Sejarah Panjang Reog, Simbol Satire Hingga Pertarungan 2 Kerajaan

Sejarah Panjang Reog, Simbol Satire Hingga Pertarungan 2 Kerajaan

Charolin Pebrianti - detikJatim
Rabu, 13 Apr 2022 12:34 WIB
Reog Ponorogo
Reog Ponorogo. Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo -

Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional yang mempunyai sejarah panjang di Indonesia. Para seniman terdahulu maupun anak keturunannya banyak tersebar di beberapa tempat, bahkan hingga sampai mancanegara. Maka tak heran jika reog sering menjadi rebutan kebudayaan asli milik siapa.

Pentas seni yang punya tokoh-tokoh mulai jathil, warok, barongan, dadak merak, hingga bujang ganong ini memiliki arti simbol satire yang dibuat oleh Ki Ageng Kutu. Reog diciptakan untuk menyindir Raja Brawijaya V yang tunduk kepada permaisurinya, Putri Champa.

Saat itu, Raja Brawijaya disimbolkan sebagai kepala harimau. Sedangkan burung merak cantik yang menunggangi kepala harimau adalah simbol sang permaisuri, Putri Champa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi apapun yang diputuskan negara oleh Raja Brawijaya harus atas seizin permaisurinya, putri Champa," terang penggiat seni budaya, Sudirman kepada detikJatim, Rabu (13/4/2022).

Sudirman menambahkan, awalnya reog memang simbol satire. Kemudian reog semakin berkembang dan muncul banyak versi soal asal muasalnya.

ADVERTISEMENT

"Hingga saat ini perkembangan Reog semakin beragam, termasuk soal sejarah Reog," papar Dirman.

Mengutip dari buku Mengenal Kesenian Nasional 5 Reog karya Kustopo, awal mulanya Reog Ponorogo merupakan cerita tentang raja dari Kerajaan Bantarangin yang sekarang dikenal sebagai kota Ponorogo. Raja tersebut bernama Kelana Suwandana.

Ia berniat melamar putri Kerajaan Kediri yang bernama Dewi Ragil Kuning yang dijuluki Putri Sanggalangit. Namun, saat di perjalanan ia dicegat oleh Raja Kediri bernama Singabarong. Singabarong datang dengan membawa bala tentaranya yang terdiri dari burung dan singa.

Reog PonorogoIlustrasi reog. (D0k.Dinas Pariwisata Ponorogo) Foto: (dok. Dinas Pariwisata Ponorogo)

Sedangkan Raja Kelana dan Wakilnya, Bujanganom dikawal oleh warok. Warok merupakan pengawal raja yang memiliki kekuatan ilmu hitam yang mampu mematikan lawan-lawannya.

Kemudian terjadi perang tanding antara kedua kerajaan. Kedua kubu memiliki kekuatan yang besar, sehingga pertarungan terjadi beberapa hari dan tidak ada yang menang maupun kalah. Mereka akhirnya berdamai karena kekuatannya habis.

Akhirnya Raja Kediri menerima lamaran Raja Bantarangin yang ingin meminang putrinya. Pada saat kedua mempelai menikah, pasukan merak dan singa, serta warok mengadakan atraksi sebagai sebuah tontonan.

Selanjutnya perang-perangan antara merak dan singa melawan warok dijadikan sebuah pertunjukan tarian bernama reog. Tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin.

"Saat ini kesenian reog mendunia, perkembangannya secara kuantitas melebar dan menyebar. Artinya, diterima masyarakat manapun," pungkas Dirman.




(hse/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads