga pada suatu waktu, tradisi ini diubah menjadi lebih baik.

Sampai hari ini, dua versi sejarah itu melekat dengan Hari Valentine. Berbagai negara merayakan Hari Kasih Sayang dengan berbagai tradisi, tak terkecuali di Indonesia.

Hari Valentine, Cinta, Kartu, dan Bunga

Hari Valentine identik dengan percintaan, cokelat, kartu, bunga, hingga berbagai ornamen hati dan berwarna pink. Lantas kenapa demikian ya?

Perayaan ini dikaitkan dengan percintaan bermula pada tahun 1400-an saat Duke Charles of Orleans menulis surat cinta untuk sang istri. Surat cinta ini dianggap sebagai kartu Valentine tertua. Sejak saat itu, masyarakat pun terinspirasi mengungkapkan rasa sayang dengan kartu pada Hari Valentine.

Sementara cokelat mulai dijadikan kado Valentine atau mengungkapkan perasaan kasih sayang pada abad ke-17. Saat itu, masyarakat Eropa dan Amerika Tengah memberikan cokelat untuk orang terkasih.

Pada 1868, perusahaan cokelat Inggris Cadbury membuat kotak cokelat yang didekorasi berbentuk hati untuk perayaan Valentine. Dan pada abad ke-20, hadiah Valentine semakin beragam tidak hanya kartu dan cokelat, berkembang menjadi bunga hingga perhiasan. Perkembangan internet pun menciptakan tradisi baru, di mana orang-orang merayakan Hari Valentine dengan mengirim kartu ucapan elektronik hingga kupon cinta.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads