Banyak daerah di Jawa Timur yang memiliki baju adat yang khas. Salah satunya pesa'an yang dikenal sebagai baju adat Jawa Timur dari Madura.
Seperti yang disebutkan dalam situs Knowledge Center Universitas Multimedia Nusantara (UMN), biasanya pakaian adat Madura ini digunakan dalam acara-acara penting. Tetapi pada zaman dahulu, orang Madura menggunakan pesa'an sebagai busana sehari-hari.
Masyarakat Madura dikenal dengan keberaniannya. Orang Madura tidak kenal ragu, memiliki sikap yang tegas dan terbuka dalam menyampaikan isi pikiran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian dalam situs Jawatimuran Disperpusip Jatim diterangkan, pakaian adat untuk laki-lakinya terdiri dari bagian atas yakni baju pesa'an, dan bagian bawah celana gomboran.
Dulu, baju pesa'an berbahan kain China yakni kain lasteng tiu, atau sekarang tetoron. Motifnya polos berwarna hitam.
Ukurannya serba longgar tidak pas badan. Ukuran pinggang dan pipa celana lebar, menyerupai sarung bila dibentangkan. Panjang celana sampai mata kaki.
Ciri khas dari celana gomboran ada pada kelimannya yang lebar kurang lebih 15 cm. Bentuknya seperti celana panjang biasa tetapi tidak memakai kolor.
Untuk pelengkap bagian kepala ada odheng santapan atau odheng tapoghan. Ikat kepala ini berbahan kain batik biasa.
Di bagian pinggang ada ikat pinggang dan sarong bahan. Ikat pinggang berbahan kulit sapi, motifnya polos, warnanya cokelat atau hitam. Ada kantung di bagian depannya untuk menyimpan uang.
Lalu alas kakinya terompah berbahan kulit sapi. Bentuknya terbuka tetapi di ujung depan dan belakang terdapat tali sebagai penjapit yang terbuat dari bahan yang sama.
Cara Memakai Baju Pesa'an
Yang pertama dikenakan yakni celana gomboran. Setelah dua kaki masuk ke celana, bagian atas celana dilipat ke kiri lalu ke kanan. Setelah itu dilipat ke arah perut dan digulung dari atas seperti memakai sarung, sampai panjang celana menjadi 3/4. Sebagai penguat celana bisa memakai ikat pinggang.
Kemudian untuk bagian atasnya, memakai kaus merah putih terlebih dahulu. Tetapi kadang-kadang ada yang tidak memakainya.
Setelah itu baru dikenakan baju pesa'an. Lalu mengenakan odheng santapan atau odheng tapoghan di kepala.
Pakaian adat Jawa Timur ini praktis bila dilihat dari bentuknya yang serba sederhana, bebas dan ringkas. Baju ini tidak hanya dapat dipakai untuk ke acara remo (resmi), tetapi juga dapat dipergunakan di rumah.
Selain praktis, juga estetis. Apabila dilihat warnanya, warna merah-putih pada kausnya kontras dengan warna baju pesa'an yang berwarna hitam.
Baju adat Jawa Timur ini merupakan cermin dari nilai budaya lokal Madura. Khususnya untuk rakyat biasa.
Filosofi dari Baju Pesa'an
Kaus merah putih mempunyai arti manusia berasal dari Bopo-Biyung (bapak-ibu). Selain itu warna merah dan putih dengan garis yang tegas melambangkan kegagahan, dari jiwa dan semangat berjuang yang gigih. Berjuang dalam melawan musuh maupun mencari nafkah.
Warna pakaiannya yang hitam mempunyai arti simbolis sesuatu yang murni. Teori di sini berarti dalam segala tindakan orang Madura tidak ragu-ragu, menunjukkan suatu ketegasan hidup. Apa yang diperbuat sudah diperhitungkan secara matang.
(sun/iwd)