Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Peringatan ini menjadi momen penting yang mengingatkan kembali pada perjalanan panjang kaum guru dalam upaya mencerdaskan bangsa. Sebagaimana tersirat dalam Mars PGRI karya Basuki Endropranoto.
Dilansir dari situs PGRI Kabupaten Sumbawa, lagu Mars PGRI adalah lagu organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang telah diresmikan pada Kongres PGRI ke-VI di Malang, Jawa Timur pada 24-40 November 1952. Kongres ini dipimpin Soedjono sebagai ketua kongres bersama M.E. Subiadinata.
Lagu ini diciptakan untuk mendorong semangat kaum guru dalam membangun rakyat karena guru sebagai penyuluh dan pembimbing bangsa. Selain itu, kaum guru diharapkan dapat melaksanakan kewajibannya dengan mendidik dan mengajarkan putra-putri bangsa, serta membangun jiwa sebagai kekuatan negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Lagu yang Cocok untuk Mengisi Hari Guru |
Lirik Lagu Mars PGRI
Dikutip situs PGRI Kabupaten Probolinggo, berikut lirik Mars PGRI karya Basuki Endropranoto.
PGRI abadi
tetap mempersatukan diri
Dengan nama nan sentosa
lahir di negara kita
PGRI abadi
bernaung di bawah sang panji
Sinar surya nan merata
anggotanya bersama
Wahai kaum guru semua
bangunkan rakyat dari g'lita
Kita lah penyuluh bangsa
pembimbing melangkah ke muka
Insyaflah 'kan kewajiban kita
mendidik mengajar putra putri
Kita lah pembangun jiwa
pencipta kekuatan negara
Profil Pencipta
Basuki Endropranoto lahir di Karanganyar pada 9 Juli 1914. Ia merupakan sosok pencipta lagu organisasi PGRI. Ia adalah anak dari Kepala Desa di Purumpun, Kebumen, Jawa Tengah.
Basuki pernah mengabdi sebagai guru SLP dan SLA di beberapa sekolah di Yogyakarta, Banjarnegara, CurupBengkulu, Plaju, dan Palembang. Ia juga mendirikan SMP di Cianjur dan mengajar di beberapa sekolah menengah lainnya.
Sebagai pemilik di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Basuki memiliki ijazah B1 dan B2 dari Jerman Barat dan Jerman Timur. Berkat hal itu, ia menjadi salah seorang pendiri Akademi Bahasa Asing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang menduduki jabatan sebagai Ketua Jurusan Bahasa Jerman.
Tidak banyak orang mengenal tokoh penting yang satu ini, akan tetapi semasa hidupnya ia telah menciptakan beberapa karya, di antaranya buku Bernjanji: Metode Bernjani dengan Not Angka yang diterbitkan oleh Harapan Masa pada 1960 bersama Baharuddin Harapah.
Ia juga menulis buku Bernjanji Sambil Bermain: Buku Njanjian untuk Bersenam dan Bermain. Buku ini diperuntukkan bagi kelas 2 dan 3 sekolah dasar yang diterbitkan pada 1963.
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/dte)