Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

Suki Nurhalim - detikJatim
Jumat, 04 Agu 2023 15:57 WIB
Ilustrasi pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia
Ilustrasi pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia/Foto: Ipphos
Surabaya -

Berikut ini sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Mulai menyerahnya Jepang kepada Sekutu hingga pembacaan Teks Proklamasi.

Dalam buku Hegemoni Wacana Politik karya Sigit Prawoto dijelaskan, saat Perang Dunia II, Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat, yakni pada 6 dan 9 Agustus 1945. Sehingga Raja Jepang, Kaisar Hirohito terpaksa menyerah kepada Sekutu.

Kabar itu sampai ke Tanah Air. Terlebih, Kaisar Hirohito berpidato pada 15 Agustus 1945, melalui radio Gyokuon-hoso (Siaran Suara Kaisar). Menyerahnya Jepang membuat Negara Matahari Terbit kehilangan otoritas pada negara-negara jajahannya, termasuk Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia tak lepas dari beda pendapat antara golongan muda dan golongan tua. Golongan muda ingin kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan setelah Jepang menyerah kepada Sekutu. Sementara golongan tua berpendapat proklamasi harus didiskusikan terlebih dahulu dengan PPKI.

Peristiwa Rengasdengklok

Golongan muda kemudian memutuskan untuk mengamankan Soekarno dan Moh Hatta ke Rengasdengklok agar terhindar dari tekanan tentara Jepang. Hasil dari peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Moh Hatta setuju untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka kembali ke Jakarta untuk merumuskan teks proklamasi.

ADVERTISEMENT

Perumusan teks proklamasi dilakukan di ruang makan rumah Laksamana Tadashi Maeda. Teks proklamasi ditulis tangan oleh Soekarno, dibantu Moh Hatta. Perumusan teks proklamasi tersebut juga disaksikan oleh Soekarni, Soediro, Ahmad Soebardjo dan B M Diah.

Setelah disepakati pada pukul 04.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, teks proklamasi diserahkan ke Sayuti Melik untuk diketik.

Dalam buku Sejarah SMA Kelas XII Program IPS yang disusun Prof Dr M Habib Mustopo, dkk, Moh Hatta berpesan kepada pemuda yang bekerja di kantor berita dan pers, untuk memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia.

Awalnya, pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di Lapangan Ikada. Tetapi akhirnya dipindahkan ke kediaman Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 pada pukul 10.00 WIB.

Dalam buku Sejarah SMA/MA Kelas 10 yang disusun Windriati, S.Pd dijelaskan, perpindahan lokasi tersebut dilakukan karena khawatir terjadi pertumpahan darah saat pembacaan proklamasi. Sebab meski telah menyerah kepada sekutu, tentara Jepang masih berada di Jakarta. Para pemuda militan berkumpul di Jalan Prapatan untuk berjaga-jaga jika ada gangguan dari Jepang.

Menjelang pukul 10.30 WIB, para pemuda berbaris dengan tertib untuk mengikuti upacara proklamasi. Ada sederet tokoh yang turut hadir seperti Mr A A Maramis, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratulangi, KH Mas Mansur, Mr Sartono, M Tabrani dan A G Pringgodigdo.

Susunan acara terdiri dari pembacaan proklamasi, pengibaran bendera Merah Putih, dan sambutan oleh Wali Kota Soewirjo dan dr Muwardi. Upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia pun dimulai. Latief Hendraningrat mempersilakan Soekarno dan Moh. Hatta untuk maju ke depan.

Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sebelum membacakan teks proklamasi, Soekarno memberikan sambutan singkat dengan suara lantang. Berikut ini teks proklamasi yang dibacakan Bung Karno.

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

Usai pembacaan teks proklamasi, acara dilanjut dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh S Suhud dan Latif Hendraningrat.

Bendera tersebut dijahit langsung oleh Fatmawati, istri Soekarno. Para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya mengiringi pengibaran bendera Merah Putih.

Teks proklamasi juga disiarkan melalui radio oleh F Wuz atas penugasan penyiaran sebanyak 3 kali oleh Kepala Bagian Radio Kantor Berita Domei, Waidan B Palenewen. Sebelum penyiaran ketiga, tentara Jepang memerintahkan agar menghentikan siaran. Meski begitu, teks proklamasi terus disiarkan dan disebar lewat surat kabar atau selebaran.

Makna Proklamasi Kemerdekaan RI

Dikutip detikEdu dari buku Sejarah Kelas XII yang disusun Drs Sardiman AM, MPd dan situs resmi Kemdikbud, berikut ini sejumlah makna dari peristiwa proklamasi kemerdekaan RI:

  • Proklamasi kemerdekaan RI adalah wujud puncak perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Perjuangan yang dilakukan ini memakan waktu, tenaga dan pengorbanan yang tak sedikit, sehingga menjadi sesuatu yang diharapkan oleh bangsa Indonesia.
  • Bangsa Indonesia mendapatkan kebebasan melalui kemerdekaan, yakni bebas dari segala bentuk penindasan dan penjajahan bangsa asing.
  • Indonesia mempunyai kedaulatan rakyat dengan pengakuan dari segenap rakyat Indonesia bahwa pemerintah menjadi kekuasaan pemerintahan tertinggi dan terlepas dari segala penjajah yang diperjuangkan oleh rakyat sejak dahulu.
  • Dihapusnya segala macam diskriminasi rasial dari bangsa Indonesia. Di samping itu, warga negara Indonesia dinyatakan mempunyai hal dan kewajiban yang sama di segala bidang tanpa memandang suku, ras, agama, dan lainnya.
  • Adanya wewenang bagi bangsa Indonesia untuk menjadi masyarakat yang sejahtera dengan kekuasaan mengelola dan menangani berbagai sumber daya ekonomi secara mandiri. Tidak ada lagi monopoli dan perampasan hak kekayaan negara oleh bangsa asing.
  • Negara Indonesia mempunyai nilai nasionalisme yang berasal dari kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai kepribadian bangsa ini tercermin dalam Pancasila, mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan sosial.
  • Mutu dan pendidikan di Indonesia kembali merdeka saat rakyat baik laki-laki ataupun perempuan, miskin ataupun kaya bisa mengenyam pendidikan sesuai standar kualitas setiap lembaga pendidikan yang memiliki standar dalam membangun generasi yang terdidik.



(sun/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads