Seniman ludruk asal Jombang Mukadi meninggal saat pentas di Tanggulangin, Sidoarjo. Seniman kelahiran 1967 yang akrab disapa Cak Mukadi itu sosok humoris dan penyemangat di mata sahabat dan keluarganya.
Suasana duka masih menyelimuti kediaman Cak Mukadi di Dusun Kunden gang 2, Desa Kedungdowo, Ploso, Jombang. Sejumlah kerabat hingga sahabat tampak melayat di rumah sederhana sang seniman ludruk.
Obrolan di rumah duka itu tak lepas dari sosok Cak Mukadi yang humoris, supel, dan pengayom. Seperti diceritakan Pimpinan Ludruk Delta Wijaya Mustakim.
Dalam kenangan Mustakim, Cak Mukadi adalah sosok sahabat yang baik dan tidak pernah menyakiti sesama seniman. Meski baru bergabung 2 tahun di Delta Wijaya, Cak Mukadi kerap memotivasi seniman lain.
"Mukadi teman yang baik, tidak pernah menyakiti. Dia mengutamakan kebersamaan dan kerukunan," kata Mustakim kepada wartawan di rumah duka, Senin (25/7/2022).
Mukadi memegang peranan penting Grup Ludruk Delta Wijaya. Ia menjadi Penari Remo yang dipentaskan di pertengahan pertunjukan ludruk.
Tari Remo Kreasi Bolet menjadi ciri khas Cak Mukadi saat pentas. Karena keterampilan Cak Mukadi itulah, Mustakim merasa cocok.
"Paling utama itu tari remo. Kalau buat saya sebagai pimpinan ludruk, saya menilainya cocok. Dia itu bagus dan punya cara agar Ludruk Delta Wijaya menjadi baik," katanya.
Sayangnya, pertunjukan ludruk di Tanggulangin, Sidoarjo Sabtu (23/7) pukul 23.00 WIB jadi pentas terakhir Cak Mukadi. Di atas panggung, bapak dua anak itu mendadak tumbang dan meninggal karena serangan jantung.
Pribadi Cak Mukadi yang bersahabat juga menjadi kenangan tersendiri bagi pemain ludruk Delta Wijaya lainnya. Salah satunya Yhoni Sugianto (29).
Cak Mukadi di mata keluarga. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)