Warga Ponorogo Membatik Massal pada Kain Putih 78 Meter di HUT ke-78 RI

Warga Ponorogo Membatik Massal pada Kain Putih 78 Meter di HUT ke-78 RI

Charolin Pebrianti - detikJatim
Kamis, 17 Agu 2023 15:57 WIB
Para siswa membatik di halaman sekolah dengan teknik batik ciprat.
Para siswa membatik di halaman sekolah dengan teknik batik ciprat. (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo - Ratusan siswa SMPN 1 Jetis Ponorogo memperingati hari Kemerdekaan RI dengan cara berbeda. Usai melaksanakan upacara 17-an, mereka kompak membatik massal di halaman sekolah di atas kain sepanjang 78 meter.

"Hari ini membatik massal sepanjang 78 meter. Karena bertepatan HUT ke-78 RI," tutur salah satu siswa SMPN 1 Jetis Satria Bintang kepada wartawan, Kamis (17/8/2023).

Satria mengatakan bahwa kegiatan membatik ini memang rutin dilakukan di sekolah karena bagian dari ekstrakurikuler. Yang berbeda kali ini, para siswa diminta membatik massal di atas kain sepanjang 78 meter.

"Alatnya pakai kuas diciprat-ciprat, setiap siswa dibebaskan untuk berekspresi," kata Bintang.

Pantauan detikjatim, selain para siswa, cukup banyak warga sekitar yang turut turut membatik bersama. Mereka tampak senang bisa berpartisipasi memberikan warna di kain batik.

Para siswa membatik di halaman sekolah dengan teknik batik ciprat.Para siswa membatik di halaman sekolah dengan teknik batik ciprat. Foto: (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)

Kepala Sekolah SMPN 1 Jetis Sudarto menambahkan bahwa kain sepanjang 78 meter ini sebagai simbol Kemerdekaan ke-78 RI. Sekaligus mengenalkan ke masyarakat bahwa ada ekstrakurikuler membatik di sekolahnya.

"Alat dan bahan yang digunakan kain putih, lilin, tinta pewarna, dan kuas," kata Sudarto.

Menurutnya, adanya ekstrakurikuler membatik ini bisa menjadi bekal para siswa di masa mendatang. Sebagai modal awal keterampilan seni.

"Ini jadi bekal untuk anak-anak kita agar punya keahlian membatik. Membatik jadi salah satu ekstrakurikuler di SMPN 1 Jetis," papar Sudarto.

Selain 800-an siswa, dalam rangka membatik massal ini turut terlibat forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forpimka) setempat, komite, dan tamu undangan usai upacara. Mereka kompak menorehkan warna sesuai keinginan di kain tersebut.

"Rencananya kain ini akan dipakai seragam untuk karyawan dan bapak ibu guru SMP, kalau anak-anak bikin sendiri dibuat seragam tiap hari Kamis. Sudah berjalan sejak 2 tahun terakhir," kata Sudarto.


(dpe/iwd)


Hide Ads