Sinopsis 300: Rise of an Empire: Bersatunya Yunani Tahan Gempuran Persia

Sinopsis 300: Rise of an Empire: Bersatunya Yunani Tahan Gempuran Persia

Neshka Rizkika - detikJatim
Selasa, 23 Jan 2024 15:05 WIB
300 Rise of an Empire
Eva Green dalam salah satu scene 300: Rise of an Empire (HBO)
Surabaya -

Setelah film 300, bioskop Trans TV akan memutar kelanjutan atau sekuel dari film yang dibintangi Gerald Butler ini yakni 300: Rise of an Empire. Film yang masih berfokus di zaman Yunani kuno ini hadir di bioskop Trans TV hari ini Selasa 23 Januari 2024 pukul 21.00 WIB.

Kegigihan dan keberanian kembali membara di medan perang. Mengikuti jejak epik dari film 300, film ini membawa penonton dalam perjalanan baru ke dunia mitologi Yunani yang dipenuhi dengan pertempuran sengit dan ketegangan yang mendalam.

Terletak di sepanjang garis waktu yang bersamaan dengan peristiwa 300, Rise of an Empire membuka pintu menuju kisah heroik tentang pertempuran, pengkhianatan, dan kepemimpinan yang tak terkalahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sinopsis 300: Rise of An Empire

Dalam sebuah adegan kilas balik, Raja Darius dari Persia dan armada lautnya mendarat di Yunani. Tiba-tiba Themistokles memimpin pasukan Yunani dan melakukan serangan yang tidak diduga. Saat itu Xerxes menyaksikan bagaimana sang ayah, Raja Darius, terkena panah hingga tewas.

ADVERTISEMENT

Seorang wanita bernama Artemesia, seorang jenderal Persia, kemudian mencabut panah dan menabrak dada sang raja. Oleh karena itu, ia telah menyelesaikan masalah Raja Darius dan akan melakukan rencananya sendiri. Artemesia melanjutkan rencananya dengan menggunakan ahli ramuan dan penyihir untuk meningkatkan kekuatan Xerxes. Selain itu, ia juga membunuh semua anggota keluarga Xerxes, anggota agama, dan apa pun yang terkait dengannya.

Sebenarnya, Artemesia berasal dari Yunani. Namun, Artemesia menyaksikan kehidupan yang kejam di Yunani saat masih kecil. Selain itu, ia merasakan bagaimana kejahatan menimpanya hingga akhirnya seseorang menyelamatkannya. Artemesia dididik dengan tekun oleh penyelamatnya dan menjadikannya seorang wanita yang mahir berperang.
Sebelum ini, Themistokles kecewa karena dewan Yunani lebih memilih untuk menyerah pada Persia dan sempat menemui Ratu Gorgo di Sparta. Dia meminta Ratu Gorgo untuk mengerahkan angkatan laut Sparta untuk mengusir tentara Persia, tetapi sayangnya, Ratu Gorgo menolak permintaan itu.

Jadi, Themistokles harus menghadapi Persia dengan pasukan sendiri. Ia menyadari bahwa kemenangan dalam jumlah dan kekuatan tidak mungkin. Namun, Themistokles lebih suka mati sebagai orang merdeka daripada tinggal di jajahan Persia.

Artemesia tengah berhadapan dengan Themistokles saat Leonidas dan 300 prajuritnya menghadapi pasukan Xerxes di gerbang neraka. Themistokles menggunakan kapal Yunani yang lebih kecil dan lebih cepat untuk mengalahkan kapal Persia dalam pertempuran pertama.

Arthemesia mengundang Themistokles untuk berbicara setelah menyadari kekuatan angkatan laut Yunani. Ia ingin menggoda dan mencapai kesepakatan dengan jenderal Yunani. Selanjutnya, Artemesia sendiri yang memberikan instruksi dan strategi. Ia mengirimkan pasukan tempur yang dilengkapi dengan bahan peledak.

Daxos menemui Themistokles saat dia merenungkan kekalahan pasukan dan kematian rekan-rekannya. Kemudian dia memberi tahu tentang kematian Leonidas. Ephialtes, yang telah mengkhianati Sparta, sebenarnya sedang menyampaikan pesan dari Xerxes kepada Yunani, tetapi tampaknya dia menyesali tindakannya yang menyebabkan Leonidas mati. Themistokles mengatakan bahwa Ratu Gorgo harus bertindak untuk membalaskan kematian Leonidas, meskipun dia tetap menentang permintaan itu.

Setelah kekalahan terakhir mereka, pasukan angkatan laut Yunani tampak putus asa. Themistokles juga memberi mereka kesempatan untuk memilih apakah mereka akan terus berperang atau kembali ke rumah dan meninggalkan pasukan. Akibatnya, pasukan angkatan laut Yunani dan Persia bertemu dan memulai perang penentuan yang dikenal sebagai "perang salamis".

Tiba-tiba, suara gemuruh dari kejauhan menyampaikan kekuatan penuh kapal perang angkatan laut Yunani. Selain itu, Arcadia, Thebes, Delphi, Olympian, dan Sparta juga ada. Sekarang seluruh Yunani menjadi satu.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads