Sejarah Berdirinya Pondok Gontor

Sejarah Berdirinya Pondok Gontor

Charolin Pebrianti - detikJatim
Minggu, 11 Sep 2022 19:19 WIB
Pondok Modern Darussalam Gontor atau yang sering disebut Pondok Gontor merupakan pondok nomor satu di Indonesia. Sebab, pondok ini memiliki 20 cabang dan 33 ribu santri serta guru, yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pondok Modern Darussalam Gontor atau yang sering disebut Pondok Gontor/Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim
Ponorogo -

Pondok Modern Darussalam Gontor atau yang sering disebut Pondok Gontor merupakan pondok nomor satu di Indonesia. Sebab, pondok ini memiliki 20 cabang dan 33 ribu santri serta guru, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kapan Pondok Gontor berdiri?

Dikutip dari laman resmi Gontor, cerita dimulai dari Pondok Tegalsari, Kecamatan Jetis yang didirikan oleh Kiai Ageng Hasan Besari.

Di sini ada salah satu santri, Sulaiman Jamaluddin yang menonjol serta cucu Sultan Kasepuhan Cirebon. Sulaiman pun dinikahkan dengan putri Kiai Khalifah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari pernikahan itu, Kiai Sulaiman dan istri dipercaya mendirikan pesantren sendiri di Desa Gontor," tutur Jubir Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Noor Syahid kepada detikJatim, Minggu (11/9/2022).

Gontor merupakan sebuah tempat yang berada kurang lebih 3 km sebelah timur Tegalsari. Atau 11 km ke arah tenggara dari kota Ponorogo.

ADVERTISEMENT

Pada saat itu, Gontor masih merupakan kawasan hutan yang belum banyak didatangi orang. Bahkan, hutan itu dikenal sebagai tempat persembunyian para perampok, penjahat, penyamun dan pemabuk.

Dengan bekal awal 40 santri, Pondok Gontor yang didirikan oleh Kiai Sulaiman Jamaluddin terus berkembang dengan pesat. Khususnya ketika dipimpin oleh putra beliau yang bernama Kiai Anom Besari.

Ketika Kiai Anom Besari wafat, pondok diteruskan oleh generasi ketiga dari pendiri Gontor Lama dengan pimpinan Kiai Santoso Anom Besari.

Setelah perjalanan panjang tersebut, tiba masanya generasi keempat. Tiga dari tujuh putra-putri Kiai Santoso Anom Besari menuntut ilmu ke berbagai lembaga pendidikan dan pesantren. Kemudian kembali ke Gontor untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pondok Gontor. Mereka adalah KH Ahmad Sahal (1901-1977), KH Zainuddin Fanani (1908-1967) dan KH Imam Zarkasyi (1910-1985)

"Mereka memperbaharui sistem pendidikan di Gontor dan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada 20 September 1926, bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi," terang Noor.

Pada saat itu, jenjang pendidikan dasar dimulai dengan nama Tarbiyatul Athfal. Kemudian, pada 19 Desember 1936 yang bertepatan dengan 5 Syawwal 1355, didirikan Kulliyatu-l-Muallimin Al-Islamiyah. Yang program pendidikannya diselenggarakan selama enam tahun, setingkat dengan jenjang pendidikan menengah.

Dalam perjalanannya, sebuah perguruan tinggi bernama Perguruan Tinggi Darussalam (PTD) didirikan pada 17 November 1963 yang bertepatan dengan 1 Rajab 1383. Nama PTD ini kemudian berganti menjadi Institut Pendidikan Darussalam (IPD), yang selanjutnya berganti menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID).

Saat ini, ISID memiliki tiga Fakultas. Fakultas Tarbiyah dengan jurusan Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab.

Fakultas Ushuluddin dengan jurusan Perbandingan Agama dan Akidah serta Filsafat. Fakultas Syariah dengan jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum serta jurusan Manajemen Lembaga Keuangan Islam.

Sejak 1996, ISID telah memiliki kampus sendiri di Demangan, Siman, Ponorogo. "Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo saat ini dipimpin oleh KH Hasan Abdullah Sahal, Prof. Dr. KH Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. dan Drs. KH. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed," pungkas Noor.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ribuan Ikan Nila di Ponorogo Mati Mendadak gegara Gas Belerang"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads