Selawatan Pinggir Kali, Tradisi Unik Warga Pacitan Sambut Ramadhan

Selawatan Pinggir Kali, Tradisi Unik Warga Pacitan Sambut Ramadhan

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Selasa, 21 Mar 2023 23:45 WIB
selawatan pacitan
Pria sepuh menggelar selawatan sebelum masuk Ramadhan (Foto: Purwo Sumodiharjo)
Pacitan - Ada tradisi unik di Pacitan menyambut datangnya Ramadhan. Warga menyebutnya 'Selawatan'. Yakni lantunan selawat dengan iringan alat musik tradisional 'Terbang'. Uniknya kegiatan kali ini digelar di pinggir sungai.

Usai salat Isya berjemaah di masjid, warga Desa Arjowinangun tak langsung pulang. Sebagian besar merupakan warga Dusun Pager dan Kauman. Dua wilayah yang berbatasan dengan Sungai Grindulu. Sungai terbesar di Kota 1001 Gua.

Mereka bergegas menuju tanggul sungai. Di antara taman yang belakangan populer sebagai objek wisata tampak tergelar tikar. Mereka lantas duduk melingkar. Suasana pun hangat dengan obrolan sehari-hari lengkap dengan cemilan khas 'ndeso'.

Di antara warga yang bercengkrama, ada beberapa orang mengenakan pakaian berbeda. Para pria sepuh itu berkostum atasan baju panjang motif lurik lengkap dengan ikat kepala khas Jawa. Adapun bawahannya berupa sarung.

Tidak itu saja, masing-masing memegang alat musik mirip tambur atau rebana. Yaitu lingkaran kayu berbentuk tabung dengan penutup kulit lembu. Warga menyebutnya 'Terbang'. Di banyak tempat instrumen ini sudah tergolong langka.

"Sumangga sami-sami kita waos selawat kairing tetabuhan terbang menika minangka mahargya wulan Ramadhan (Mari kita baca selawat diiringi musik terbang ini untuk menyambut bulan Ramadhan)," ucap tokoh bernama Wiyono (54) memulai acara, Selasa (21/3/2023) malam.

"Mugi-mugi kita sedaya pinaringan sehat lan saget nindakaken jejibahan ing wulan suci (Semoga kita semua sehat dan dapat menunaikan kewajiban di bulan suci," tambahnya diamini hadirin.

Keseluruhan prosesi selawatan berlangsung sekitar 1 jam. Warga dari beragam usia yang menyimak pun cukup khidmat. Sesekali mereka menggerak-gerakkan tangan seiring irama pukulan terbang yang terdengar rancak dan bersahutan.

Kepala Desa Arjowinangun Rahman Wijayanto mengaku bangga menyaksikan tradisi yang kental dengan nuansa islami masih terawat. Pemerintah desa, lanjut Wiwid, sapaan akrabnya, memang memberikan perhatian khusus pada pelestarian seni selawatan.

Dia pun menjelaskan alasan dilaksanakan gelaran tersebut di tepi sungai. Salah satunya untuk memperkenalkan taman 'Pacitan Waterfront City' destinasi wisata baru. Di sisi lain, bagi Wiwid sungai juga memiliki makna filosofis.

"Selain menjadi sumber kehidupan, air juga merupakan sarana untuk bersuci. Jadi harapan kita semua bahwa Ramadhan menjadi wahana untuk membersihkan diri dari dosa. Aamiin," tuturnya.

Pagelaran selawatan tersebut berlangsung sepanjang malam. Bahkan dijadwalkan hingga menjelang subuh. Kelompok musik terbang yang ikut serta pun cukup banyak. Mereka datang dari beberapa dusun di Arjowinangun serta komunitas seni dari luar wilayah.


(abq/iwd)


Hide Ads