Hari Jamu Nasional: Selamat Menikmati Si Pahit yang Penuh Khasiat!

Hari Jamu Nasional: Selamat Menikmati Si Pahit yang Penuh Khasiat!

Izzah Putri Jurianto - detikJatim
Sabtu, 27 Mei 2023 07:30 WIB
Potret Penjual Jamu Indonesia Masuk Majalah Vogue, Begini Ulasannya
Potret penjual jamu Indonesia/Foto: Instagram nyimaslaula via voguemagazine
Surabaya -

Siapa yang suka minum jamu? Jangan lupa untuk memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei 2023.

Sederet jamu yang populer seperti jamu beras kencur, temulawak, sinom, kunyit asam, kudu laos, pahitan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Rasa jamu tak selalu pahit, ada yang manis bahkan asam juga.

Manfaat jamu sangat banyak. Mulai dari menjaga daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, mencegah diabetes, hingga mengatasi pegal linu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari Jamu Nasional:

1. Sejarah Hari Jamu Nasional

Hari Jamu Nasional ditetapkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Mei 2008. Peresmian dilakukan pada acara Gelar Kebangkitan Jamu Indonesia dan Pembukaan Simposium Internasional Pertama Temulawak.

Penetapan Hari Jamu Nasional bertempat di Istana Negara, Jakarta. Itu dibuktikan dengan pidato sambutan presiden yang dimuat di website Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia.

ADVERTISEMENT

Waktu itu, SBY menyampaikan kepada segenap hadirin untuk bersama-sama memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada, untuk menjadikan jamu obat tradisional dan kosmetika alami sebagai komoditas unggulan bangsa.

Dengan begitu, dukungan dan modal yang besar dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu. Perlu ada keterlibatan dari para petani, perajin, usaha mikro, kecil, dan menengah agar visi membangkitkan eksistensi jamu dapat terwujud.

2. Sejarah Jamu di Indonesia

Kata jamu terbentuk dari dua kata Jawa Kuno, yakni djampi yang artinya penyembuhan, dan Oesodo yang berarti kesehatan. Mengutip website pemerintah Indonesia, walau tak memiliki sertifikat, jamu telah dikonsumsi turun-temurun karena dinilai berkhasiat.

Jamu menurun popularitasnya pada saat ilmu modern masuk ke Indonesia. Jamu kembali naik pamornya di tahun 1940-an.

Saat itu, ada Komite Jamu Indonesia yang memprakarsai penjualan jamu dengan memanfaatkan teknologi. Alhasil, jamu hadir dalam bentuk pil, tablet, dan bubuk instan.

Selanjutnya, perusahaan jamu semakin menjamur di tahun 1974 hingga 1990. Berkat pembinaan dan pemberian bantuan dari pemerintah, pelaku usaha jamu bisa meningkatkan kualitas produknya.

Di masa kini, jamu masih dipercaya sebagai minuman tradisional yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Sayangnya, eksistensi jamu semakin sulit ditemukan, tak seperti dulu ketika banyak 'bakul' jamu yang berjualan keliling.

3. Perayaan Hari Jamu Nasional di Jawa Timur

Untuk Hari Jamu Nasional, detikJatim menemukan beberapa perayaan di berbagai lembaga di Jawa Timur. Salah satunya adalah Herbal Festival (HERBAFEST) yang digelar Himpunan Mahasiswa Pengobat Tradisional (HIMA BATTRA) Fakultas Vokasi Universitas Airlangga pada 2022.

Kegiatan itu bertujuan untuk mengenalkan tradisi minum jamu. Acara digelar dengan kompetisi poster dan video Instagram.

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana Kabupaten Tuban juga pernah memeriahkan Hari Jamu Nasional. Dinas tersebut sosialisasi Program Bugar dengan Jamu (BUDE JAMU) pada 2021. Kegiatan tersebut dilakukan dengan minum jamu di pagi hari.

Tidak hanya menyasar orang-orang dewasa, perayaan Hari Jamu Nasional juga melibatkan anak-anak. Seperti yang diadakan tim Puskesmas Alun-Alun Gresik tahun lalu.

Mereka memilih Aula SD Yimi untuk mengenalkan berbagai jenis tanaman herbal dengan bentuk, rasa, dan warna yang berbeda. Selanjutnya, 50 botol jamu disajikan untuk diminum bersama-sama.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads