Warga Berebut Tumpeng dan Air Bekas Siraman Gong Kiai Pradah di Blitar

Warga Berebut Tumpeng dan Air Bekas Siraman Gong Kiai Pradah di Blitar

Fima Purwanti - detikJatim
Jumat, 29 Sep 2023 12:41 WIB
Prosesi Siraman Gong Kiai Pradah di Blitar
Prosesi Siraman Gong Kiai Pradah di Blitar (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Ribuan warga berebut tumpeng hingga air bekas siraman atau jamasan Gong Kiai Pradah, di Alun-Alun Lodoyo, Sutojayan, Kabupaten Blitar. Warga mempercayai tumpeng maupun air bekas siraman itu sebagai bentuk keberkahan.

Siraman Gong Kiai Pradah digelar setiap satu tahun sekali, bersamaan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.

Pantauan detikJatim di lokasi, ribuan warga tumpah ruah di Alun-Alun Lodoyo sejak pagi. Tak hanya warga Kabupaten Blitar, pengunjung dari luar kota juga turut memadati lokasi siraman Gong Kiai Pradah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siraman Gong Kiai Pradah dimulai dengan kirab, yang mengeluarkan gong dari tempat penyimpanan menuju pendopo. Setelah itu, gong akan dibawa menuju ke bangunan panggung mirip dengan menara. Di situ, gong Kiai Pradah dibersihkan dengan air kembang, hingga ditutup kembali dengan kain putih.

Air bekas siraman Gong Kiai Pradah itu dibagikan ke para warga yang menunggunya. Dua mobil damkar dikerahkan untuk menyirami warga dengan air bekas siraman itu. Sejumlah warga ada yang membawa botol untuk menampung air tersebut.

ADVERTISEMENT

Setelah selesai, gong Kiai Pradah kembali dikirab ke tempat penyimpanan. Tak lama, pembacaan doa dan pemotongan tumpeng dilakukan sebagai penutup acara siraman Gong Kiai Pradah.

Usai berdoa bersama, warga langsung menyerbu dua tumpeng raksasa di depan pendopo. Terlihat beberapa warga saling dorong untuk mendapat tumpeng dan gunungan sayur tersebut. Beruntung, tidak ada warga yang mengalami luka.

Prosesi Siraman Gong Kiai Pradah di BlitarProsesi Siraman Gong Kiai Pradah di Blitar/ Foto: Fima Purwanti

"Dari Bumiayu, Kecamatan Panggungrejo, sengaja berangkat pagi sama rombongan. Ya mau lihat Gong Kiai Pradah, setiap tahun kesini kecuali pas corona," kata salah seorang warga, Yatinem (69) kepada detikJatim, Jumat (29/9/2023).

Yatinem mengaku ingin mendapatkan berkah dengan datang ke siraman Gong Kiai Pradah itu. Dia pun turut berebut mendapatkan tumpeng maupun air bekas siraman Gong Kiai Pradah.

"Ngelap berkah, biar dapat berkah dari siraman Gong Kiai Pradah ini. Dari dulu ya seperti ini, alhamdulillah dapat air sedikit," terangnya.

Sementara Kepala Disbudpar Kabupaten Blitar Suhendro Winarso mengatakan siraman Gong Kiai Pradah jadi salah satu event tahunan. Gong Kiai Pradah juga sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah pusat.

"Sebenarnya ritual siraman Gong Kiai Pradah ini sekali dua kali, pada Syawal dan Mauludan. Tetapi yang paling besar dan terbuka untuk umum adalah saat ini. Kemudian ini menjadi event budaya terbesar kita," terangnya di lokasi.

Suhendro menyebutkan Gong Kiai Pradah merupakan simbol sejarah dari perjalanan Pangeran Prabu dari Mataram. Kemudian menjadi warisan para leluhur hingga saat ini.

"Selain untuk meneruskan warisan budaya, ini (siraman Gong Kiai Pradah) juga turut membantu perekonomian masyarakat. Secara otomatis ini juga menjadi daya tarik para pengunjung luar kota," tandasnya.




(hil/fat)


Hide Ads