Tradisi Rabu Wekasan atau Rabu malam di akhir bulan Safar juga digelar warga Kelurahan Triwung Lor, Kademangan, Kota Probolinggo. Warga setempat menyebutnya Rabu Bungkasan.
Ratusan santri dan wali santri di Pondok Nurul Islam, Kelurahan Triwung Lor mengikuti pawai obor di sepanjang jalan perkampungan pada Selasa (12/9/2023) malam.
Dalam kepercayaan warga setempat Rabu Bungkasan adalah hari datangnya penyakit dan balak. Untuk itulah dalam pawai obor itu, santri dan warga tak henti-henti melantunkan selawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya melantunkan Selawat Burdah, para santri dan wali santri juga membaca sejumlah doa dipimpin Ustaz Muchlas, pengasuh Ponpes Nurul Islam dalam pawai obor turun temurun itu.
"Tujuan tradisi Rabu bungkasan ini agar kita dijauhkan dari semua penyakit dan bala," ujar Ustaz Muchlas kepada detikJatim, Selasa (12/9/2023).
Dia menjelaskan bahwa tradisi Rabu Bungkasan berupa syukuran di akhir bulan Safar yang jatuh pada Selasa atau malam Rabu itu merupakan tradisi umat Islam di zaman Nabi.
Konon, bulan Safar dalam Kalender Hijriah adalah bulan di mana Allah SWT banyak menurunkan azab berupa penyakit dan bencana alam agar umat manusia yang banyak melakukan dosa kembali mengingat Sang Pencipta.
"Kita wajib mengikuti jejak para nabi dan para ulama. Semoga bencana alam di Indonesia segera selesai. Seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran yang saat ini melanda Bromo," ujar Ustaz Muchlas.
Setelah rangkaian pawai obor itu, acara diakhiri dengan pembacaan doa dipimpin sejumlah ulama. Setelah itu, disediakan air minum yang bersumber dari 7 mata air.
Pada saat inilah warga yang mengikuti rangkaian acara baik dewasa hingga anak-anak berebut air yang telah dirapali dengan doa-doa oleh pada ulama.
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan tradisi Rabu Bungkasan sekarang mulai jarang ditemui padahal tradisi itu adalah tradisi Islam yang sekaligus wadah syiar Agama.
"Ini tradisi Rabu Bungkasan di mana Rabu terakhir di Bulan Safar tujuannya semoga Pemilu 2024 berjalan aman dan damai, serta terpilih pemimpin yang bisa membela rakyat dan memberi kesejahteraan yang lebih baik," jelasnya.
Tidak hanya itu, ribuan santri dan wali santri Ponpes Nurul Islam diajak untuk memanjatkan doa bagi korban yang sedang dilanda musibah belakangan ini. Salah satunya Gempa Bumi di Maroko.
"Doa juga ditujukan ke para korban bencana gempa bumi di Maroko, semoga arwah mereka ditempatkan di Syurga Allah SWT, dan korban luka segera dipulihkan serta keluarga yang ditinggal diberi kesabaran, Amiin Allahuma Amin," ujar Habib Hadi.
(dpe/iwd)