.webp)
Tarian estafet Barongan itu dimulai sejak Jumat (27/4/2023) pukul 17.00 WIB hingga Sabtu (29/4/2023). Tarian estafet barongan kucingan dan barongan Jaranan ditutup pawai barongan. Pawai barongan digelar dari depan Kantor Cabang BRI Blitar hingga depan Kantor Wali Kota Blitar di Jalan Merdeka.
Pantauan detikJatim di lokasi, ribuan warga Kota Blitar memadati sepanjang Jalan Merdeka demi menonton pawai barongan itu. Beberapa warga juga menyaksikan pawai barongan dari layar videotron di Kantor Wali Kota Blitar.
Wali Kota Blitar Santoso mengatakan bahwa perhelatan yang juga dikenal dengan Blitar Menari 2023 ini sekaligus untuk memperingati Hari Jadi ke-117 Kota Blitar.
Menurutnya, tarian estafet barongan itu bisa menjadi ruang gerak para seniman dan budayawan dalam mengekspresikan karya. Khususnya Tari Barongan Kucingan yang khas Kota Blitar.
"Acara Blitar Menari 2023 ini juga untuk memecahkan rekor MURI. Puluhan kelompok jaranan menari secara bergiliran selama 48 jam," katanya kepada awak media, Sabtu (29/4/2023).
Event Blitar Menari 2023 diharapkan menjadi bagian upaya mengusulkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk kesenian Barongan Kucingan. Tujuannya supaya kesenian tradisional Khas Kota Blitar itu tidak sampai dibajak atau diplagiat negara lain.
"Kesenian barongan kucingan ini juga harus dikenalkan di tingkat nasional, bahkan di tingkat internasional," terangnya.
Salah satu warga Kota Blitar Nanda Maratul (26) mengaku senang bisa melihat pawai barongan di depan Halaman Kantor Wali Kota Blitar secara gratis. Menurutnya, pawai barongan juga bisa menjadi ajang mengenalkan kesenian kepada anaknya.
"Ini sama anak-anak, supaya mereka kenal dan tahu dengan kesenian Kota Blitar. Termasuk dengan Barongan Kucingan ini," katanya.
Nanda menyebut pawai barongan juga menjadi hiburan terakhir anak-anak sebelum masuk ke sekolah. Sebab, libur lebaran akan segera berakhir. Anak - anak akan masuk sekolah pada Selasa (2/5/2023).
"Itung- itung libur lebaran terakhir diisi dengan kegiatan positif, supaya anak-anak tahu dengan budaya sendiri," ujarnya.
(dpe/iwd)
