Cara Masyarakat Osing Peringati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia

Cara Masyarakat Osing Peringati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia

Ardian Fanani - detikJatim
Rabu, 10 Agu 2022 09:12 WIB
Masyarakat Adat Osing Peringati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia
Masyarakat Osing peringati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Masyarakat adat Osing Banyuwangi peringati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS). Tak hanya menampilkan kekayaan kesenian dan tradisi, masyarakat adat yang tergabung Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Osing Banyuwangi juga mendorong peran maksimal perempuan dalam pelestarian adat dan tradisi.

Acara ini digelar di Sekolah Adat Pesinauan, Desa Olehsari, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (9/8/2022) malam. Kegiatan diawali dengan tasyakuran, dilanjutkan dengan pembacaan Lontar Yusup dan gesah bareng lintas usia.

Berbagai penampilan kesenian oleh anak-anak hingga dewasa, seperti tarian padang ulan, pencak sumping, jaranan buto, dan Gandrung disuguhkan dalam acara ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua BPH Pengurus Daerah AMAN Osing Wiwin Indiarti mengatakan, HIMAS ini merupakan hari yang bersejarah untuk memperjuangkan eksistensi masyarakat adat sedunia.

"Masyarakat adat memiliki hak yang sama dengan masyarakat pada umumnya," katanya.

ADVERTISEMENT

Untuk tahun ini, lanjut Wiwin, HIMAS mengangkat tema peran perempuan adat dalam merawat dan mentransmisikan pengetahuan tradisional. "Peran perempuan adat bisa berkontribusi dalam kelangsungan pengetahuan tradisional," jelas Wiwin.

Menurutnya, pengetahuan tradisional bukan berarti lebih tertinggal dari pengetahuan modern, karena memiliki keunggulan masing-masing. Wiwin menilai, perempuan memiliki peran strategis dalam kelangsungan adat tradisi yang berkembang di masyarakat hingga saat ini.

"Salah satu contoh di Banyuwangi, perempuan memiliki peran dominan dalam masakan ritual. Kami juga sudah mendokumentasikan apa yang sudah dikaryakan oleh perempuan adat di Banyuwangi tentang pengetahuan Olahraga ujung Timur Jawa. Ini adalah laku spiritual dilakoni para perempuan bertugas memasak acara ritual adat berbasis Dusun dan Desa," tambahnya.

"Jika pengetahuannya tidak ditularkan ke generasi muda, maka keberlangsungan maupun makna masakan adat akan terancam hilang," tambah Wiwin.

Oleh karena itu, salah satu misi untuk memperjuangkan peran serta perempuan adat dalam merawat pengetahuan tradisional yakni tetap melibatkan perempuan di setiap kegiatan masyarakat adat.

Wiwin berharap, para perempuan ke depan semakin aktif dalam menularkan pengetahuan tradisionalnya terhadap generasi muda. Gunanya, tidak lain ialah untuk melestarikan warisan leluhur.

"Perempuan sering kali termajinalkan, padahal peran serta mereka sangatlah penting," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Menhub Bicara soal Karut Marut Manifes KMP Tunu Pratama"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)


Hide Ads