Semarak! Itu kata yang pas untuk menggambarkan Festival Kupatan Tanjung Kodok, yang baru digelar kembali setelah 3 tahun libur karena pandemi.
Beragam bentuk dan olahan ketupat hadir di Festival Kupatan Tanjung Kodok. Puluhan gunungan ketupat dibawa peserta dalam pawai budaya, mulai dari Pelabuhan ASDP Paciran, melewati wisata Maharani Zoo and Goa (Mazoola) dan berakhir di Area Parkir Timur WBL Paciran. Ribuan pengunjung hadir dari berbagai penjuru kota mengikuti kenduri kupatan ini.
"Festival Kupatan Tanjung Kodok ini selain sebagai ajang silaturahmi, juga digelar untuk melestarikan budaya yang sejak dulu dilakukan oleh masyarakat Pantura Lamongan," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan Mohammad Nalikan saat melepas pawai budaya gunungan ketupat di Pelabuhan ASDP Paciran, Sabtu (29/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah festival ini kembali digelar setelah 3 tahun sempat vakum saat COVID-19 masih mewabah," imbuhnya.
![]() |
Tak hanya itu, ketupat yang tersedia dalam festival ini juga memiliki beragam jenis. Seperti kupat beras, kupat ikan, lepet yang terbuat dari ketan dan lainnya.
Bentuk dan rupanya juga bermacam-macam. Mulai dari bentuk kuda, ikan dan bentuk asli ketupat yang segi empat.
"Kupatan ini memiliki filosofi yang tinggi sehingga penting untuk ditularkan dan diketahui oleh generasi penerus, sebagai pembelajaran yang berharga. Kupat maknanya adalah ngaku lepat, manusia tempatnya salah, sehingga harus saling memaafkan dan guyub rukun," ujarnya.
Festival Kupatan ini, tambah Nalikan, telah diselenggarakan oleh Lamongan sejak 2016 dengan mengikutsertakan seluruh desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Paciran. Selain itu diikuti pula oleh para pegiat UMKM dan pelaku ekonomi kreatif yang ada di wilayah Pantura Lamongan. Usai pawai, ribuan ketupat yang dibentuk sedemikian rupa gunungan, menjadi rebutan ribuan warga yang datang ke acara ini.
"Semoga segala inovasi dan kreasi masyarakat dalam festival ini membawa berkah dan mampu mewujudkan Lamongan yang berkejayaan dan berkeadilan," imbuh Nalikan.
![]() |
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, Siti Rubikah mengungkapkan, Festival Kupatan Tanjung Kodok merupakan upaya untuk uri-uri budaya, yaitu tradisi peninggalan Sunan Sendang Dhuwur. Selain menampilkan pawai budaya, festival ini juga diisi dengan penampilan drama kolosal yang mengangkat kisah Sunan Sendang Dhuwur.
"Event ini telah terpilih menjadi salah satu kurasi event Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2023 ini," ungkap Rubikah.
Rubikah menyebutkan, ada serangkaian acara yang menyemarakkan festival ini. Di antaranya pawai budaya, kenduri kupatan di Pantai Tanjung Kodok, drama kolosal sejarah kupatan hingga rebutan 1.000 kupat gratis bagi para pengunjung.
"Alhamdulillah ada ribuan pengunjung yang hadir. Tak hanya masyarakat dari Lamongan sendiri, namun juga masyarakat yang berasal dari Tuban, Bojonegoro, Surabaya dan sekitarnya. Juga hadir ikut memeriahkan puluhan UMKM dari Kecamatan Paciran serta UMKM binaan dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Lamongan," pungkasnya.
(sun/iwd)