Motif Majapahitan jadi salah satu ciri khas batik dari Kabupaten Mojokerto. Setiap motif mempunyai filosofi yang mendalam tentang kerajaan penguasa nusantara itu. Pewarnaannya pun secara alami.
Salah satunya batik tulis Rasu'an Lampahan milik Lina Desriana Pratiwi (40) di Desa/Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Sejak 2 tahun lalu, ibu 3 anak ini memadukan keahliannya sebagai desainer busana dengan kerajinan batik tulis.
"Basic saya desainer busana. Sejak batik ditetapkan menjadi warisan budaya Indonesia oleh Unsesco, saya tergerak ingin mengembangkan desain busana batik tulis," kata Lina kepada detikJatim di tempat usahanya, Rabu (28/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di galeri batik tulis Rasu'an Lampahan, Lina memberdayakan para penyandang disabilitas untuk memproduksi kain batik. Mulai tahap menggambar pola motif, mempertebal pola dengan canting dan lilin, sampai pewarnaan. Kain yang mereka gunakan jenis katun primisima.
"Saya pernah pakai sutra, tapi pelanggan tidak suka karena perawatannya merepotkan. Mereka suka kain katun primisima," terang Lina.
![]() |
Sejauh ini Lina mempunyai 25 motif batik tulis bertema Majapahit. Setiap motif mempunyai makna atau filosofi masing-masing. Sebagai contoh motif Sooko Projo Sawiji Tribuwana Tungga Dewi. Motif ini terinspirasi relief di situs purbakala Watu Ombo di Desa Klinterejo, Sooko.
Situs tersebut berupa candi yang dibangun pada masa pemerintahan Ratu Tribuwana Tungga Dewi 1328-1350 masehi. Ibu Raja Hayam Wuruk ini terkenal atas jasanya mempersatukan nusantara bersama Mahapatih Gajah Mada.
Perpaduan warna batik Tribuwana Tungga Dewi juga sarat makna. Yaitu warna emas melambangkan prestasi, kesuksesan, kemewahan, kemakmuran dan kehangatan. Warna hijau mempunyai pertalian dengan alam karena segar dan relaks sehingga mampu menghimpun energi positif. Sedangkan warna cokelat melambangkan kekuatan hidup.
"Motif Sooko Projo Sawiji ini terinpirasi Situs Watu Ombo. Awalnya saya buat khusus untuk Camat Sooko. Memang selama ini saya membuat motif dan desain busana sesuai profesi pemesannya atau custom," jelasnya.
Berikutnya motif Surya Majapahit dan Uang Gobog Majapahit. Motif batik tulis ini menggambarkan surya Majapahit yang diyakini sebagai lambang kerajaan dan mata uang sebagai alat tukar pada masa itu. Uang gobog resmi menjadi mata uang Majapahit pada abad ke-13.
![]() |
Yaitu untuk menggantikan uang kepeng yang sudah banyak dipalsukan. Motif kepingan uang gobog pada batik menggambarkan status sosial seseorang. Semakin banyak uang seseorang, menurut Lina maka status sosialnya lebih tinggi karena mempunyai kapital yang besar.
"Batik ini kami rancang sebagai pengingat bahwa uang menjadi bermanfaat jika pemiliknya mempunyai kesadaran sosial yang tinggi. Uang justru menjadi malapetaka bagi yang menghamba," cetusnya.
Kain batik bermotif Sooko Projo Sawiji, serta Surya Majapahit dan Uang Gobog Majapahit masing-masing ia banderol Rp 2,5 juta per potong. Setiap potong berukuran 300 x 115 cm. Selain motifnya yang khas dan filosofis, kain batik ini menggunakan pewarna alam. Yaitu memanfaatkan daun pandan, daun suji, secang, kunyit, serta ekstraksi daun strobilanthes cusia untuk mendapatkan zat warna alami indigo.
"Kalau pewarna kimia kami pakai neptol dan remasol. Harganya mulai Rp 600 ribu per potong," terangnya.
Lina selama ini memasarkan produknya dari mulut ke mulut, melalui Instagram miliknya @batik_tulis_rl, serta melalui event-event peragaan busana. Selain dari Mojokerto sendiri, pemesan datang dari Jakarta, Surabaya, Pemalang dan Jombang.
(fat/fat)