Warga pesisir di kawasan Pantai Gemah dan Bayem, Tulungagung menggelar tradisi sedekah bumi atau gerebek Sura. Tumpeng agung yang berisi aneka hasil bumi dikirab keliling pantai dan menjadi rebutan warga.
Tradisi sedekah bumi diawali tari-tarian tradisional dan ujub atau doa yang dipimpin oleh tokoh adat setempat. Selanjutnya tumpeng agung dikirab oleh masyarakat dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) keliling Pantai Gemah dan Pantai Bayem.
Rangkaian upacara adat tersebut berlangsung meriah, ribuan warga dan wisatawan yang memadati kawasan pantai ikut mengiringi kirab tumpeng agung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puncaknya, saat tiba di garis finish tumpeng tersebut langsung menjadi rebutan masyarakat dan wisatawan. Mereka memburu aneka sayur mayur, hasil bumi hingga aneka hadiah.
![]() |
Kepala Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Supirin, mengatakan sedekah bumi ini merupakan tradisi yang lazim digelar oleh masyarakat Jawa. Sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah yang dilimpahkan kepada masyarakat pesisir.
"Masyarakat tidak lepas dari budaya dan tradisi salah satunya sedekah bumi. Ini sebagai bentuk rasa syukur. Alhamdulillah kita masih bisa menjalankan tradisi dengan baik," kata Supirin, Minggu (30/7/2023).
Berbeda dengan petik laut yang hanya fokus pada nelayan, kegiatan sedekah bumi lebih universal karena selain nelayan juga terdapat masyarakat petani hingga pelaku jasa wisata.
Upacara sedekah bumi juga sekaligus sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Gemah maupun Pantai Bayem.
"Semoga Pantai Gemah dan Bayem ini semakin ramai pengunjung dan dijauhkan dari bencana banjir maupun longsor seperti yang sudah-sudah," ujarnya.
Supirin mengaku pascadibukanya jalur pantai selatan (pansela) Tulungagung -Trenggalek, pengelola wisata harus bekerja lebih maksimal untuk meningkatkan daya tarik wisatawan, karena harus bersaing dengan sejumlah destinasi di Tulungagung hingga Trenggalek.
"Dengan JLS (pansela) masyarakat bisa langsung tembus hingga Pantai Mutiara di Trenggalek dan destinasi yang lain. Di sisi lain di sekitar sini juga ada destinasi yang aksesnya cukup bagus, tentunya Pantai Gemah dan Bayem harus berinovasi agar tetap ramai," jelasnya.
Pihaknya berharap pemerintah daerah ikut andil dalam upaya memajukan pariwisata di Gemah dan Bayem dengan menambah fasilitas untuk pengunjung.
"Tadi sudah kami sampaikan ke Pak Bupati Maryoto agar ditambah dengan fasilitas permainan untuk anak-anak," imbuhnya.
Selain itu untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar, pihaknya juga meminta pemerintah daerah untuk membangun tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di Desa Keboireng.
"Seperti kita ketahui beberapa waktu lalu pantai ini dapat kiriman sampah laut, sehingga ke depan kalau ada sampah busa segera dibersihkan dan diangkut ke TPS," jelasnya.
Sementara itu Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat menghadiri gerebek Sura mengaku mendukung penuh upaya pelestarian tradisi yang digelar masyarakat Pantai Gemah.
"Saya juga bangga karena selain menggelar sedekah bumi, juga mengedukasi generasi selanjutnya untuk terus melestarikan tradisi ini," kata Maryoto Birowo.
Sedangkan terkait upaya peningkatan daya tarik wisata, Bupati memerintahkan Dinas Pariwisata Tulungagung untuk duduk bersama dengan pokdarwis guna merumuskan strategi yang akan digunakan untuk kemajuan Pantai Gemah dan Bayem.
"Karena pantai ini sudah membawa dampak perekonomian yang baik untuk masyarakat hingga pemerintah kabupaten," imbuhnya.
Di sisi lain antusiasme masyarakat untuk berkunjung ke Gemah pada akhir pekan ini cukup tinggi. Salah seorang pengunjung asal Madura Mashendra, mengatakan destinasi pantai di pesisir Tulungagung ini cukup menarik, terlebih ada tradisi gerebek Sura.
"Pantainya saya rasa cukup bagus, kemudian tradisi petik laut tadi juga menarik dari sisi pengunjung," kata Mashendra.
(dpe/iwd)