30 Peribahasa yang Tak Asing di Kuping Tapi Kadang Lupa Artinya

30 Peribahasa yang Tak Asing di Kuping Tapi Kadang Lupa Artinya

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 25 Agu 2022 20:40 WIB
Mess on the desk. Open vintege books everywhere
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/photogl
Surabaya -

Peribahasa merupakan kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu. Itu seperti yang diterangkan dalam KBBI.

Dalam penjelasan kedua di KBBI, Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Bagi detikers yang masih duduk di bangku sekolah, Peribahasa sudah tak asing di telinga, walau jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Sebab, Peribahasa kerap diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Peribahasa dan artinya:

1. Kalah jadi abu, menang jadi arang (Pertengkaran tidak akan menguntungkan pihak mana pun)

2. Ada air, ada ikan (Di mana pun kita berada pasti ada rezeki)

ADVERTISEMENT

3. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga (Karena kejahatan atau kesalahan yang kecil, segala kebaikan yang telah diperbuat akan hilang)

4. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing (Bersama-sama dalam suka dan duka)

5. Besar periuk besar keraknya (Semakin banyak pendapatan, semakin banyak pula pengeluarannya)

6. Bagai mendapat durian runtuh (Mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka atau tidak dengan bersusah payah)

7. Tak ada gading yang retak (Tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya)

8. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari (Perilaku murid akan selalu mencontoh guru)

9. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading (Orang yang berjasa akan selalu dikenang meskipun telah tiada)

10. Sehari selembar benang, lama-lama menjadi sehelai kain (Pekerjaan sulit yang dikerjakan dengan penuh kesabaran, lama-lama akan berhasil juga)

11. Bagai pinang dibelah dua (Orang atau hal yang serupa, sulit dibedakan)

12. Ada udang di balik batu (Ada maksud lain di balik perilaku seseorang)

13. Tong kosong nyaring bunyinya (Yang fakir ilmu biasanya banyak bicara)

14. Sambil menyelam minum air (Menyelesaikan dua hal sekaligus)

15. Sudah jatuh tertimpa tangga (Diterpa masalah beruntun)

16. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga (Karakter anak menurun dari orang tuanya)

17. Bak kacang lupa kulitnya (Orang yang lupa asal-usulnya)

18. Pagar makan tanaman (0rang yang mencelakakan sesuatu yang seharusnya dia lindungi)

19. Bagai pungguk merindukan bulan (Berharap sesuatu yang sulit digapai)

20. Bagaikan air di daun talas (Orang yang tidak punya pendirian)

21. Besar pasak daripada tiang (Pengeluaran lebih besar daripada penghasilan)

22. Bagai musuh dalam selimut (Orang dekat berkhianat)

23. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing (Susah senang dijalani bersama)

24. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi (Adil dan berimbang)

25. Habis manis, sepah dibuang (Ditelantarkan saat dinilai sudah tidak berguna)

26. Malu bertanya, sesat di jalan (Sulit saat diterpa masalah karena ogah meminta pendapat orang lain)

27. Dikasih hati minta jantung (Tidak tahu diri. Dikasih sedikit, lalu meminta lebih banyak)

28. Menjilat air ludah sendiri (Mengingkari perkataannya sendiri)

29. Pucuk dicinta ulam pun tiba (Dapat yang lebih dari yang diharapkan)

30. Sedia payung sebelum hujan (Antisipasi sebelum musibah tiba)




(sun/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads