Kebaya Rancongan merupakan pakaian adat Jawa Timur yang kental dengan budaya Madura. Warnanya yang mencolok menjadi ciri khasnya. Kebaya Rancongan biasanya dipakai berpasangan dengan baju pria Pesa'an.
Asal-usul Kebaya Rancongan
Kebaya Rancongan pertama kali dikenal di kalangan bangsawan dan istana. Kebaya Rancongan sangat kental dengan pengaruh suku Madura. Nama Rancongan berasal dari kata "roncong," yang merupakan sejenis keris Jawa Timur yang melambangkan martabat dan kebangsawanan.
Kebaya Rancongan terbuat dari bahan kain halus seperti sutra atau batik dengan motif tradisional Jawa Timur yang khas. Kebaya Rancongan sering dipadukan dengan jarik (kain panjang) dan selendang, sehingga memberikan tampilan yang sangat anggun dan elegan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkembangan Kebaya Rancongan
Kebaya Rancongan telah mengalami beberapa perkembangan seiring berjalannya waktu. Awalnya, kebaya ini hanya digunakan dalam upacara adat dan acara penting.Namun sekarang, berubah menjadi pilihan favorit dalam berbagai acara seperti pernikahan, acara resmi, dan festival budaya.
Desainer mode lokal di Jawa Timur berupaya menjadikan kebaya Rancongan lebih modern dengan menciptakan variasi gaya yang berbeda. Meskipun desain tradisional tetap dihormati, ada juga kebaya Rancongan dengan sentuhan modern yang menggunakan warna-warna cerah dan desain lebih kontemporer.
Baca juga: 9 Kerajaan Besar di Jawa Timur |
Dalam praktiknya, perempuan seringkali mengenakan berbagai macam aksesori dari atas kepala hingga ujung kaki yang dipadukan dengan kebaya Rancongan. Beberapa aksesori tersebut di antaranya:
- Cucuk sisir dan cucuk dinar, yaitu hiasan rambut dari logam emas yang membentuk busur dengan potongan uang yang dipakai di sanggul rambut bundar.
- Anteng, yaitu giwang emas yang dikenakan pada telinga.
- Kalung brondong, yaitu kalung emas dengan desain biji jagung yang dihiasi liontin berbentuk uang logam atau bunga matahari.
- Penggel, yaitu hiasan pergelangan kaki yang terbuat dari emas atau perak.
- Gelang dan cincin emas dengan motif potongan tebu atau tebu saeres.
Kebaya Rancongan dan Pariwisata
Kebaya Rancongan telah menjadi salah satu daya tarik wisata budaya Jawa Timur. Banyak wisatawan lokal maupun internasional tertarik mengenakan kebaya Rancongan. Sehingga menciptakan peluang bisnis bagi para perajin kain dan pembuat kebaya di daerah ini.
Beberapa kota di Jawa Timur memiliki pasar tradisional yang khusus menjual kebaya Rancongan dan aksesorinya. Biasanya ramai dikunjungi wisatawan untuk membeli dan memadukan kebaya dengan aksesori tradisional.
Warisan Budaya
Kebaya Rancongan adalah salah satu contoh nyata perkembangan budaya Jawa Timur yang bertahan di era modern. Lebih dari sekadar pakaian, bagi masyarakat Jawa Timur, kebaya Rancongan untuk menghormati warisan budaya.
Sebagai warisan budaya yang tak ternilai, kebaya Rancongan menjadi simbol keindahan dan keanggunan yang melekat pada budaya Jawa Timur. Hal ini menjadi pengingat pentingnya menjaga dan merawat budaya.
Jawa Timur sukses menggabungkan tradisi dengan tren modern melalui kebaya Rancongan, yang menjadi ikon budaya. Dalam setiap jahitan dan motifnya, kebaya Rancongan menjadi bukti betapa istimewanya budaya Jawa Timur dan betapa pentingnya melestarikannya.
Artikel ini ditulis oleh Tari Pagusa, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/dte)