Gaung Warga Lamongan Desak Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' Diubah Liriknya

Gaung Warga Lamongan Desak Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' Diubah Liriknya

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 11 Agu 2022 11:03 WIB
Makam Ki Anggungboyo atau yang kini lebih dikenal sebagai makam Joko Tingkir merupakan peninggalan sejarah. Dari hasil kajian, peninggalan tersebut memang berbentuk makam.
Makam Joko Tingkir di Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Lagu bertajuk 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' yang sedang populer di masyarakat diprotes sejumlah tokoh di Lamongan. Penyebabnya, Joko Tingkir merupakan sosok ulama besar. Ia disebut sebagai guru para ulama di Nusantara. Selain itu, Joko Tingkir merupakan salah satu murid dari Raden Said alias Sunan Kalijaga.

Salah satu seniman Lamongan mengaku mendapat aduan tentang lagu itu dari warga dan juga pemuka agama. Mereka keberatan sosok Joko Tingkir diparodikan. Seniman itu adalah Narto Widodo. Narto merasa keberatan penggunaan nama Joko Tingkir dalam lirik lagu tersebut karena membuat gusar para pemuka agama.

"Banyak saran dan masukan, terutama dari para kiai dan juga warga yang masuk kepada saya terkait viralnya lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' ini, terutama dari para kiai yang keberatan nama Joko Tingkir diparodikan seperti dalam lagu tersebut," kata Narto kepada detikJatim, Rabu (10/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberatan para kiai tersebut, menurut Cak Narto, karena sosok Joko Tingkir dinilai telah direndahkan. Padahal Joko Tingkir merupakan tokoh ulama yang dihormati di Lamongan.

"Yang dipersoalkan para kiai itu adalah penggunaan kata Joko Tingkir dalam syair atau lirik lagu tersebut," ujar Cak Narto.

ADVERTISEMENT

Pria yang juga menjabat Pembina Insan Dangdut dan Entertainment Lamongan (Ideal) ini juga khawatir, bila tak menuruti petuah para kiai, hal ini bisa mengakibatkan kualat atau bala yang akan datang di kemudian hari. Ia juga meminta minta maaf jika sudah ada yang terlanjur menyanyikan lagu tersebut di Lamongan.

"Saya atas nama Seniman Lamongan memohon maaf bila sudah terlanjur menyanyikan lagu Joko Tingkir, karena ketidaktahuan kami atau kebodohan kami tentang tokoh seorang Joko Tingkir," tambah Cak Narto.

Tak hanya itu, Cak Narto menyebut, Joko Tingkir merupakan ulama dan wali. Joko Tingkir juga sosok yang dihormati di Lamongan.

"Memperhatikan saran masukan dari banyak kiai sepuh, demi menghormati dan bentuk takzim (Hormat) kita kepada Joko Tingkir selaku ulama atau wali," ujar Cak Narto.

Menurutnya, sebenarnya lagu tersebut tak ada masalah. Namun hanya pada penggunaan nama Joko Tingkir saja pada lirik lagu tersebut. "Yang dipersoalkan para kiai itu adalah penggunaan kata Joko Tingkir dalam syair atau lirik lagu tersebut," ujar Cak Narto.

Cak Narto juga mengimbau masyarakat tak menyanyikannya. Sebab lagu tersebut telah menggunakan sosok ulama yang dihormati di dalam liriknya.

"Memperhatikan saran dan masukan dari banyak kiai yang keberatan nama Joko Tingkir diparodikan, maka saya mengimbau pada seluruh artis dan seniman Lamongan untuk tidak menyanyikan lirik lagu tersebut sebagai bentuk takzim dan penghormatan kita kepada kiai dan juga sosok Joko Tingkir," kata Cak Narto.

Anggota DPRD juga memprotes lagu Joko Tingkir, di halaman selanjutnya!

Cak Narto mengatakan, jika memang masih ingin menyanyikan lagu tersebut, ia meminta agar lirik lagu tersebut diubah dengan menghilangkan nama 'Joko Tingkir'.

"Untuk aransemennya ini yang tetap kita pakai, tapi kata Joko Tingkir inilah yang kita ubah liriknya, karena yang membuat tersinggung para kiai ya karena liriknya ini," terang Cak Narto.

Cak Narto berpendapat dengan mengubah lirik lagu tersebut atau tidak menyanyikan lagu itu pun para seniman juga tidak akan kehilangan rezeki. Cak Narto juga meminta maaf apabila karena ketidaktahuannya terkait sejarah Joko Tingkir sehingga membuat gusar para kiai.

"Saya atas nama Seniman Lamongan memohon maaf bila sudah terlanjur menyanyikan lagu Joko Tingkir dan membuat para kiai gusar karena ketidaktahuan kami atau kebodohan kami tentang sosok Joko Tingkir," tandas Cak Narto.

Penolakan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' tak hanya datang dari seniman Lamongan. Tapi juga dari anggota DPRD setempat. Salah satunya, yakni Imam Fadli. Senada, ia juga keberatan dengan penggunaan nama Joko Tingkir. Sebab sosok Joko Tingkir adalah ulama dan raja besar yang dihormati.

Imam mengungkapkan Joko Tingkir tidak hanya dikenal oleh masyarakat Lamongan, tapi juga dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang menurunkan banyak orang alim di tanah Jawa.

"Almarhum Gus Dur pernah berkisah tentang sosok Joko Tingkir yang tidak hanya Raja Pajang dan menantu Sultan Trenggono tapi juga sosok yang banyak menurunkan ulama di tanah Jawa," kata Imam, Rabu (10/8/2022).

"Sosok Joko Tingkir ini menjadi salah satu tokoh yang dihormati kebesaran dan kehebatannya serta menjadi teladan bersama," imbuhnya.

Imam juga meminta agar lirik lagu yang menyebut nama Joko Tingkir dalam lagu tersebut diganti dengan lirik lain yang seirama tanpa mengubah aransemen lagu. Pengubahan lirik itupun, tandas Imam, tidak akan mengubah lagu secara keseluruhan.

"Jadi demi menghormati sosok Joko Tingkir, kami imbau untuk mengubah lirik lagu tersebut dengan yang masih seirama," ajaknya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan Siti Rubikah enggan berkomentar terkait lagu Joko Tingkir itu. Rubikah hanya mengatakan, petilasan Joko Tingkir memang ada di Lamongan, tepatnya di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran.

Petilasan Joko Tingkir, lanjut Rubikah, baru diketahui setelah almarhum Gus Dur pernah beberapa kali berziarah ke petilasan tersebut. "Kisah tentang petilasan Joko Tingkir ini pernah disampaikan oleh almarhum Gus Dur dan hingga sekarang petilasan inipun masih ramai dikunjungi," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)


Hide Ads