Siapa Pencetus Nama Nahdlatul Ulama dan Pembuat Logonya?

Siapa Pencetus Nama Nahdlatul Ulama dan Pembuat Logonya?

Suki Nurhalim - detikJatim
Senin, 30 Jan 2023 11:45 WIB
Logo Nahdlatul Ulama (NU)
Logo atau lambang Nahdlatul Ulama (NU)/Foto: Dok. NU
Surabaya -

Nahdlatul Ulama (NU) akan merayakan hari lahir (harlah) pada 31 Januari 2023. Berikut ini pencetus nama Nahdlatul Ulama dan pembuat logonya?

NU didirikan di Jombang pada 31 Januari 1926. Perjuangkan kebebasan bermazhab melatarbelakangi berdirinya organisasi Kebangkitan Ulama tersebut.

Berdirinya NU diiringi perumusan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar) dan Kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah oleh KH Hasyim Asy'ari. Sang kiai merupakan pendiri sekaligus menjadi Rais Akbar NU.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nahdlatul Ulama (NU):

1. Tiga Kiai Jombang Pendiri NU

Mengutip artikel di situs resmi NU yang berjudul Alasan Tiga Kiai Jombang Disebut Pendiri Nahdlatul Ulama, disebutkan sederet kiai yang berperan di awal-awal berdiri NU.

Sementara tiga kiai Jombang yang biasa disebut sebagai pendiri Nahdlatul Ulama yakni KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Hasbullah dan KH Bisri Syansuri.

ADVERTISEMENT

Mengapa mereka bertiga? Karena mereka yang berperan banyak di awal pembentukan NU. Mereka juga pimpinan tertinggi NU waktu itu.

Kiai Asy'ari adalah pemimpin tertinggi pertama yakni rais akbar. Disusul rais aam kedua yakni Kiai Wahab dan rais aam ketiga, Kiai Bisri.

2. Pencetus Nama Nahdlatul Ulama dan Pembuat Lambangnya

Namun Ustaz Yusuf Suharto dalam bedah buku NU Penegak Panji Ahlussunnah wal Jamaah di kampus Institut KH Abdul Chalim (Ikhac) Mojokerto pada 7 April 2019 mengatakan, pendiri NU tidak hanya tiga kiai tersebut.

Menurutnya, Kiai Cholil Bangkalan juga disebut sebagai pendiri NU. Ia merupakan guru dari Kiai Asy'ari.

Kemudian ada Kiai Mas Alwi Abdul Aziz sebagai pencetus nama Nahdlatul Ulama. Sementara yang membuat lambang atau logo NU yakni Kiai Ridwan Abdullah.

Yang terakhir yakni Kiai Abdul Chalim. Ia merupakan Wakil Katib dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pertama kali.

3. Latar Belakang Berdirinya Nahdlatul Ulama

Pada suatu era, Raja Ibnu Saud ingin menerapkan asas tunggal yakni Mazhab Wahabi di Makkah, Arab Saudi. Selain itu, ia juga ingin menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam.

Sebab, banyak muslim dari seluruh dunia yang ziarah di peninggalan sejarah Islam tersebut. Sehingga dianggap bidah.

Kalangan pesantren di Tanah Air menentang rencana Raja Ibnu Saud. Waktu itu, kalangan pesantren membela keberagaman, menolak pembatasan mazhab dan penghancuran warisan peradaban.

Demi mempertahankan sikap tersebut, kalangan pesantren dikeluarkan dari keanggotaan Kongres Al Islam di Yogyakarta pada 1925. Dengan begitu, kalangan pesantren tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Muktamar Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Makkah.

Itu merupakan muktamar yang akan mengesahkan keputusan Raja Ibnu Saud yang ingin menerapkan asas tunggal yakni Mazhab Wahabi. Sehingga kalangan pesantren tak tinggal diam.

Kalangan pesantren membuat delegasi sendiri agar bisa ikut Kongres Islam Internasional. Nama delegasi tersebut Komite Hejaz. Ketuanya KH Wahab Hasbullah.

Alhasil, Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Keputusan tersebut buah dari penolakan kalangan pesantren dan umat Islam di banyak penjuru dunia. Maka dari itu hingga saat ini di Makkah bebas beribadah sesuai dengan mazhab masing-masing.

Itu menjadi peran pertama kalangan pesantren di level internasional. Kalangan pesantren berkontribusi dalam memperjuangkan kebebasan bermazhab. Termasuk turut menyelamatkan peninggalan sejarah dan peradaban.

Setelah itu, kalangan pesantren merasa perlu membentuk organisasi yang lebih sistematis. Itu sebagai upaya untuk mengantisipasi perkembangan zaman.

Sehingga muncul kesepakatan membentuk organisasi bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama). Organisasi tersebut berdiri pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926).




(sun/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads