Mengenang Calon Arang Lewat Tradisi Grebeg Suro di Kediri

Mengenang Calon Arang Lewat Tradisi Grebeg Suro di Kediri

Andhika Dwi - detikJatim
Senin, 31 Jul 2023 00:01 WIB
Tradisi Grebeg Suro di Kediri
Tradisi Grebeg Suro warga Sukorejo, Gurah Kediri (Foto: Andhika Dwi/detikJatim)
Kediri -

Tradisi Grebeg Suro digelar Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Tradisi ini semakin meriah saat warga berebut gunungan yang terdiri dari hasil bumi dan buah-buahan.

Pantauan detikJatim, sebelum gunungan direpbutkan, kepala desa setempat membuka rangkaian acara dengan memecah kendi yang didalamnya berisi uang koin. Uang ini lantas diperebutkan anak-anak.

Usai pembukaan tersebut, empat buah gunungan yang berisi hasil bumi dan buah-buahan dikirab dari kantor desa setempat menuju situs Calon Arang. Situs ini dipercaya sebagai cikal bakal dan leluhur Desa Sukorejo dan dipercaya dapat mendatangkan berkah dan rezeki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kirab gunungan ini merupakan wujud syukur warga atas karunia yang diberikan oleh Tuhan, serta untuk mengenang cerita calon arang yang merupakan cikal bakal dan leluhur desa, warga Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah.

Budi,salah satu warga yang turut berebut gunungan mengaku rela berdesak-desakan demi mendapatkan hasil bumi. Ia percaya hasil bumi gunungan tersebut bisa mendatangkan berkah dan rezeki.

ADVERTISEMENT

"Ini dapat bengkuang dan kelapa muda, senang bisa ikut rebutan, biar dapat berkah dabn rejeki berlimpah," kata Budi kepada detikJatim, Minggu (30/7/2023).

Tradisi Grebeg Suro di KediriWarga berebut gunungan Grebeg Suro di Kediri (Foto: Andhika Dwi/detikJatim)

Kabid Sejarah dan Purbakala Disbudpar Kabupaten Kediri, Eko Prianto mengatakan ritual kirab gunungan ini terdiri dari gunungan kakung yang berisi buah buahan dan hasil bumi.

Lalu gunungan putri yang berisi makanan matang seperti nasi dan lauk pauknya. Kegiatan ini merupakan kearifan lokal asli Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah untuk melestarikan budaya leluhur juga sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas semua nikmat dan berkah yang diberikan.

"Ada gunungan kakung yang berisi hasil bumi dan buah buahan dan gunungan putri yang berisi makanan matang seperti nasi dan lauk pauk. Kegiatan ini merupakan kearifan lokal warga Sukorejo yang meyakini bahwa tokoh Calon Arang yang ada pada abad 11," tandas Eko.

Legenda Calon Arang cukup dikenal di Jawa dan Bali, dikisahkan Calon Arang merupakan seorang janda sakti pemuja Dewi Durga yang hidup di masa Raja Airlangga dari Kediri. Disebut-sebut Calon Arang adalah penyihir sakti mandraguna yang punya anak cantik jelita, tapi tidak ada yang berani menikahinya karena ibunya tukang tenung.

Calon Arang pun mengutuk masyarakat sampai banyak yang meninggal. Raja Airlangga lantas menugaskan Empu Baradah yang cerdik untuk mengalahkan Calon Arang dengan cara mengutus muridnya merebut buku mantra milik Calon Arang.

Sedangkan Versi lain yang lebih positif menyebutkan Calon Arang adalah seorang perempuan yang dimurnikan jiwanya, dihilangkan rintangannya dan jiwanya masuk ke surga.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads