Hari Anak Nasional 2023, Yuk Nostalgia dengan 5 Permainan Tradisional Ini!

Hari Anak Nasional 2023, Yuk Nostalgia dengan 5 Permainan Tradisional Ini!

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Minggu, 23 Jul 2023 17:29 WIB
Tiga anak memainkan permainan tradisional egrang dalam Festival Mulyaharja 2023 di Kampung Tematik Agro Eduwisata Organik, Mulyaharja, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (9/7/2023). Disparbud Kota Bogor meyelenggarakan Festival Mulyaharja 2023 sebagai ajang untuk memperkenalkan dan menampilkan budaya, kuliner, pemberdayaan ekonomi masyarakat berkelanjutan, bakat serta hobi warga Mulyaharja. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/tom.
Anak-anak saat asyik bermain egrang (Foto: ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH/ANTARA)
Surabaya -

Dunia anak-anak adalah dunianya bermain. Di Indonesia, banyak permainan tradisional yang saat ini mulai tergeser. Padahal, permainan tradisional ini bisa melatih kelincahan dan kreativitas anak-anak.

Dulu, setiap sudut gang dan halaman di Indonesia dipenuhi suara riang anak-anak yang bermain permainan tradisional. Namun, seiring berjalannya waktu, permainan ini tergeser oleh gencarnya permainan modern di gawai.

Di Hari Anak Nasional 2023 ini, yuk nostalgia dengan 5 permainan tradisional yang seru ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Egrang

Egrang TAFISA di KemayoranIlustrasi anak-anak bermain egrang Foto: Lucas Aditya

Egrang adalah permainan tradisional yang populer di beberapa daerah di Indonesia. Permainan ini melibatkan alat yang disebut "egrang" yang terdiri dari dua potongan kayu atau bambu panjang yang diikatkan pada kaki untuk memberikan efek seperti peralatan pemuda di atas dua tiang dengan langkah perlahan.

Tujuan dari permainan egrang adalah untuk melintasi jarak tertentu dengan cara melompat menggunakan alat egrang tersebut. Permainan egrang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga melatih keterampilan motorik, keseimbangan, dan ketangkasan.

ADVERTISEMENT

Cara bermain

Pertama dengan mengenakan alat egrang pada kaki, biasanya satu di antara jari kaki dan satu lagi di belakang tumit. Kemudian pemain harus melangkah dan melompat dari satu langkah ke langkah lainnya menggunakan alat egrang tersebut, berusaha untuk tetap seimbang agar tidak terjatuh. Pemain harus mempertahankan keseimbangan dan koordinasi tubuh agar dapat berjalan atau melompat dengan baik di atas egrang.

2. Gobak Sodor

Pelajar Kulon Progo saat mengikuti festival permainan tradisional Gobak Sodor di Alun-alun Wates.Pelajar Kulon Progo saat mengikuti festival permainan tradisional Gobak Sodor di Alun-alun Wates. Foto: Dok Disdikpora Kulon Progo

Gobak sodor adalah permainan tradisional Indonesia yang sering dimainkan oleh anak-anak. Permainan ini melibatkan dua kelompok pemain atau lebih yang saling berhadapan. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau mendorong anggota tim lawan keluar dari area permainan.

Gobak sodor adalah permainan yang menyenangkan dan melibatkan banyak gerakan fisik, sehingga dapat membantu melatih keterampilan motorik dan membangun semangat kerjasama di antara anak-anak.

Cara bermain

Menyiapkan lapangan: Lapangan permainan biasanya berupa area terbuka yang cukup luas, seperti lapangan, halaman, atau pekarangan. Lapangan dibagi menjadi dua bagian, dengan garis tengah yang menjadi pembatas antara dua tim.

Pembagian kelompok: Para pemain dibagi menjadi dua kelompok yang seimbang jumlah anggotanya. Setiap kelompok berdiri di sisi lapangan masing-masing.

Permainan dimulai: Seorang wasit atau pemimpin permainan akan memberikan isyarat untuk memulai permainan. Tim-tim tersebut berusaha untuk mencetak gol atau mendorong anggota tim lawan keluar dari area permainan dengan cara berlari, menghindar, atau melompat.

Peraturan: Ada berbagai aturan yang dapat diterapkan dalam permainan ini, tergantung pada kesepakatan antara pemain. Misalnya, ada yang mengatur waktu permainan, jumlah gol yang harus dicetak untuk menentukan pemenang, atau aturan khusus saat bermain.

Tim yang mencetak gol atau memenangkan permainan dinyatakan sebagai pemenang. Permainan ini biasanya diulang beberapa kali, sehingga kedua tim memiliki kesempatan untuk bermain di kedua sisi lapangan.

3. Dakon

Ilustrasi permainan tradisional congklak, dakon, dhakon, dhakonan, dentuman lamban, Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang, Nogarata, Mancala.Ilustrasi permainan tradisional congklak, dakon, dhakon, dhakonan, dentuman lamban, Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang, Nogarata, Mancala. Foto: Ari Saputra

Dakon adalah permainan tradisional yang berasal dari Indonesia dan umumnya dimainkan di beberapa negara Asia Tenggara. Dakon adalah permainan yang menggabungkan strategi, perhitungan, dan keberuntungan.

Selain itu, permainan ini juga memiliki nilai sosial, karena dapat dimainkan dan dinikmati bersama-sama, memperkuat hubungan antara pemain, dan melestarikan budaya tradisional Indonesia.

Dakon dimainkan oleh dua pemain, menggunakan papan berbentuk persegi panjang dengan lubang-lubang kecil yang disusun dalam dua baris paralel. Setiap baris memiliki tujuh lubang kecil, kecuali dua lubang di ujung papan yang lebih besar, biasanya berbentuk setengah lingkaran.

Cara bermain

Permainan dakon dimulai dengan meletakkan sejumlah biji (biasanya berupa biji-bijian atau batu kecil) di setiap lubang kecil di papan, kecuali pada dua lubang besar di ujung. Setiap pemain memiliki tujuan untuk mengambil biji dari lubang di baris lawan dan memindahkannya ke lubang di baris miliknya.

Setiap pemain secara bergantian mengambil biji dari salah satu lubang di baris miliknya dan menyebar biji tersebut secara berurutan ke lubang berikutnya searah jarum jam. Jika pemain melewati lubang lawan yang berisi biji, mereka dapat "mengambil" biji tersebut, dan proses penyebaran biji berlanjut dari lubang tersebut.

Jika pemain terakhir menempatkan biji di lubang terakhir di baris miliknya yang kosong, mereka dapat melanjutkan giliran mereka dengan mengambil biji dari lubang apa pun di baris mereka. Namun, jika pemain terakhir menempatkan biji di lubang terakhir yang berisi biji, maka mereka "tutup" lubang tersebut, dan semua biji di lubang tersebut menjadi milik pemain tersebut.

Permainan berlanjut hingga salah satu pemain tidak memiliki biji lagi di baris mereka, atau tidak memiliki lubang yang kosong untuk ditempati. Pemain yang memiliki jumlah biji lebih banyak pada akhir permainan dinyatakan sebagai pemenang.

4. Kelereng

Main kelereng adalah permainan tradisional yang dimainkan dengan menggunakan kelereng atau bola kaca kecil sebagai objek permainan. Permainan ini seringkali dimainkan oleh anak-anak baik di pekarangan, halaman sekolah, atau jalanan.

Main kelereng bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga melibatkan aspek sosial dan interaksi antar anak-anak. Permainan ini mengajarkan tentang kerjasama, kompetisi, dan mengembangkan keterampilan motorik anak-anak.

Cara bermain

Para pemain akan menyiapkan kelereng-kelereng kecil yang telah mereka kumpulkan atau beli. Setiap pemain akan memiliki kelerengnya sendiri. Mereka akan berada di lingkungan yang datar atau dataran yang telah ditandai sebagai tempat bermain.

Salah satu pemain akan melempar kelerengnya ke tengah lingkungan yang telah ditentukan. Tugas para pemain lainnya adalah melemparkan kelereng mereka untuk mencoba mengenai kelereng yang ada di tengah. Jika berhasil, kelereng yang terkena akan menjadi milik pemain yang melempar. Proses ini akan terus berlanjut dengan bergantian hingga semua kelereng habis atau waktu permainan berakhir.

Selain cara utama bermain kelereng, terdapat variasi aturan yang dapat diterapkan dalam permainan ini. Misalnya, beberapa pemain mungkin menentukan jarak tertentu dari mana mereka harus melempar kelereng, atau ada aturan khusus tentang cara pemain lain dapat mencuri kelereng dari yang lain.

5. Petak Umpet

Boy (7-9) with hands covering eyes playing hide and seek in park, hiding from friends behind treeIlustrasi permainan petak umpet Foto: iStock

Permainan petak umpet adalah permainan tradisional yang populer di kalangan anak-anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Permainan ini sering dimainkan di luar ruangan, di halaman, taman, atau lingkungan yang cukup luas.

Permainan petak umpet adalah permainan yang melibatkan strategi, kreativitas, dan kelincahan. Permainan ini juga mempromosikan kerjasama antara anggota tim dalam mencari dan menyembunyikan dengan baik.

Cara bermain

Cara bermain petak umpet cukup sederhana, tetapi sangat seru dan menyenangkan. Permainan ini melibatkan dua tim atau lebih, dengan satu tim berperan sebagai "penyembunyi" dan tim lainnya berperan sebagai "pencari."

Menentukan batas area permainan: Sebelum memulai permainan, para pemain menentukan area permainan yang akan menjadi batas tempat bermain. Area ini dapat berupa halaman, taman, atau wilayah tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.

Penyembunyian: Anggota tim penyembunyi akan menghitung mundur (biasanya dari 10 atau 20) di tempat yang telah ditentukan sebagai "base" atau "rumah." Saat para penyembunyi menghitung mundur, para pencari harus bersembunyi di berbagai tempat di dalam area permainan.

Pencarian: Setelah selesai menghitung, para penyembunyi akan mencari para pencari di seluruh area permainan. Mereka berusaha untuk menemukan dan menangkap para pencari sebelum pencari berhasil kembali ke "base" atau "rumah."

Menyembunyikan kembali: Jika seorang penyembunyi menemukan dan menangkap seorang pencari, maka pencari tersebut akan menjadi penyembunyi di putaran berikutnya, dan permainan akan dilanjutkan.

Bergantian peran: Setelah satu putaran berakhir, peran antara penyembunyi dan pencari akan bergantian. Tim yang berhasil menemukan dan menangkap anggota tim lawan dengan cepat dan akurat dianggap sebagai pemenang.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads