Pecut Samandiman Dipercaya Jadi Pusaka Raja Kelono Sewandono Ponorogo

Pecut Samandiman Dipercaya Jadi Pusaka Raja Kelono Sewandono Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikJatim
Kamis, 28 Jul 2022 11:50 WIB
Pecut Samandiman Dipercaya Jadi Pusaka Raja Kelono Sewandono
Pecut samandiman Ponorogo (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Pecut Samandiman merupakan pusaka dari Ponorogo. Pecut pusaka ini dimiliki Raja Klono Sewandono berupa cambuk yang memiliki kesaktian untuk mengalahkan lawannya.

Saat pembukaan Grebeg Suro 2022 pada Kamis (21/7) malam Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko melecut pecut samandiman sebagai simbol pembukaan.

Pecut ini berbentuk tongkat lurus dari rotan berhias jebug dari sayet warna merah diseling kuning sebanyak 5 atau 7 jebug. Pecut ini dipercaya sebagai pecut gaib karena memiliki kesaktian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pecut itu digerakkan, bisa menghancurkan gunung, meleburkan manusia dan hewan pun bisa mati," tutur tokoh dan sesepuh warok Ponorogo, H. Ahmad Tobroni atau yang biasa dipanggil Mbah Tobron kepada wartawan, Kamis (28/7/2022).

Menurutnya, cerita dari mulut ke mulut Raja Kelono Sewandono jatuh cinta dengan putri Kediri, Dewi Songgolangit. Dia sempat mengutus prajuritnya, Bujang Ganong, namun tidak berhasil.

ADVERTISEMENT

"Lalu Raja Kelono Sewandono datang ke Kediri melawan patih Kediri dengan pecut Samandiman," terang Tobron.

Tobron sendiri sebagai warga Ponorogo yang menghormati seluruh budaya berani mengakui pecut samandiman sebagai pusaka yang berarti dan luar biasa. Sebab, tidak hanya keindahannya saja namun karena kekuatan magis juga.

"Pecut samandiman punya kekuatan gaib bukan hanya keindahan saja. Warnanya juga merah kuning, merah kuning," ujarnya.

Pecut samandiman saat dilecutkan harus bisa mengeluarkan bunyi yang keras. Beratnya pun harus disesuaikan dengan penari.

"Panjangnya sekitar satu meter. Kalau lebih atau kurang tidak pas," tukas Tobron.

Pesta rakyat Grebeg Suro mulai tanggal 21 Juli hingga 11 Agustus. Ada 52 kegiatan yang akan disuguhkan kepada masyarakat. Mulai dari kirab lintas sejarah dan jamasan pusaka, lomba karawitan, lomba pacuan kuda, lomba macapat, Larungan Telaga Ngebel, dan yang pasti adalah Festival Reog Mini XXVIII dan Festival Reog Nasional XXVII.




(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads