7 Mitos yang Masih Dipercayai di Jawa Timur

7 Mitos yang Masih Dipercayai di Jawa Timur

Savira Oktavia - detikJatim
Rabu, 23 Agu 2023 14:30 WIB
Ilustrasi malam Lailatul Qadar.
Ilustrasi malam/Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Surabaya -

Sebagian besar masyarakat Jawa Timur masih mewariskan beragam kebudayaan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah satu yang cukup populer ialah mite atau mitos.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitos diartikan sebagai cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tersebut, mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.

Sementara dikutip dari artikel berjudul Mitos-Mitos Kabupaten Malang yang terbit di Jurnal Humaniora Puitika, mitos merupakan bentuk sastra lisan yang diyakini kebenarannya, bahkan dianggap suci oleh masyarakat pemiliknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari zaman yang telah beralih ke era modern, masyarakat tetap mempertahankan keberadaan mitos di setiap daerahnya. Berikut ini uraian mengenai mitos-mitos yang masih dipercayai oleh sebagian besar masyarakat di Jawa Timur, berdasarkan sumber yang telah dihimpun detikJatim.

Ilustrasi Malam, Ilustrasi BintangIlustrasi malam/ Foto: Photo by Greg Rakozy on Unsplash

Mitos yang Masih Dipercayai di Jawa Timur

1. Burung Gagak Hitam dan Kematian

Dalam Primbon Jawa, burung gagak hitam erat kaitannya dengan kematian. Konon katanya, apabila terdengar bunyi kicauan burung tersebut menjelang waktu ibadah magrib, maka akan menjadi pertanda kematian.

ADVERTISEMENT

Bagi mereka yang mempercayainya, ketika seseorang mendekati ajalnya akan tercium bau khas seperti bau mayat, yang dapat mengundang burung predator pemakan bangkai ini mendekat.

2. Larangan Menyapu pada Malam Hari

Mitos selanjutnya adalah larangan menyapu pada malam hari. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, kegiatan ini dapat menghambat datangnya rezeki dan ketentraman dalam berumah tangga.

Pasalnya, suara sapu yang terdengar di malam hari diyakini tidak hanya dapat mengganggu orang di sekitar. Melainkan juga makhluk halus yang tinggal di alam lain.

3. Duduk Depan Pintu Menghalangi Datangnya Jodoh

Bagi orang-orang yang belum menikah, pastinya pernah mendengar mitos yang satu ini. Sekilas memang terdengar tidak masuk akal.

Lalu, bagaimana keduanya dapat dikaitkan? Pintu merupakan akses yang digunakan seseorang untuk keluar-masuk rumah. Jika seseorang duduk di depan pintu, tentunya akan menghalangi orang lain yang hendak masuk, termasuk jodoh yang nantinya akan datang hendak melamar.

4. Diculik Roh Halus Apabila Keluar Menjelang Magrib

Mitos yang satu ini seringkali diucapkan oleh orang tua ketika anaknya tak kunjung pulang ke rumah, hingga menjelang waktu magrib atau petang. Masyarakat Jawa, khususnya yang beragama Islam, mempercayai bahwa waktu petang merupakan waktu di mana bangsa jin atau setan mulai berkeliaran.

Kepercayaan itu menimbulkan adanya mitos yang mengatakan roh halus akan membawa anak-anak yang masih berkeliaran di luar rumah, ke tempat persembunyian mereka.

5. Kerokan Menyembuhkan Masuk Angin

Mitos yang satu ini tidak kalah uniknya. Sebagian besar masyarakat Jawa yang merasakan gejala tidak enak badan, seperti pegal-pegal, perut kembung, mual, sakit kepala, hingga nyeri otot, langsung mengidentifikasinya sebagai gejala penyakit masuk angin. Mereka mempercayai hal ini dapat terjadi karena ada banyak angin yang masuk ke tubuh.

Daripada memeriksakannya ke tenaga medis, sebagian besar masyarakat lebih memilih cara alternatif yang dianggap mampu mengatasi gejala masuk angin tersebut, yang dikenal dengan istilah kerokan. Hingga kini, cara ini masih diyakini dapat mengeluarkan angin yang dapat mengganggu keseimbangan tubuh.

6. Memancing Saat Istri Hamil

Memancing menjadi hobi yang banyak digandrungi oleh para lelaki. Baik yang masih melajang maupun sudah menikah.

Di samping itu, ada mitos yang mengatakan bahwa suami dilarang memancing ketika istri sedang mengandung. Itu dipercaya akan membahayakan kondisi bayi ketika dilahirkan, seperti bayi akan terlahir dalam kondisi bibir sumbing atau cacat.

7. Mitos Kembang Kantil

Bunga yang satu ini banyak dijumpai di berbagai upacara tradisi masyarakat Jawa. Di sisi lain, keberadaannya seringkali dikaitkan dengan mitos-mitos yang masih beredar di tengah masyarakat.

Seperti media penolak santet, digunakan dalam ritual memanggil makhluk halus, hingga penangkal penyakit sawan yang biasanya terjadi pada bayi dan anak kecil.

Itulah sederet mitos yang masih dipercayai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Jawa Timur. Terlepas dari benar atau tidaknya, terdapat pesan-pesan kearifan yang dapat diambil di balik mitos itu.

Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads